PART 1

1.7K 171 349
                                    

Ini merupakan kisah seorang gadis bernama Azanna Arshavina Kaia yang kerap disapa Zanna.

Zanna merupakan mahasiswi sastra Indonesia semester tiga Universitas Bintang Airlangga, gadis 18 tahun ini memang menyukai dunia kepenulisan, ia juga sering membuat karya sastra seperti cerpen, novel, puisi, dan monolog. Selain itu, Zanna juga gemar membaca buku, mulai dari buku linguistik, filsafat, dan yang paling disukainya adalah novel.

Bagi Zanna fakultas Sastra Indonesia sangat seru, terlebih Zanna memang berkeinginan mengembangkan kemampuan dibidang public speaking, ia juga mempunyai keinginan menjadi seorang penyiar atau bahkan MC di suatu acara formal.

Semester 3 ini kuliah masih terasa santai dan menyenangkan, semua mata kuliah terasa mudah dijalani tanpa beban, meskipun kakak tingkat berkata semua akan terasa berat jika sudah memasuki semester 4 ke atas, Zanna tidak terlalu ambil pusing soal itu, terlebih semua tergantung sejauh mana kita memahami materi agar tidak terbebani ke depannya.

Saat ini Zanna sedang duduk di kelas seraya membaca buku filsafat ditemani earphone yang sudah terpasang dikedua telinganya.

"Hi Zan," sapa seorang Pria berbadan tinggi kepada Zanna, namun Zanna tak menghiraukan sapaan itu, ia masih tetap fokus dengan buku bacaannya tanpa menoleh sedikit pun.

"Sibuk banget kayanya sampe ga denger," kata cowok itu yang kini sudah duduk di samping Zanna.

Namun Zanna tak juga menoleh ke arahnya, cowok itu nekat melepas earphone dari kedua telinga Zanna membuatnya mendecak kesal lalu berjalan meninggalkan cowok itu.

"Lo marah sama gua?" Tanyanya berusaha menyamakan langkahnya dengan Zanna.

"Gua udah gak ada urusan lagi sama lo ya Dan, permisi," jawab Zanna meninggalkan Adan seorang diri di ruang kelas.

Rahdan merupakan teman kelas Zanna, pria itu biasa dipanggil Adan. Fyi, semester 1 mereka sempat dekat dan saling memberikan perhatian, bahkan teman di kelas mengira bahwa mereka sudah menjalin hubungan spesial. Namun, ada hal yang membuat Zanna pada akhirnya memilih mundur dan menjauhi Adan.

Adan diam membeku lalu berpikir sejenak, pria itu merasa tidak pernah melakukan kesalahan besar kepada Zanna, tetapi melihat sikap Zanna berubah dingin padanya membuat Adan mengingat kembali apa yang menjadi penyebab perubahan Zanna.

Adan berjalan keluar kelas menuju kantin saat mengetahui bahwa teman kelasnya sudah berkumpul di sana. Seperti biasa jika mereka sedang nongkrong di kantin pasti grup kelas menjadi ramai seperti pasar, dipenuhi celotehan bahkan stiker-stiker aneh.

"Darimana aja lo bro?" Tanya salah satu temannya yang bernama Rey.

Di kantin sudah ada beberapa teman mereka lainnya, yang perempuan hanya ada Zanna dan Nava.

Seketika suasana tak seramai hari biasanya, suasana berubah hening selama beberapa saat, Nava menyenggol lengan Zanna memberi kode bahwa ada seseorang yang baru saja datang, yaitu Adan.

Namun, Zanna tetap meluruskan pandangannya pada gadget tanpa mempedulikan siapa yang baru datang.

"Gua kira tadi lo ke sini sama Zanna, tadi Zanna juga dari kelas kan," kata Rey membuat Zanna menggerutu dalam hati, moodnya seketika berubah turun, ia masih fokus menatap layar gadgetnya tak mempedulikan Rey yang kini sudah melirik ke arahnya.

"Lo kenapa Zan kok gua perhatiin diem terus? Biasanya juga banyak omong," celetuk Wafiq yang juga merupakan teman satu kelasnya.

Belakangan ini, Zanna memang jarang ikut kumpul bersama teman kelasnya, entah karena alasan sibuk membantu Bunda di rumah dan alasan lainnya, namun kenyataan yang terjadi Zanna hanya mencari alasan untuk menghindari lelaki bernama Adan, menghilangkan perasaan yang dulu pernah ada untuk Pria itu, dipikir-pikir sangat memalukan.

SCARS [SELESAI] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang