Seminggu telah berlalu, Zanna senang karena bisa kembali beraktivitas seperti biasa, ia juga kini bebas pergi keluar bersama temannya tanpa larangan dari Bunda karena sudah sembuh dari sakitnya, kali ini Zanna berencana pergi ke toko buku bersama Nava dan Clara.
Sudah cukup lama Zanna tidak membeli buku untuk dikoleksi membuat otak Zanna kosong haus akan buku bacaan. Biasanya seminggu sekali Zanna pasti membeli buku baru entah itu novel maupun buku yang berbau sastra, Zanna sampai memiliki perpustakaan sendiri di rumahnya yang berisi rentetan buku dengan berbagai genre.
Nava menjemput Clara terlebih dahulu setelah itu Zanna, karena hari ini Nava memang sengaja membawa mobil pribadinya, setelah sekian lama Zanna menunggu akhirnya mobil Nava berhenti tepat di depan gang rumah Zanna.
"Lo beneran udah sembuh kan Zan?" Tanya Nava ketika Zanna baru saja masuk ke dalam mobil. Zanna duduk dibagian belakang karena memang tempat ternyaman bagi Zanna yaitu duduk dibagian belakang, rasanya jauh lebih leluasa dan luas.
"Dua hari juga udah sembuh, lo pikir gua sakit apa sampai berhari-hari," jawab Zanna.
Nava yang tengah fokus menyetir mengalihkan pandangannya ke kaca depan melirik Zanna, dilihatnya Zanna tengah begitu fokus dengan gadgetnya seraya senyum-senyum sendiri. Mungkin sakitnya sudah sembuh tetapi tidak dengan kewarasan otak Zanna.
"Liat Clar, temen lo gila tuh daritadi senyum-senyum sama hp," cibir Nava membuat Zanna seketika menoleh ke depan lalu melemparkan tatapan tajamnya.
"Btw Zan, gua kaget lho pas Kak Rega crush lo itu tiba-tiba dateng ke kelas nyariin lo," sahut Clara dengan wajah excited. Zanna pun hanya tertawa kecil saat mendengarnya.
"Kan udah gua bilang bestie, jangankan Kak Rega, semua Kating di kampus juga bisa gua luluhin," ucap Zanna menyombongkan diri. Nava dan Clara sontak mendesis pelan secara bersamaan.
"Tapi gua akuin lo emang keren sih," lanjut Clara seraya mengacungkan kedua jempolnya ke arah Zanna.
"Sekarang gua percaya kalo usaha gak akan pernah ngehianatin hasil," ucap Zanna.
"Gimana ceritanya lo bisa deket sama Kak Rega, lo aja kan sakit lama banget sampe izin ngampus seminggu lebih?"
"Ceritanya panjang, siapin telinga lo buat dengerin semuanya." Keduanya mengangguk, Zanna menarik napas perlahan lalu membuangnya sebelum ia mulai bercerita.
"Lo inget kan hari dimana kita diskusi tentang analisis novel, yang tiba-tiba gua dapet telepon terus buru-buru pergi dianterin sama Rey?" Tanya Zanna yang sudah mencondongkan tubuhnya ke depan, agar suaranya dapat terdengar jelas oleh mereka.
Keduanya mengangguk kompak seraya mengingat-ingat hari itu, mereka pun mengingat semuanya dengan jelas.
"Itu gua dapet telepon dari Kak Rega, gua disuruh ke rumah sakit, dan lo berdua tau siapa yang sakit?" Tanya Zanna malah balik bertanya kepada keduanya, mereka semakin dibuat penasaran oleh kelanjutan cerita Zanna.
Clara memutar kepalanya menoleh ke arah belakang seraya mengangkat sebelah alisnya menunggu kelanjutan kalimat selanjutnya, sedangkan Nava masih mendengarkan sambil fokus menyetir mobilnya.
"Abian yang masuk IGD dan itu jadi hari terburuk buat gua, belum usai rasa kesel gua ke Ayah, saat itu juga gua dikabarin kalau Abian masuk IGD bahkan kondisinya buruk, gak sadarkan diri," lanjut Zanna. Nava dan Clara terdiam meresapi ucapan Zanna.
"Lho kok bisa gitu dah?" Tanya Nava mulai menanggapi cerita dari Zanna.
"Iya, ternyata Rega itu Kakak kandung Abian bestie! Gimana gak kaget gua saat itu!" Seru Zanna begitu excited dengan raut wajah serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCARS [SELESAI] ✅
عاطفيةIni adalah kisah seorang gadis yang hidup penuh pengorbanan yang tak mudah, bahkan ia kerap kali jatuh dan terluka, tetapi ia dipaksa bangkit dan kuat oleh harapan, dikuatkan oleh impian yang belum secara utuh berada digenggamnya, berdiri tegak mela...