PART 46

146 29 135
                                    

Seharian penuh Zanna terus mengurung diri dirinya di kamar setelah kembali dari rumah Rega, energinya seakan ikut menghilang, sudah tak ada semangat untuk menjalankan aktivitas apapun, Zanna sangat mencintai Rega, untuk mendapatkan hatinya Zanna perlu perjuangan yang tidak mudah, lalu dengan secepat kilat apa yang ia bangun dihancurkan begitu saja oleh orang lain.

Zanna berjongkok di bawah kasur seraya memeluk lututnya seperti orang yang sedang kedinginan, ia hanya bisa menangis dan menangis sudah pasrah dengan alur percintaannya.

Mengingat ucapan Rega membuat hati Zanna semakin sesak, bahkan kenangan yang mereka buat terlalu manis untuk dilupakan, apakah hubungan mereka akan benar-benar berakhir? Sesingkat itukah mereka menjalin hubungan baru?

"Zanna gak mau kehilangan dia, Zanna sayang banget sama dia, Zanna bahkan cinta, persetan sama orang yang terus ganggu hubungan kita," tutur Zanna seraya memukul kakinya berkali-kali merasa sangat kesal.

Ditengah tangisnya yang semakin memecah Zanna merasakan dadanya mulai terasa nyeri dan kepalanya sangat sakit, Zanna menumpu kepalanya yang semakin terasa sakit, semua yang ada di ruangan ini seakan berputar-putar yang semakin lama membuat pandangannya buram.

"Zanna sayang, buka Nak pintunya," kata Bunda seraya mengetuk pintu kamar Zanna.

"Kamu tidur ya Nak?" Tanya Bunda memastikan, Bunda memutar kenop pintu yang ternyata tidak dikunci, Bunda masuk dan betapa terkejutnya Bunda ketika melihat Zanna sudah tergeletak dilantai dengan bibir pucat.

Bunda segera membopong tubuh Zanna sampai ke dalam mobil, ia langsung bergegas ke rumah sakit karena takut terjadi apa-apa dengan Putrinya, sepanjang perjalanan Bunda terus menangis.

"Kamu bertahan ya Nak," gumam Bunda seraya melihat ke arah Zanna.

Bunda semakin mempercepat laju mobilnya agar bisa segera sampai.

Sesampainya di depan instalasi gawat darurat, beberapa suster langsung membantu Bunda membawa Zanna masuk ke dalam ruangan dengan menggunakan brankar, agar Zanna segera mendapatkan penanganan.

Bunda ikut mendorong brankar menuju ruangan seraya menangis dan berdoa dalam hati agar tidak ada hal buruk yang terjadi pada Putrinya, jantung Bunda seakan ikut berdetak lebih cepat.

"Ibu bisa tunggu di luar ya, kami akan melakukan penanganan kepada pasien," kata salah satu suster lalu menutup pintu ruangan, Bunda terus berdoa memohon keselamatan Zanna, ia duduk di ruang tunggu lalu berusaha menghubungi teman Zanna.

****

Alvaro Yudhatama Winata, Pria itu saat ini sudah berada ditaman kampus menunggu kehadiran seseorang yang akan ditemuinya.

Yang ditunggu pun akhirnya tiba, ia adalah Ratu, kini Ratu melemparkan senyum manisnya ke arah Yuda, namun tatapan Yuda tidak sehangat biasanya, kali ini Yuda menatap Ratu dengan tatapan datar.

"Tumben Pak ngajak saya ketemu di sini, ada apaan nih?" Tanya Ratu.

"Gak usah basa-basi lagi," jawab Yuda alias Pak Al.

"Yaudah mau ngomongin apa? Apa mau kasih berita bagus, tapi saya udah tau duluan sih soal itu," cerocos Ratu seraya tersenyum senang.

Berbeda dengan Yuda yang masih setia dengan wajah datarnya, ada hal yang terus mengganjal dalam hatinya.

"Gak ada berita bagus, yang ada semuanya malah memperburuk keadaan, dan itu semua karena rencana jahat kamu," tuding Yuda.

Ratu mengernyitkan dahinya merasa heran, senyumnya perlahan memudar berubah menjadi raut bingung.

SCARS [SELESAI] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang