Langit pagi ini tidak secerah hari kemarin, sejak subuh hujan turun secara terus-menerus membuat jalanan ibu kota basah dan banyak genangan air, cuaca pagi ini menjadi sangat dingin, terlebih ketika Zanna membuka jendela rumahnya ia langsung disambut oleh hembusan angin pagi yang seakan masuk menusuk sampai ke tulangnya.
Zanna meregangkan tubuhnya, beberapa kali ia menguap karena masih merasakan kantuk, tetapi dengan cepat Zanna melawan rasa malas dan kantuknya. Ini adalah hari pertama Zanna menghadapi UAS, hari dimana otak Zanna dituntut untuk berpikir keras, jadi Zanna harus mempersiapkan diri dan tetap fokus.
Zanna sudah rapih dengan pakaiannya, tidak lupa Zanna memakai jaket coklat muda yang sudah disiapkan oleh Bunda, ia menuju depan kompleks dengan berjalan kaki, lalu menunggu angkot di depan halte bus. Sebenarnya cuaca dingin seperti ini lebih cocok dipakai untuk tidur, sayang sekali Zanna tidak bisa menikmati tidurnya saat ini.
Waktu menunjukkan pukul 6 pagi kini Zanna sudah berada diangkot untuk berangkat ke kampus, Zanna harus menempuh jarak yang cukup jauh untuk sampai ke kampusnya, bahkan Zanna perlu menaiki empat angkot agar bisa sampai ke sana.
Baguslah jalanan pagi ini lancar dan tenang, karena biasanya jalanan ibu kota selalu padat dipenuhi kendaraan dan debu, berbeda pada pagi hari ini udara terasa sangat menyejukkan, aroma khas tanah pun tercium di indera penciuman Zanna.
Ketika sampai Zanna berjalan menuju kelasnya, ternyata hanya dalam waktu 40 menit ia sudah bisa sampai, biasanya satu jam lebih Zanna baru sampai jika jalanan sedang macet.
Kelas masih sepi hanya ada empat orang yang sudah tiba di sana, Zanna membuka modul pengantar kesusastraan untuk dibaca, sejak semalam Zanna tidak benar-benar fokus belajar karena masalahnya dengan Abian, tidak ingin dipikirkan tetapi perasaannya seperti masih ada yang mengganjal.
Zanna mencoba fokus membaca modulnya, ia punya tekad kuat untuk mendapatkan IPK tertinggi pada semester ini, rasanya Zanna tidak ingin mengecewakan Bundanya yang sudah berjuang banting tulang untuk pendidikan Zanna, perjuangan Zanna untuk memasuki dunia perkuliahan tidaklah mudah, ada kisah dibalik itu.
Zanna sontak melirik gadgetnya ketika suara notif terdengar begitu nyaring, Zanna lupa menurunkan volume nada deringnya, ia pun mengambil gadgetnya lalu membuka WhatsApp untuk melihat chat masuk.
"AAAAAAA YAAMPUN MIMPI APA GUE SEMALEM," teriak Zanna histeris saat melihat isi pesan dari seseorang, siapa lagi kalau bukan Rega. Pria itu selalu berhasil membuatnya histeris. Pesan singkat dari Rega mampu membuat jantung Zanna tak karuan.
Beberapa temannya yang sedang fokus belajar sampai menatap Zanna heran, pasalnya sejak tadi Zanna duduk tanpa bersuara sedikitpun, tetapi tiba-tiba saja berteriak, membuat temannya bingung dengan tingkah Zanna yang sulit ditebak.
"Temui gua ditaman jam 14:00,"
Hanya pesan singkat itu, tetapi pengaruhnya sangat besar bagi Zanna dan tidak aman untuk keselamatan jantungnya, mau pingsan Zanna jadinya!
****
Zanna sudah melewati 3 mata kuliah siang hari ini, sekarang sudah jam 14.05, Zanna pun bergegas untuk menemui Rega di taman, gadis itu sempat melirik jam tangannya, ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 14.10, selama itu Zanna berjalan untuk sampai ke taman.
Zanna langsung menghampiri Pria yang mau ditemuinya siang ini, Pria itu langsung menyadari kedatangan Zanna sehingga ia berhenti menatap layar gadgetnya dan kini beralih menatap Zanna, wajahnya masih tetap saja datar tanpa ekspresi.
"Gua bilang jam 14.00 udah disini, bukan jam 14.00 baru jalan," ucap Pria itu datar.
"Maaf, kan tadi kena macet dijalan," jawab Zanna seraya terkekeh pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCARS [SELESAI] ✅
RomanceIni adalah kisah seorang gadis yang hidup penuh pengorbanan yang tak mudah, bahkan ia kerap kali jatuh dan terluka, tetapi ia dipaksa bangkit dan kuat oleh harapan, dikuatkan oleh impian yang belum secara utuh berada digenggamnya, berdiri tegak mela...