PART 18

168 69 81
                                    

Keesokan harinya Zanna masih terbaring dikasur, ketika ia hendak membuka mata seketika saja kepalanya terasa pusing, matanya mulai berkunang-kunang dan badannya terasa lemas, padahal hari ini merupakan jadwal Zanna masuk ke kampus dan ada buku yang harus Zanna berikan pada Nava, namun sepertinya Zanna tidak kuat untuk berangkat ke kampusnya.

"Zanna sayang," panggil Bunda seraya mengetuk pintu kamar Zanna, ketika tak ada jawaban apapun Bunda pun langsung masuk ke kamar Zanna yang ternyata tidak dikunci.

"Bangun yuk Nak, kamu ada kelas kan hari ini?" Zanna belum menyahuti, tubuh gadis itu menggigil dan lemah.

Bunda mendekat lalu duduk dipinggir kasur lalu mengelus lembut pipi Zanna untuk membangunkannya.

"Ya Allah, badan kamu panas Nak," ucap Bunda ketika merasakan suhu tubuh Zanna tidak seperti biasanya.

Bunda langsung mengambil termometer untuk mengukur suhu tubuh Putrinya, suhunya sudah  mencapai angka 39°, Bunda seketika panik melihat suhu tubuh Zanna yang semakin meninggi.

"Sebentar Nak, Bunda kompres dulu," kata Bunda berjalan keluar, tak lama Bunda datang membawa kompresan ditangannya, ia langsung meletakkan kompresan yang sudah diperas itu ke kening Zanna, Bunda semakin panik ketika Zanna mulai meracau tak jelas.

"Kak Rega,"

"Kak,"

"Dimana Kak?"

"Kak Rega,"

Racau Zanna semakin kencang, nama itu yang terus Zanna sebut, tanpa berpikir panjang Bunda langsung menghubungi Rega, memerintahkan Pria itu untuk segera datang.

"Sabar ya Nak, sebentar lagi Mas Rega pasti datang," ucap Bunda seraya mengusap pipi Zanna lalu tersenyum getir. Sungguh Bunda tidak tega melihat Putrinya terbaring sakit, bahkan Bunda selalu menjaga Zanna dan sebisa mungkin tak ingin melihat Zanna terjatuh meski kenyataannya hidup Zanna sudah menyedihkan  sejak kecil.

Suara motor terdengar dari depan rumah, dapat dipastikan itu adalah Rega, Bunda dengan cepat membuka pintu mempersilahkan Rega untuk segera masuk menemui Zanna.

Perlahan Rega membuka pintu kamar Zanna, berjalan masuk untuk melihat kondisi gadis itu, Rega sempat diam lalu duduk dipinggir kasur Zanna mengusap pipi Zanna seraya tersenyum, suhu tubuh Zanna ternyata masih panas.

"Zanna, lo baik-baik aja kan?" Tanya Rega, namun sesaat kemudian ia kembali tersadar dan merutuki pertanyaannya yang dirasa terlalu bodoh, bagaimana bisa dikatakan baik-baik saja jika saat ini Zanna sedang terbaring sakit.

"Sorry salah nanya Zan," ucapnya lagi namun mata Zanna masih terpejam, bibirnya pucat, kantung mata Zanna semakin terlihat menghitam karena beberapa hari belakangan kurang tidur.

Bunda datang membawakan teh manis hangat untuk Zanna dan jus jeruk untuk Rega meletakkannya di atas nakas seraya tersenyum ramah.

"Terimakasih banyak ya Mas Rega sudah mau datang kesini," ucap Bunda masih memeluk nampan rotan yang ada ditangannya.

"Sama-sama Tante,"

"Tadi Tante panik liat kondisi Zanna sudah demam tinggi, dan manggil nama kamu terus makanya Tante panggil kamu kesini, maaf ya jadi ngerepotin Mas Rega,"

Rega menggeleng pelan, "Gak repot kok Tan, lagian Rega juga sekalian mau ngampus kok ini," jawab Rega seraya tersenyum ramah.

"Syukurlah, eh iya ini diminum dulu Mas Rega airnya, cuaca memang lagi kurang baik akhir-akhir ini,"

Rega menyeruput es jeruk yang disediakan oleh Bunda, lalu meletakkan kembali gelasnya.

"Maaf ya Tante, ini semua pasti karena kemarin Zanna kehujanan," ucap Rega menjadi tidak enak, sudah jelas ini akibat kemarin mereka kehujanan.

SCARS [SELESAI] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang