PART 24

168 55 54
                                    

Weekend yang baik jika dihabiskan pergi keluar untuk menghirup udara segar, sedikit membuat kepala Zanna merasa lebih tenang, minggu ini Zanna mempunyai planning untuk bertemu dengan Nava dan Clara, hanya saja kali ini Zanna juga mengajak Fahmi untuk ikut bergabung bersama mereka.

Katanya hari ini Clara juga mengajak pacarnya yang merupakan Kakak tingkat dikampus, setidaknya nanti Fahmi tidak cowok sendiri di sana.

Mereka memilih tempat yang cukup menarik untuk dijadikan pilihan nongkrong, suasana anak indie yang begitu kental ditemani musik khas ala anak indie yang begitu menenangkan hati, serta dekorasi yang memiliki kesan unik dan aesthetic.

"Fahmi, denger-denger katanya lo suka motret?" Tanya Nava memecah keheningan di antara mereka.

"Iya, bahkan itu udah jadi hobi dan rutinitas banget," jawab Fahmi.

"Hasil fotonya juga keren banget lho Nav, coba aja chek di instagramnya, Pami banyak ambil job foto, kalau lo mau difotoin mending ke Pami aja, jago parah gak boong," lanjut Zanna sangat antusias.

"Gak sekeren itu kok, Zanna tuh suka berlebihan banget kalau ngomong." Selak Fahmi.

"Tapi emang keren kok hasil foto lo, boleh ajarin cara moto yang bagus gak Mi, kali aja lo mau berbaik hati ajarin gua," sahut Nava seraya memancarkan senyum manisnya sedangkan Fahmi ikut tersenyum ramah.

"Oh boleh, tinggal atur waktunya aja."

"Sekarang lagi banyak job foto ya Mi?" Tanya Nava, ia sengaja mengajak Fahmi mengobrol tentang dunia pemotretan, karena dengan itu Fahmi pasti akan menjawab dengan senang hati.

Fahmi menyeruput es jeruk yang dipesannya lalu mengangguk, "Alhamdulillah Nav, job lancar terus, lo sendiri pasti lagi sibuk kuliah ya?"

Zanna memicingkan matanya ke arah Fahmi, tidak menyangka antara Nava dan Fahmi bisa cepat akrab padahal mereka baru saja bertemu beberapa jam lalu.

"Iya kalau gua sih kuliah aja, oh ya sepupu gua ada yang mau prewed bulan depan, kalau pake jasa lo bisa kan Mi?" Tanya Nava.

Fahmi mengangguk cepat.

"Bisa kok Nav, nanti kita atur dulu waktu buat ketemu sama kliennya, bicara soal konsep dan price list, kalo bisa lo juga ikut Nav biar enak," kata Fahmi.

"Enak apanya nih? Enak karena ditemenin sama Nava atau bisa ngobrol sama Nava?" Goda Zanna dengan tatapan menyelidik. Nava refleks menatap tajam ke arah Zanna.

"Zan!" Tajam Fahmi.

"Boleh minta WhatsApp lo gak Mi? Biar nanti enak berkabarnya," lanjut Nava.

Fahmi menyebutkan dua belas digit nomor WhatsAppnya tanpa ragu, setelah Nava menyimpan nomor Fahmi digadgetnya, ia mencoba menelepon dan ternyata terhubung setelah itu Fahmi pun menyimpan nomor Nava.

"Nanti kalo emang jadi lo bisa kabarin gua aja ya Nav,"

"Pasti gua kabari secepetnya kok."

"Ternyata ada modus terbaru guys, awalnya sih buat urusan bisnis minta no WhatsApp segala, eh lama-lama jadi partner beneran deh," goda Zanna.

"Gas terus Nav, haha," timpal Clara seraya terkekeh geli.

Zanna turut bahagia melihat kedua sahabatnya bisa membaur, harapan Zanna semoga Fahmi dan Nava bisa jadi pasangan kekasih. Sebagai  sahabat Zanna hanya mau melihat kebahagiaan di antara mereka.

"Gimana kabar novel lo yang mau terbit tahun ini, semua lancar kan?" Tanya Nava.

Rencananya tahun ini novel karya Zanna akan diterbitkan, sejak beberapa bulan lalu Zanna mulai menyunting bahkan merombak alur yang lebih menarik untuk novelnya, novel yang ditulis ber-genre fiksi remaja, ia sempat mempublikasi ceritanya di sebuah aplikasi untuk penulis, tanpa disangka-sangka ada salah satu penerbit yang melirik dan menawarkan untuk menerbitkan karya Zanna. Tentu dengan penuh pertimbangan Zanna pun menyetujui dan melakukan tanda tangan kontrak dengan penerbit tersebut.

SCARS [SELESAI] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang