E N A M : B A R A

4.4K 371 5
                                    

Bagi orang lain mungkin hidupmu tidak berarti, namun bagi keluargamu hidupmu begitu berarti - Bara

.
.
.
.
Happy Reading
.
.
.
.

Maafkan jika banyak typo

Bara

Kelopak mataku masih terasa berat untuk dibuka, rasanya ingin terus memejamkan mata namun suara isak tangis wanita yang melahirkan aku ke dunia membuatku ingin segera membuka mata.

Aku sadar dulu kesalahanku pada mereka terlalu banyak, aku juga sadar aku tidak bisa diharapkan menjadi anak laki-laki satu-satunya dalam keluarga. Luka yang aku torehkan pada mereka sudah terlalu banyak. Aku juga bersyukur ketika aku berada dititik terendah, keluargaku masih mau membuka tanganya lebar-lebar untuk kembali merengkuhku kedalam pelukan mereka.

Masih teringat jelas, seolah olah memori itu tidak akan bisa hilang dan selalu menjadi kaset baru yang selalu terputar didalam memori ingatanku. Aku mengorbankan hampir seluruh hidupku untuk Dinda, bahkan dengan bodohnya aku menuruti semua keinginanya untuk membenci keluarga yang telah membesarkanku, karna penolakan mereka terhadap wanita itu. Harus aku akui benar apa yang pepatah bilang wanita adalah makhluk hidup yang bisa merusak akal sehat lelaki

Penolakan dari kedua orang tuaku yang tidak merestui aku menikah dengan Dinda membuatku memberontak dan membuat jarak dengan mereka. Aku mengabaikan penolakan mereka dan menikah dengan Dinda, sehingga Membuat kedua orang tuaku murka

ketika anak pertamaku lahir aku melakukan apa-pun untuk menyenangkan hati istriku karna dia telah berjuang keras melahirkan putri kami. Dokter mengatakan kondisi anak kami tidak seperti orang normal sehingga Dinda enggan untuk berdekatan ataupun memberikan kasih sayangnya untuk bayi kecil tidak berdosa itu.

Saat itu aku ingin marah pada tuhan, kenapa penderitaanku belum juga berakhir. Kenapa harus bayi kecil tidak berdosa itu yang menanggung semuanya.

Ketika bayi itu lahir keluargaku mulai kembali luluh dan mulai menerima Dinda sebagai istriku, namun aku kembali gelap mata. Tidak sampai disitu, aku mulai serakah dan mengharapkan jabatan lebih tinggi di perusahaan "PT. Pranaja" untuk membuat keinginan Dinda terwujud, bagiku apa-pun keinginan Dinda secepat mungkin akan aku lakukan walaupun harus bersaing dengan saudara sepupuku yang lain untuk mengambil hati kakek. Ketika jabatan yang Dinda inginkan sudah kudapat, wanita itu begitu senang dan dia perlahan mau menerima dan memberikan kasih sayang sebagai ibu untuk putri cantikku.

Kehidupanku sedikit-sedikit mulai berubah, Dinda bahagia karna sejak satu tahun yang lalu aku menjabat sebagai direktur utama diperusahaan mengalahkan sepupu-sepuku. Aku berhasil mengambil hati kakek dan membuatnya percaya akan kemampuanku mengolah perusahaan. Ketika kembali kerumah pemandangan yang sangat ingin aku lihat adalah bagaimana kedua perempuan yang aku sayangi dan cintai merasa nyaman dan tenang berada dirumah

Enam bulan ini adalah waktu yang sangat melelahkan, kakek memintaku untuk mengurus proyek pembangunan jalan toll jawa-sumatra sehingga aku lebih banyak menghabiskan waktu di proyek dan perusahaan. Melirik jam yang sudah menunjukkan waktu tengah malam, aku meregangkan otot-ototku dan beranjak dari kursi yang sudah aku duduki berjam-jam. Aku memutuskan untuk pulang kerumah dan melihat kedua perempuan yang sudah sangat aku rindukan.

Hari ini aku memilih mengendarai kendaraanku sendiri, ketika hampir sampai ke rumah aku melihat mobil yang sudah sangat aku kenali terparkir di tepi jalan dengan mesin mobil yang masih menyala. Aku memilih untuk menepi dan keluar untuk melihat apa yang terjadi pada mobil milik Dinda. Ketika melangkah lebih dekat jantungku berdetak lebih cepat, samar-samar aku mendengar rintihan dan suara desahan yang saling bersahutun dari cendela mobil yang terbuka.

HASPIRA (BINTANG SENJA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang