Warning!! Udah ada kata warning ya, jadi bener-bener buat kalian yang ngak suka adegan ini silahkan di skip.
.
.
.
.
Happy Reading
Seperti halnya sebuah pohon jika ditinggal sendiri, sendirian dan lelah tanpa kamu - BaraPagi ini ada yang spesial dari Bara, senyum tidak pernah lepas dari bibirnya sedari dia bangun tidur. Semalam mereka tidur bersama diranjang Sarah dengan status suami istri, walau Sarah masih membatasi diri dengan tidak pernah melepas jilbabnya selama mereka tidur bersama, namun semalam Sarah mengijinkan Bara untuk memeluknya saat tidur berdua. Sidikit kemajuan dalam hubungan pernikahan mereka
Hari ini Sarah akan membawa sebagian barangnya kerumah Bara, karna memang kemarin mereka sepakat akan mulai tinggal dirumah Bara.
Bara memasukkan barang barang Sarah kedalam bagasi mobilnya, setelah itu dia kembali masuk kedalam rumah dan duduk di meja makan. Sarah begitu telaten melayaninya sebagai suami. Subuh tadi untuk pertama kalinya dia berjamaah dengan istrinya dan pagi ini istrinya menyiapkan makanan untuk mereka sarapan
Telur dadar, tempe goreng, sambal geprek dan juga oseng oseng sayur. Walau terlihat sederhana, namun masakan Sarah mampu menggoda perutnya.
Sarah mengambilkan nasi dipiring, dia juga menggambilkan telur dadar dan juga sambal, lalu dia juga menambahkan sedikit oseng oseng sayur. Kemarin Bara memberitahunya kalau dia tidak menyukai sayuran
"Bener apa kata Bagas, masakan kamu memang enak"
Selesai menyelesaikan makananya, Bara mengantar Sarah ke tempat kerjanya. Bara memberhentikan mobilnya di halaman depan kantor Sarah.
"Nanti pulang saya jemput, ya?" Sarah mengangguk, dia melepaskan seatbeltnya. Sebenarnya dia belum ingin turun, dia masih ingin berlama-lama dengan Bara, bukan untuk bermesraan dengan lelaki itu namun menunggu apakah Bara akan bercerita padanya mengenai Dinda, mantan istri lelaki itu yang kemarin menelponnya
"Mas Bara hari ini mau langung ke cafe?" tanyanya
"Iya"
"Mas.."
"Iya?" Bara juga melepas seatbeltnya, dia memposisikan tubuhnya kesamping menghadap istrinya
"Langsung ke cafe ya, jangan kemana-mana" Bara tersenyum mendengar kalimat istrinya, dia mengambil tangan istrinya lalu melihat jari manis istrinya yang melingkar cincin pernikahan mereka, dia bawa jari itu kebibirnya lalu dia kecup
"Iya, janji" Bara membawa punggung tangan istrinya kepipinya, dia memainkan dan sesekali mencium lembut tangan istrinya
"Nanti saya kabari kalau sudah sampai" Sarah bernafas lega, setidaknya dia sedang mencoba menaruh kepercayaanya dengan suaminya
"Saya masuk dulu, mas" Sarah menarik lembut tanganya yang berada di genggaman Bara
"Saya tidak tau kenapa kamu tiba-tiba berbicara seperti itu, tapi saya suka. Jangan khawatir, tolong percaya sama saya" Sarah mengangguk ragu, setelah berpamitan dengan Bara dia masuk kedalam kantornya
Memastikan istrinya sudah menghilang dari pandanganya, dia bergegas menjalankan mobilnya, namun suara dering ponsel mengurungkan niatnya
KAMU SEDANG MEMBACA
HASPIRA (BINTANG SENJA)
Romansa[ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Sarah Syauqqiyah Areta, dituduh Ibu mertua dan Suaminya mandul Arkana Bara Pranaja, diceraikan karna dituduh impoten Cerita banyak mengandung kata-kata vulgar dan adegan dewasa, Harap bijak dalam memilih Bacaan :) #Rom...