S A T U : HASPIRA

10.3K 503 6
                                    

Walaupun aku bukan senja yang kau tunggu, namun aku adalah langit yang siap menemani hari-harimu " Sarah

.
.
.
.
.
.
Happy Reading
.
.
.
.
.

Sarah, wanita berjilbab putih itu mengaduk jahe hangatnya dimeja pantry dengan pandangan matanya mengarah pada tayangan berita dilayar televisi.

Dia termenung mengingat kembali kisah kelam masa lalunya beberapa tahun lalu yang sama persis terjadi pada acara berita yang dia tonton pagi ini

"Masuk dulu mas-" Sarah mempersilahkan masuk Radit sepupu dari suaminya

Sarah mengambilkan teh hangat dan juga beberapa cemilan untuk dihidangkan pada tamunya hari ini.

"Diminum mas-" ujarnya, dia duduk di seberang sepupu suaminya

"Mas Radit sudah janjian sama mas Raka?" Tanyanya, selama dua tahun mengenal keluarga raka dia hafal betul dengan semua sifat keluarga suaminya

Sarah sedikit risih dengan pandangan menilai yang diberikan lelaki didepanya, dia sengaja membuka pintu depan dengan lebar karna keadaan rumah yang sedang sepi.

Lelaki didepanya itu mengganguk dan mulai menyesap teh hangat buatan sarah, ketika sarah akan mengambil ponselnya yang berada dimeja tangan kasar radit menghentikanya, reflek dia segera menarik tanganya kembali. Radit tersenyum menyeringai, dia berdiri dari duduknya dan menutup pintu rumah lalu menguncinya

Sarah panik, tubuhnya mulai berkeringat dingin. Sudah bukan rahasia lagi, lelaki didepanya ini adalah lelaki paling brengsek dan harus dia hindari dari keluarga suaminya

"Apa yang mas Radit lakukan?" Sarah berteriak frustasi, dia berharap suaminya segera cepat sampai

"Kembalikan ponsel dan kunci rumah Sarah?" Radit tertawa keras, dia memasukkan ponsel sarah dan kunci rumah di kedua saku celana jeansnya

"Sarah... Sarah.. jangan munafik kamu jadi wanita. Kamu itu cuma wanita mandul, jadi jangan bertingkah dikeluarga besar kami-"radit tersenyum menyeringai, dia berjalan mendekat. Sarah gemetar, kali ini dia benar- benar terluka mendengar kalimat radit, dia berjalan mundur menghindari lelaki itu

"Kemarin Raka bilang, kalau dia mulai bosan dengan cara seks kalian yang monoton dan juga tidak pernah sekalipun menghasilkan keturunan. Seengaknya walaupun elu tidak bisa ngasih dia keturunan minimal buat dia puas diranjang-" Radit semakin mendekat, Sarah menutup matanya mencoba menghalau air mata yang akan keluar karna mendengar ucapan Radit

"Jadi, gue disini bertugas ngajarin elu bagaimana caranya muasin suami elu diranjang" Lanjutnya

"Mas radit jangan macam-macam, kalau mas Radit berani mendekat Sarah akan teriak-" Radit menghentikan langkahnya, dia tersenyum mengejek. Di telitinya wanita didepanya ini dari bawah hingga  atas. Menurutnya Raka benar-benar gila, bagaimana bisa dia mengijinkan Radit untuk menyentuh istri cantiknya. Jika dia menjadi Raka, dia akan menggunakan segala cara dengan uang yang dia miliki untuk mendapatkan keturunan

"Well, sebelum kita mulai. Gue cuma mau bilang kalau raka sudah mengijinkan gue untuk menyentuh elu"

"Tidakkk..-" Sarah berteriak panik, keputusannya untuk membiarkan lelaki itu masuk menjadikan bumerang untuknya. Dia segera berlari dari hadapan radit, Radit tersenyum menyeringai, percuma wanita itu kabur darinya. Akses rumah ini sudah dia dan Raka pastikan aman.

Radit mengejar Sarah yang masuk kedalam kamarnya, Radit mendobrak pintu kamar ketika wanita itu akan menguncinya dari dalam. Sarah, wanita itu ketakutan hingga membuat semua tubuhnya gemetar

HASPIRA (BINTANG SENJA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang