D U A P U L U H S A T U : W A L K

4.3K 340 11
                                    

Tetaplah bersamaku, karna aku tidak akan membiarkanmu berjalan dibelakangku, tidak akan menyuruhmu berjalan didepanku. Bersamaku, kamu akan berjalan disampingku dan akan selalu ku genggam tanganmu - Bara

.
.
.
.
.
.
Happy Reading


Bara menguap, dia membuka matanya samar samar. Udara di pagi hari begitu dingin ditambah dengan dinginya Ac ruangan yang menembus dan menusuk pori pori kulitnya

Dia menoleh kebelakang, istrinya masih tertidur dengan memunggunginya. Bara membalik posisinya terlentang, dia sedikit meregangkan ototnya lalu membawa tubuhnya mering menghadap istrinya. Tangannya dia bawa melingkar di perut istrinya, sedikit meniup pelan leher istrinya yang mengintip, membuat wanita itu terbangun

Sarah meremang, dia kesal dengan tindakan jahil suaminya. Dia baru saja tertidur satu jam yang lalu. Bara tersenyum senang, akhir akhir ini dia suka menjahili istrinya.

"Tolong buatkan teh" ujarnya serak serasa baru bangun tidur, Sarah menghela nafas, dia melepaskan tangan Bara yang melingkar diperutnya lalu mendudukkan dirinya dan bersandar di tempat tidur

"Jahe hangat saja mau?" Sarah membenarkan rambutnya yang sedikit berantakan. Dia turun dari ranjang lalu memakai jilbab instannya

Bara bangun dari tempat tidur mengikuti istrinya, dia mengandeng tangan istrinya menuju dapur. Hari masih pagi ditambah cuaca diluar sedang hujan, membuat penghuni rumah masih bergelung nyaman ditempat tidur mereka masing masing.

"Kenapa solat tahajud tadi saya tidak dibangunkan?" Bara masih mengikuti peegerakan istrinya yang sudah sibuk didapur

Sarah mengambil air lalu menaruhnya di atas kompor, dia menghidupkan dan mengambil jahe ditempat penyimpanan

"Saya tidak enak membangunkan" Sarah menumbuk jahe menggunakan pisau. Bara mendengus, dia memeluk istrinya dari belakang lalu menumpuhkan kepalanya di bahu istrinya

"Lain kali jangan begitu, bangunkan saya"

"Kan mas tau saya sedang sholat? Berarti mas Bara sudah bangun? kenapa tidak langsung gabung saja?" Sarah memasukkan jahe yang sudah ditumbuknya kedalam air yang sudah mendidih

"Pinter ya sekarang, mulutnya sudah bisa balik kata-kata saya " Sarah terkekeh, dia mematikan kompornya lalu membalikkan tubuh menghadap suaminya

"Lalu aku harus bagaimana? Aku bukan anak polos lagi, keadaan yang sering mengajarkanku untuk seperti ini" Sarah melirik jam dinding yang berada di dapur, jarum jam masih menunjukkan pukul setengah empat pagi

"Pintar sekali istriku, tapi jangan di buat bantah suami ya. Kalau suami minta dibangunkan ya dijawab 'iya suamiku' coba bilang begitu" Sarah tertawa, Bara mendelik lalu membawa tubuh istrinya kepelukannya

"Kamu gak mau kan nanti di akhirat aku diminta pertanggung jawaban karna tidak mengingatkan istriku" lanjutnya, Sarah hanya tersenyum, dia semakin merapatkan tubuhnya di dekapan suaminya untuk mencari kehangatan di cuaca yang sedang dingin

"Ehem" Bara menoleh, dia melihat Raka yang sudah berdiri tidak jauh dari mereka.

Sarah ingin melepaskan pelukan suaminya, namun lelaki itu tidak membiarkan dia untuk bergerak sedikit pun

HASPIRA (BINTANG SENJA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang