E M P A T : PAST & FUTURE

5K 333 7
                                    

Allah itu maha tahu, dia tidak perlu diberi tahu - Sarah

.
.
.
.
.
.
.
.

Happy Reading

.
.
.
.
.
.
.

Tepat di hari minggu, Sarah menepatinya janjinya dengan Natala untuk menemaninya melakukan ritual keagamaan yang setiap seminggu sekali lelaki itu lakukan. Sarah duduk disamping kemudi, hari ini Natala memilih membawa mobil Rush warna putih milik adiknya, frans.

Sembari memainkan ponsel genggamnya dia melirik kearah kaca jendela, Natala meminta untuk menemaninya ke pura untuk melakukan sembayang. lelaki itu dijadwalkan untuk mengisi kelas minggu pagi bagi para penganut agama hindu.

Natala adalah lelaki yang taat, seberapa besar pun rasa cintanya kepada Sarah tidak mampu mengalahkan rasa cintanya terhadap agama yang dipercayainya sedari dia lahir. Satu tahun yang lalu, Sarah dengan jelas mengatakan kepada lelaki itu jika dia benar-benar berniat ingin menjalin hubungan dengannya dia butuh lelaki yang seiman denganya.

Pernah dulu di awal perceraianya dengan mantan suaminya, Sarah hampir hilang kendali dan mengikuti bisikan untuk  meninggalkan apa yang sudah di anutnya  akibat dari bentuk rasa frustasi. Tapi, Natala dengan kuat dan kegigihanya meyakinkan Sarah untuk tidak meninggalkan kepercayaanya.

Sudah hampir satu jam Sarah duduk didalam mobil sembari menunggu lelaki itu keluar. Sarah membuka pintu mobil, dia turun dan meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku. Matanya mengelilingi area sekitar, perutnya tiba-tiba berbunyi pelan, lidahnya mengiginkan sesuatu yang segar-segar.

Pandanganya tertuju pada gerobak bubur ayam di seberang jalan, Sarah memutuskan menyebrang dan membeli satu porsi bubur ayam sembari menunggu Natala selesai dengan tugasnya.

"Buburnya masih pak?" Tanya Sarah ketika sampai didepan gerobak pemilik bubur ayam

"Masih neng, makan disini atau bungkus neng? " jawabnya, sembari memberikan kembalian ke pembeli lain

"Makan disini pak, sambalnya nanti agak banyak sedikit ya"

"Siap, minumnya?"

"Teh hangat pak" ujarnya sambil mengambil tempat duduk kosong. Sarah melihat area pura yang begitu luas, dihari minggu ini banyak sekali orang berlalu lalang keluar masuk pura.

Sarah mengambil ponsel di dalam tasnya, dia mengirim pesan kepada Natala kalau dia menunggu di gerobak bubur ayam depan pura yang biasa mereka makan ketika Sarah ikut menemaninya ke pura

Sarah mengedarkan pandanganya kedepan ketika dia melihat lelaki tambun keluar dari mobil honda jazz warna merah menyala dengan gadis cantik digendongannya.

Lelaki itu berjalan kearahnya, Sarah menunduk malu. Dia mengenal lelaki itu, dia alihkan fokusnya ke ponselnya untuk mengurangi kecanggungan. Sengaja Sarah tidak ingin menyapa orang itu, dia memilih diam dan menjelajah sosial media diponselnya.

"Bubur ayamnya dua porsi pak, dibungkus. Kuah dan sambalnya dipisah" sarah dapat mendengar jelas suara lelaki itu, wanita itu tetap menunduk. Dia tidak ingin ada kecanggungan antara keduanya jika bertemu, Sarah akan malu jika mengingat kejadian sewaktu dirumah lelaki itu.

HASPIRA (BINTANG SENJA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang