07. Asrama

7 5 2
                                    

Di depan gerbang asrama laki-laki, Ayu berdiri seraya mengedarkan pandangannya untuk memindai seluruh bangunan di sana.

Tidak berbeda jauh dengan asrama perempuan. Namun, entah di dalamnya akan seperti apa.
Ayu berekspektasi di dalam sana terlalu berbahaya dan berantakan. Pikirnya asrama laki-laki tidak terlalu menerapkan kedisiplinan yang cukup ketat sehingga terlalu bebas.

Perlahan kaki jenjang itu melangkah masuk ke dalam lingkungan asrama. Tidak perlu berjalan jauh untuk sampai ke asramanya, karena posisi asrama kelas IPA 3 berada tepat di depan gerbang asrama.

Letak setiap asrama sangat berdekatan. Karena posisi bangunannya berjejer menyamping. Di sebelah kiri ada asrama IPA 1. Kemudian di sampingnya ada asrama IPA 2, IPA 3, hingga ke ujung sebelah kanan asrama kelas IPA 8. Setiap asrama hanya diberi pembatas berupa pagar yang terbuat dari tanaman boxwood. Terlihat unik dan terawat.

Ada tiga lantai dalam setiap asrama. Lantai pertama biasanya hanya ruang dapur, ruang makan dan ruang televisi. Lalu, di lantai kedua adalah kamar anak kelas XI dan terakhir di lantai ketiga ditempati oleh anak kelas XII.

Ayu tengah berada tepat di depan pintu asrama IPA 3. Dia merasa ragu untuk mengetuk pintu asrama. Tangannya terus saja ditarik ulur.

"Ketuk, enggak, ketuk, enggak,"

"Ketuk," jawab seseorang yang tiba-tiba ada di belakang Ayumi.

Sontak Ayumi terkejut. Kemudian langsung menoleh ke belakang. Rupanya Danu, Dito dan Gala tengah berdiri di belakang Ayu.

"Masuk aja kali Ren, gak usah takut," ucap Danu sambil memberikan senyuman manisnya.

"Iya masuk aja, Ren. Kita nggak gigit kok, paling ngejilat," canda Dito.

"Garing To," balas Danu.

Ayumi terkekeh mendengar candaan Dito. Dito yang melihatnya langsung terharu. Akhirnya ada orang yang menghargai candaannya.

"Ah akhirnya ada manusia yg sefrekuensi sama gue. Mulai sekarang lo adalah brother gue," ucap Dito sambil merangkul bahu Ayu.

Danu geleng-geleng kepala melihat kelakuan Dito. Namun Gala terlihat sangat kesal. Dia menatap Ayumi sinis.

"Ah lama lo semua. Minggir!!." Gala berjalan ke tengah-tengah antara Dito dan Ayu, lalu sengaja menabrak bahu Ayu hingga kehilangan keseimbangan. Dengan sigap tangan Danu segera melingkari pinggang Ayu.

Jujur saat ini kondisi jantung Ayu sedang tidak baik-baik saja. Detak jantungnya tak beraturan. Jangan sampai Danu mendengar detak jantung Ayu. Bisa gawat kalau Ayu bertingkah seperti ini dalam keadaan dia yang berwujud Renjiro.

Segera Ayu berdiri dan menetralkan perasaannya.Memang tidak mudah menyembunyikan perasaan yang sudah dipendam selama dua tahun. Namun demi misi yang harus Ayu selesaikan, dia harus menahan rasa itu tetap ada di ruang kecil ‒hati Ayu.

Danu membawa Ayu masuk ke dalam asrama. Ternyata di dalam sana tidak seperti apa yang dibayangkannya. Berbeda dengan asrama pada umumnya, asrama IPA 3 memiliki keunikan tersendiri. Hal unik tersebut berada pada dinding lorong setelah pintu masuk. Pada sisi kiri dan kanannya dilapisi akuarium yang sangat besar sesuai dengan ukuran dinding.

Namun, ada yang aneh dari akuarium itu. Ayu tidak melihat ada celah untuk sekedar memasukan makanan ikan ke dalam akuarium tersebut. Lalu, bagaimana membuat akuarium ini menempel di dinding?

"Akuarium ini dibangun pake kekuatan ketua kita. Kalau mau kasih makan, cukup tekan tombol ini," jelas Dito sambil menunjuk tombol yang ada di ujung akuarium, seakan tahu apa yang dipikirkan Ayu.

Ayu mengangguk-angguk mengerti. Matanya beredar memerhatikan akuarium, merasa takjub akan apa yang ada di hadapannya.

"Wah!! ikan yang itu cantik sekali," ucap Ayu. Menunjuk ikan hias yang berwarna merah muda..

"Itu ikannya Danu. Namanya Zebia," jelas Dito.

"Zebia? Nama yang cantik," ucap Ayu.

"Jelas dong, nama itu sebenarnya nama pac....." belum genap menyelesaikan kalimatnya, Danu sudah lebih dulu membungkam mulut Dito dengan roti coklat.

"Nih makan! Lo cepu kalau lagi laper."

Dito memberikan cengiran tak bersalahnya. Lalu menangkupkan kedua tangannya kepada Danu.

Ayu mengerutkan dahinya, ia tak mengerti kenapa Danu bersikap seperti itu ketika Dito menyinggung asal-usul nama ikannya. Sepertinya ada sesuatu dibalik nama Zebia.

"Kalau gitu kita lanjutkan wisata asrama ini, guys." Dito segera menarik tangan Ayu menuju ruang tengah.

***

"Hola guys, kita kedatangan warga baru nih." Semua mata memandang ke arah Ayu. "Welcome to our base camp, Renjiro!" teriak Dito lalu disusul sorakan dari teman-temannya.

Sedetik kemudian dari atas berjatuhan bunga-bunga yg cantik. Ayu sangat takjub dan sedikit bingung melihatnya. Darimana asalnya bunga bunga itu.

Namun, ternyata bukan hanya Ayu saja yang bingung, justru semua yang ada di sana juga tak menduga akan ada kejadian seperti ini.

Ternyata akuarium tadi bukan satu-satunya hal yang aneh di asrama ini. Tapi, ada banyak hal aneh lainnya seperti kedatangan bunga-bunga dari atas yang menghujani Ayu.

"Sepertinya Ayu disambut oleh asrama ini," ucap dito, masih takjub dengan apa yang ia lihat.

"Iya bener, Dit. Tapi, kenapa harus bunga? Kenapa gak salju yang turun? Salju kan simbol asrama kita," tanya Kelana berbondong.

"Lo, punya kekuatan apa sih Ren? Sampai bisa bikin kejadian langka kayak gini?" tanya Dito, ikut menanyakan semua hal aneh itu.

Semua mata mengarah pada Ayu. Ayu memegang sikut kirinya. Bingung harus menjawab apa pada mereka. Karena pada kenyataannya, Ayu juga tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.

"Guys, udah lah. Kasihan Renjiro, dia baru sampai di sini masa kalian udah nanya yang aneh-aneh," ucap Danu.

Fiuh. Untunglah Danu menyelamatkan Ayu. Kalau tidak bisa mati kutu dia di sana.

"Danu benar guys. Renjiro kan baru datang ke sini. Jangan buat dia jadi gak betah di sini," ujar Bara. Dia berjalan mendekati Ayu, lalu menepuk pundaknya. "Selamat bergabung, Ren. Mulai sekarang, lo adalah bagian dari keluarga IPA 3."

Ayu tersenyum canggung. Dia masih belum bisa pulih sepenuhnya dari rasa gugupnya.

"Cih! Dia belum resmi menjadi anggota keluarga IPA 3. Gue yakin dia gak akan bisa bertahan di sini. Minggu depan juga pasti cabut," ketus Gala. Kemudian dia beranjak dari tempat duduknya dan pergi menaiki anak tangga menuju kamarnya.

Ayu semakin ragu untuk tinggal di asrama ini. Baru pertama kali masuk saja sudah dimusuhi satu orang. Bagaimana ke depannya. Ayu semakin merutuki kebodohannya, kenapa juga dia harus menerima misi dari Mr Dion.

Ayu menghela napasnya berat. Danu yang melihat ekspresi Ayu langsung mengusap puncak rambut Ayu. Seakan tahu apa yang tengah dipikirkannya.

"Udah Ren, gak usah dimasukin ke hati ya ucapan Gala. Gue yakin kok suatu saat dia pasti bakal menerima lo di sini," ucap Danu menenangkan Ayu.

Ah lagi-lagi Danu bersikap manis kepada Ayu. Ini sudah kedua kalinya dan jika terjadi lagi, bisa-bisa Ayu terkena serangan jantung mendadak.

Ayu tidak bisa bergerak, keringat bercucuran di keningnya. Saat ini mungkin pipinya pasti memerah. Ayu harus segera menjauh dari Danu, sebelum dia pingsan karena terlalu lama di dekat Danu.

"Oh iya, kamarnya di mana ya? Gue pengen istirahat," ujar Ayu berbohong.

"Oke, kalau gitu kita lanjutkan lagi wisata asrama ini,"seru Dito tangannya ia angkat ke atas.

"Ayo, Ren." Dito berusaha meraih tangan Ayu yang ada di sampingnya, namun ternyata tidak ada Ayu di sana. Ayu justru telah dibawa ke atas oleh Danu. Alhasil Dito hanya menggenggam udara kosong.

"Lah, ditinggal gue. Bestie, jangan selingkuh sama Danu. Dia belum mandi," teriak Dito.

REYUMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang