17. Siapa takut?

12 6 0
                                    

Pagi ini Ayu dan teman-teman asrama lainnya tengah sarapan bersama di lantai 1

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini Ayu dan teman-teman asrama lainnya tengah sarapan bersama di lantai 1. Awalnya mereka sarapan seperti biasa. Namun, hal itu tak bertahan lama setelah ada perdebatan tak penting antara dua manusia bar-bar.

"Dit, jangan diabisin dong nasi gorengnya. Gue kan baru makan dikit," sergah Ayu lalu menarik mangkuk besar yang berisi nasi goreng.

"Gue masih laper, Ren!" tukas Dito, menarik kembali mangkuk dari tangan Ayu.

"Dit, mau lo makan sebanyak apapun otak lo gak akan berubah jadi pinter!" cerca Ayu.

"Waaah! Asem lo, Ren! Gini-gini gue pinter tahu. Coba lo kasih gue pertanyaan hitungan. Gue pasti bisa jawab," sombong Dito.

"9x9 berapa?"

"18," jawab Dito dengan pede-nya. Ayu menepuk keningnya pelan.

"Iya, Dit. Lo emang pinter. Banget. Sampai-sampai gue gak bisa bedain mana keledai mana lo Dit. Saking miripnya," sarkas Ayu.

"Makasih loh." Dito nyengir tak berdosa. Entah dia sadar atau tidak dengan ucapan Ayu.

Ayu menganga, lagi-lagi menepuk dahinya pelan.

"Ren," panggil Bara tiba-tiba. Sang empunya menoleh.

"Iya, Bar?"

"Gue mau minta maaf sama lo." Kedua alis Ayu bertemu. Kenapa Bara tiba-tiba minta maaf. Kalau masalah keisengan mereka kemarin malam sih Ayu sudah memaafkan.

"Soal apa?"

"Soal gue yang nyamar jadi hantu di waktu malam peresmian lo, Ren."

"Ah, masalah itu. Gue udah maafin lo kok. Gue juga mau minta maaf karena mukulin lo berkali-kali. Gue pikir lo hantu beneran."

"Gak papa, Ren. By the way lo kuat juga ternyata," puji Bara.

"Dia atlet taekwondo, sabet medali emas 4 kali. Wajar kalau pukulannya sehebat itu," samber Gala.

"Iya ya, sampai ngangkat orang sekarat aja Renjiro kuat," sindir Dito. Yang disindir lantas menoyor kepala Dito.

"Bangke lo, Dit."


🐨🐨🐨

Pemandangan langit di pagi hari sangat cerah. Semakin siang matahari semakin panas menyengat kulit. Beberapa siswa sudah merasa lelah mendengar ceramah kepala sekolah yang super panjang dalam upacara pagi ini.

Ya, ini adalah hari senin, hari dimana semua kesibukan dimulai dan rasa jenuh mulai berdatangan.

Biasanya upacara bendera tidak pernah sepanjang ini. Entah ada angin apa kepala sekolah turun untuk berpidato dengan tema ; menyindir anak kelas IPA 3. Begitulah siswa menangkap pesan dari kepala sekolah.

REYUMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang