05. Peringkat Dua Tertampan?

13 5 0
                                    

Hallo semua 🤗

Bagaimana kabarnya?

Semoga kalian semua diberi kesehatan yang melimpah yaa, aamiin

Selamat membaca 💙

Kantin mulai ramai dipadati segerombolan siswa dan siswi yang ingin mengisi perut mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kantin mulai ramai dipadati segerombolan siswa dan siswi yang ingin mengisi perut mereka. Berdesak-desakan mengambil pesanan makanan masing-masing.

"Dan, menurut lo kenapa ya Calya sama siapa itu namanya?" tanya Gala.

"Renjiro," jawab Danu sambil menuangkan kecap ke kuah baksonya.

"Iya, dia pokoknya. Kenapa mereka dimasukin ke kelas kita ya?"

"Ya, mana gue tahu Gal," jawab Danu, acuh.

"Secara kan Mr.Dino tahu kalau semua anak kelas IPA 3 punya kekuatan supranatural. Terus kenapa mereka dimasukin gitu aja?" tanya Gala lagi.

Danu mengangkat bahunya, malas menjawab pertanyaan Gala.

"Menurut lo Dit?" Gala menoleh ke kiri. Mencari jawaban pada Dito.

"Menurut lo karena apa Gal?" tanya Dito balik.

"Kok lo malah balik nanya? Gue kan gak tahu, makanya gue nanya sama lo," protes Gala.

"Bodoh!!!" umpat Dito sambil mengetuk kening Gala dengan sendok.

Gala mengusap keningnya, meringis kesakitan.

"Ya, karena mereka berdua punya kekuatan supranatural, Bambang. Masa gitu aja lo gak kepikian sih. Bodoh kok dipelihara,"

"Cih, kek lo gak bodoh aja Dit," Gala menatap tajam Dito.

Danu menggeleng-gelengkan kepalanya, melanjutkan makan. Dia tak mau terlibat dengan kebodohan sahabatnya.

"Eh, tapi kok lo yakin mereka punya kekuatan?" tanya Gala tiba-tiba.

"Kalau Calya sih gue yakin. Tapi kalau Renjiro, gue gak tahu," jawab Dito, kemudian menyendok baksonya.

Gala menyipitkan matanya, menatap Dito penuh curiga. Setahu Gala, sahabatnya yang satu ini tidak pernah dekat dengan wanita manapun.

Bagaimana Dito bisa tahu kalau Calya memiliki kekuatan? Pasti ada sesuatu.

"Kok lo tahu, Calya punya kekuatan Dit?"

Uhuk.. Dito tersedak bakso. Dia segera menyambar teh manis yang ada di depannya.

Danu yang sedari tadi tidak tertarik dengan perbincangan mereka, mendadak penasaran dengan jawaban Dito. Danu menoleh ke arah Dito.

Saat ini Dito merasa terpojokkan. Dia menatap kedua sahabatnya bergantian. Mereka tengah menatap ke arah Dito, menyelidikinya tanpa celah.

"Gu... gue cuma menebak," jawab Dito ngasal. Kemudian mengusap keringat yang entah sejak kapan mengalir di pelipihnya.

REYUMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang