01. Ayumi Beatarisa Lasmana

42 7 0
                                    

Hai semua ☺

Ini cerita pertamaku, semoga kalian suka ya.
Jangan lupa vote, comment, dan share ke semua orang yang ada di bumi, supaya author semangat menulisnya yeaaayyy

 Jangan lupa vote, comment, dan share ke semua orang yang ada di bumi, supaya author semangat menulisnya yeaaayyy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kring kring kring

Jam alarm sudah berbunyi sejak sepuluh menit yang lalu. Tapi gadis 16 tahun itu masih berbaring di tempat tidurnya terbalutkan selimut yang bergambar Luffy One Piece. Ayumi Beatarisa Lesmana, gadis cantik yang kerap disapa Ayu ini memang sulit bangun pagi. Setiap hari Ia selalu datang terlambat ke sekolah.

"Ayumi! Bangun sayang sudah siang. Nanti kamu telat lho," teriak Nabella."Sekarang kan hari senin."

Namun sayang, suara Nabella -Tantenya Ayumi- itu tak terdengar oleh Ayumi. Dia masih sibuk bermimpi indah tanpa merasa ada beban apa pun. Sampai tantenya harus turun tangan membangunkan dia ke kamarnya.

"Lah, ini anak nyenyak banget tidurnya," ucap Nabella.

"Bangun Ayumi!!!" teriak Nabella sekali lagi, mulai kesal dengan tingkah gadis muda itu.

"Tante, aku masih ngantuk. Lima menit lagi ya,"ucap Ayu sambil menarik selimutnya kembali.

Nabella mulai geram, dia menghela napas berat. Mengambil jam weker dari meja dan menunjukkannya kepada Ayumi.

"Nih! Lihat udah jam setengah 7, kamu mau tidur berapa jam lagi Ayu?"

Ayumi perlahan membuka matanya, ia tak percaya dengan apa yang dikatakan tantenya itu.

What the...

Matanya membelalak sempurna, hampir saja kedua bola matanya keluar. Ayumi segera bergegas ke kamar mandi.

"Selalu saja seperti ini. Entah kapan dia akan berubah," Lirih Nabella sambil menepuk dahinya. Ia tak kuat melihat kelakuan keponakannya yang satu ini.

Di usianya saat ini gadis itu masih belum bisa disiplin waktu. Tidak seperti Benjiro Kamandaka Lasmana - kakaknya Ayumi- yang kini berumur 18 tahun. Sejak orangtua mereka berdua meninggal 12 tahun silam, pemuda itu menjadi lebih dewasa dan mulai mandiri. Dia tak mau terlarut-larut dalam kesedihannya. Harus kuat. Itu yang dia tekankan pada dirinya dan juga Ayumi.

Bak bik buk

Ayumi memasukan semua buku yang akan dibawa ke dalam tasnya. Tak peduli meskipun barang-barang yang lain berceceran dimana-mana. Yang penting dia tidak kesiangan masuk ke sekolah hari ini.

"Ayumi, udah belum?" teriak Nabella dari ruang makan.

"Udah tante, tunggu bentar!" teriak Ayumi dari kamarnya.

Ayumi menuruni anak tangga sambil berlari kecil. Ia mengikat rambutnya yang panjang dan hitam legam. Lehernya yang putih terlihat jelas dengan rambutnya yang diikat. Hidungnya yang mancung dan lesung pipi yang terlihat indah ketika tersenyum, membuat siapa pun yang melihatnya pasti terpesona.

REYUMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang