Suara nyaring dari speaker yang ditempatkan di sudut koridor menggema ke penjuru kelas, melantunkan irama yang menandakan bahwa istirahat telah berakhir. Waktunya memasuki jam pelajaran ke lima.
Usai membeli satu botol minuman perisa jeruk, Rion bergegas kembali ke kelasnya. Namun, ketika melewati toilet yang berada di ujung koridor, matanya menangkap sesosok berperawakan ramping secara tergesa-gesa berlari kecil menuju gudang.
Rasa penasaran yang amat besar hinggap dalam benaknya. Perasaannya tidak enak. Dia mengikuti sosok tersebut.
Langkah Rion terhenti di ruang tidak terpakai yang sudah dialih fungsikan menjadi gudang sekolah. Sepertinya dia kehilangan jejak. Tidak ada seorang pun di sana.
Rion mengedikkan bahunya. Kedua kakinya hendak berbalik namun sedetik kemudian ia urungkan. Dia mendengar rintihan seseorang dari balik pintu gudang.
"Tolong!"
Rion menggerakkan gagang pintu ke atas ke bawah, namun pintu itu tidak bisa dibuka. Terkunci. Dia mengetuk-ngetuk pintu berharap ada seseorang yang menyahuti.
"Ada orang di dalam?"
"Rion?" tanya seseorang yang ada di dalam. Suara itu. Suara yang amat Rion kenal. Tengah berada di sana merintih ketakutan.
"Rion! Tolongin gue. Gue takut." Terdengar isak tangis setelahnya.
"Lo tunggu di sana, gue bakal masuk."
Tangan Rion terkepal kuat. Ia memejamkan matanya. Memfokuskan diri. Otaknya membayangkan tempat yang akan dia tuju. Detik berikutnya, Rion sudah berpindah tempat ke dalam gudang.Rion berdiri tepat di samping seorang gadis yang tengah memegang ponsel dengan flash yang menyala menyorot sekumpulan serangga.
Rion menarik tubuh ramping Ayu ke pelukannya. Gadis itu membalas dan mengeratkan pelukannya.
Secepat kilat, Rion berpindah tempat dari gudang ke koridor.
Rion dapat merasakan betapa takutnya Ayu saat ini. Detakan jantung Ayu berpacu begitu cepat di depan dada Rion.
Rion mengangkat tangannya mengusap-usap belakang kepala Ayu. Mencoba menenangkannya.
"Lo udah aman sekarang, Yu. Ada gue di sini."
"Gue takut. Di sana banyak kecoa. Ada yang gede juga," racau Ayu pelan, pelukannya semakin erat di tubuh Rion.
"Lo udah di luar sekarang, sama gue. Mereka gak akan berani gangguin lo lagi."
Rion melepaskan pelukannya, kedua tanganya menangkup kedua pipi Ayu. Kehangatan menjalar dari tangan besar Rion. Entah kenapa Ayu merasa nyaman di dekat Rion. Ada rasa yang tak biasa merasuk dalam hatinya.
Aliran sungai mengalir deras di pipi tirus Ayu. Rion mengusapnya pelan. Keduanya saling beradu tatap.
"Jangan pernah beraksi sendirian lagi. Gue gak mau lo terluka."
KAMU SEDANG MEMBACA
REYUMI
Teen FictionAyumi Beatarisa Lasmana, adalah siswi tercantik peringkat kedua di angkatannya. Gadis cantik blasteran Jepang ini memiliki kekuatan supranatural. Kekuatan inilah yg membawa Ayumi mengungkap rahasia di balik kelas IPA 3. Hingga membuat dia har...