SEORANG pria bertubuh mungil menggeliat dalam ketidaksadarannya. Wajahnya nampak rusak dan cacat, seolah-olah terkena dampak dari suatu kejadian yang tragis.
Bekas luka yang tampak di kulitnya menunjukkan tanda-tanda terpapar asam sulfat. Hal ini meninggalkan bekas, yang bagi sebagian orang akan terlihat menjijikan.
Pria itu terbangun dengan perasaan bingung. Saat matanya terbuka, dia menyadari bahwa dia berada di dalam ruangan yang sepenuhnya kosong, tidak ada jendela atau ventilasi yang terlihat.
“Aku ada di mana?” monolognya.
Udara terasa sumpek dan pengap. Ia merintih, ketika merasakan sakit di beberapa bagian tubuhnya.
Rasa sakit itu malah menimbulkan pertanyaan lebih dalam di pikirannya. Tentang apa yang mungkin telah terjadi padanya sebelum dia pingsan, dan bagaimana dia bisa berakhir di ruangan ini.
Masih dalam kondisi kebingungan, pria itu mencoba mengumpulkan informasi apapun yang bisa ia peroleh dari sekitarnya. Ada pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam benaknya; seperti siapa yang telah membawanya ke ruangan ini, apa yang terjadi padanya, dan apa tujuan di balik keadaannya saat ini.
Tak lama kemudian, pintu ruangan ini terbuka. Sosok lelaki yang tak lain adalah Jaehyun, memasuki ruangan. Ia melihat pria mungil yang nampak bingung tersebut.
Jaehyun berjongkok untuk mendekatinya. “Siapa namamu? Mengapa kau bisa di pelabuhan kosong itu?” tanyanya.
“Emm—aku tidak tahu.”
Pria itu mencoba meraba-raba ingatannya, tetapi yang ia dapat hanyalah sebuah kekosongan. Ia merasa tak memiliki identitas yang jelas. Nampaknya ia juga kehilangan sebagian besar memori, seakan masa lalunya menjadi pengalaman yang menakutkan.
“Apakah kau berasal dari komplotan Taehyung? Apakah kau termasuk bagian dari mereka?” Jaehyun kembali mengajukan pertanyaan dengan suara mengintimidasi.
Mendengar nama seseorang yang disebut oleh Jaehyun, pria mungil itu langsung panik dan ketakutan. Badannya bergetar hebat, seakan baru saja mengalami kejadian traumatis yang mendalam.
“Jawab!” desak Jaehyun.
“Hah, a-aku...”
Jaehyun hanya menatap datar ke arah pria tersebut. Ia tak menunjukkan reaksi kasihan atau iba sama sekali.
“Tubuhku sudah rusak,” jawabnya pada akhirnya.
Suaranya terdengar begitu lirih. Bersamaan dengan kalimat yang dia ucapkan, air mata mengaliri pipinya yang tidak mulus.
“Bukan itu yang aku tanyakan. Aku sama sekali tidak menanyakan kondisi tubuhmu yang menjijikan ini!”
“Sekali lagi, siapa namamu? Jawab!”
Namun pria mungil itu malah semakin kebingungan. Raut mukanya menunjukkan ketidakmampuannya untuk mengingat sebagian besar masa lalunya.
Ingatan tentang identitas atau jati dirinya sendiri, nampak hilang dan mengabur.
“Aku tidak tahu,” pria itu menjawab dengan jawaban yang sama. Ia tidak tahu apa-apa.
Geram lantaran tak kunjung mendapat jawaban apapun, Jaehyun akhirnya pergi dari ruangan itu. Meninggalkan si pria mungil dalam kesendirian.
***
BERSELANG sekitar satu jam, pintu ruangan kembali terbuka.
Sama seperti tadi, seseorang datang dan masuk ke ruangan itu. Namun kali ini bukan Jaehyun, melainkan seorang laki-laki berseragam dokter.
KAMU SEDANG MEMBACA
WITH YOU | Jaeyong [SEGERA TERBIT]✓
FanfictionPertemuan Jaehyun dengan seorang pria mungil berwajah cacat, yang berhasil membebaskan Jaehyun dari kesedihan mendalam.