21

9.5K 765 76
                                    

SUARA yang terdengar familiar itu memanggil namanya, Taeyong hanya bisa diam terpaku. Semakin lama, pandangannya semakin mengabur. Raganya goyah bak kehilangan tulang sebagai penopang, Taeyong akhirnya kehilangan kesadarannya.

“Sial!” ucap pengemudi mobil itu dengan raut muka khawatir. Dia sempatkan memakai masker dan topi, sebelum keluar dari mobil. Kemudian lelaki itu mengangkat tubuh Taeyong yang tergeletak, lalu membawanya masuk ke dalam mobil.

***

PESTA pertunangan Jaehyun dan Nara sudah selesai sekitar satu jam yang lalu. Suasana yang tadinya sangat meriah, kini mulai menyepi.

“Selamat sekali lagi, atas pertunangan kalian berdua,” ucap Yunho. “Kalian benar-benar pasangan yang serasi.”

Jaehyun tersenyum lebar, lengannya melingkar di pinggang ramping milik Nara. “Terima kasih, paman. Kami sangat bahagia.”

“Jadi, kapan tanggal pernikahannya?” Yunho mengajukan pertanyaan jahil.

Nara menanggapinya dengan tawa kecil. “Kami belum memutuskan, tapi mungkin musim semi tahun depan, Tuan Yunho.”

“Jangan terlalu lama, ya. Mark pasti sudah tidak sabar memiliki Ibu baru,” kata lelaki berusia setengah abad itu seraya menggendong putra dari Jaehyun.

Namun, Mark malah terlihat bingung. Anak itu mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan, seolah mencari seseorang.

“Ada apa, Sayang?” tanya Nara, ketika menyadari gelagat bocah itu.

Mark mengernyitkan dahi. “Bubu di mana? Kenapa tidak ada Bubu?”

Benar juga, sedari tadi Jaehyun tidak melihat Taeyong. Terakhir kali ia melihat pria mungil itu, adalah saat sebelum acara pertunangan. Taeyong sibuk mengurus Mark yang tidak mau diam, berlarian ke sana ke mari, karena kesenangan melihat taman mansion yang didekorasi dengan begitu indah.

“Daddy akan mencarinya, mungkin Bubu sedang membantu para pelayan lain,” ujarnya pada sang anak. Namun, Jaehyun merasakan sesuatu yang aneh di dadanya. Ada sebuah perasaan yang tidak bisa ia jelaskan.

“Heum,” balas Mark, masih dengan wajah kebingungan.

“Tuan Yunho,” Nara memanggil pelan. “Biarkan aku membawa Mark bermain terlebih dahulu. Kurasa anak ini terlalu cemas.”

Yunho mengangguk. “Ah, baik. Bawalah Mark bermain.”

Nara mengambil alih Mark dari gendongan Yunho, ia akan membawa anak itu bermain di playground, agar Mark bisa lebih tenang.

***

JAEHYUN tidak menemukan Taeyong di dapur, tempat di mana pria mungil itu menghabiskan waktunya untuk membantu para pelayan. Suara peralatan makan yang beradu pelan di atas meja, aroma masakan yang menguar, dan keramaian pelayan lainnya, terasa hampa tanpa kehadiran sosok yang kini selalu mengisi ruang kosong dalam pikirannya.

Langkah-langkah kaki Jaehyun kemudian beralih dan terhenti di depan pintu kamar kecil yang selama ini ditempati oleh Taeyong. Sebuah kamar yang tak pernah benar-benar menarik perhatiannya, kecuali saat ia merasa butuh memanggil Taeyong untuk melaksanakan perintahnya. Kamar itu sederhana, hampir terlupakan dalam kemegahan mansion ini, namun malam ini, ada sesuatu yang menariknya untuk melangkah masuk ke dalamnya.

WITH YOU | Jaeyong [SEGERA TERBIT]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang