25

11.2K 822 115
                                    

KEHENINGAN menyelimuti ruangan rawat inap yang Taeyong tempati, hanya ada alunan detik jarum jam yang bersuara. Tiga hari telah berlalu sejak operasi pengangkatan rahim yang Taeyong jalani, dan kini ia sudah mulai pulih.

Mata Taeyong yang sendu terlihat memandang suaminya yang terbaring tidur di sofa. Jaehyun akhirnya menyerah pada rasa lelah yang beberapa hari ini mengintainya. Wajahnya yang biasanya penuh ketegasan, kini terlihat rapuh dalam buaian mimpi. Lingkaran hitam di bawah matanya menjadi saksi, dari malam-malam tanpa tidur yang Jaehyun lalui demi mendampingi sang istri.

Hati Taeyong terenyuh menyaksikan pemandangan itu. Ia mengulurkan tangannya; ingin membelai rambut Jaehyun yang berantakan, namun jarak antara ranjang dan sofa yang cukup jauh, membuat Taeyong mengurungkan niatnya.

Atensi Taeyong teralihkan, tatkala pintu ruangan terbuka. Dokter Park, seorang dokter spesialis obstetri dan ginekologi yang menanganinya saat operasi, melangkah masuk dengan senyum ramah tersungging di wajahnya.

“Selamat pagi,” sapa dokter Park dengan ramah. “Bagaimana perasaan anda hari ini?” tanyanya pada Taeyong.

“Saya merasa lebih baik, dokter. Masih ada sedikit rasa nyeri, tapi tidak seburuk kemarin-kemarin,” jawab si pria mungil.

Dokter Park mengangguk, lalu mulai memeriksa pasiennya. Ia mengecek tanda-tanda vital, seperti tekanan darah, detak jantung, dan juga suhu tubuh.

“Tekanan darah anda sudah stabil, 110/70 mmHg. Detak jantung juga normal, 72 kali per menit,” ujar dokter Park sembari mencatat rekam medis Taeyong. “Suhu tubuh anda juga normal, 36.5° C. Ini semua tanda yang bagus.”

Dokter Park kemudian memeriksa luka operasi di perut si mungil. Dengan lembut, ia membuka perban dan mengamati bekas jahitannya. “Luka operasi anda sembuh dengan baik. Tidak ada tanda-tanda infeksi ataupun komplikasi.”

Mungkin terganggu dengan suara dokter Park yang sedang mengecek kondisi Taeyong, si lelaki tampan yang sedari tadi tertidur di sofa, kini sudah bangun. Jaehyun mengucek matanya sejenak, sebelum akhirnya berjalan menuju ranjang istrinya.

“Jadi, bagaimana kondisi istri saya, dokter?” tanya Jaehyun, usai ia sudah berada di dekat Taeyong.

Dokter Park tersenyum, “Perkembangan pasien sangat baik. Operasi histerektomi yang kita lakukan tiga hari lalu, berhasil tanpa komplikasi. Berdasarkan pemeriksaan, saya rasa pasien sudah bisa pulang hari ini.”

Netra milik Taeyong berbinar, ketika mendengar kabar yang dokter Park ucapkan. “Benarkah, dokter? Saya boleh pulang hari ini?”

“Ya, tapi dengan beberapa syarat,” jawab dokter Park.

Dokter tersebut menjelaskan bahwa Taeyong harus tetap menjaga kebersihan luka operasinya. Perban juga harus diganti setiap hari, dan dijaga agar tetap kering. Dan yang terakhir, Taeyong harus banyak beristirahat. Ia juga tidak boleh mengangkat benda berat, dan melakukan aktivitas berat, selama setidaknya enam minggu ke depan.

Jaehyun dan Taeyong menyimak penjelasan itu dengan seksama. “Terima kasih banyak, dokter,” ucap Taeyong setelah dokter Park selesai berbicara.

Dokter Park mengangguk, “Sama-sama. Semoga anda lekas pulih sepenuhnya,” kata sang dokter seraya beranjak keluar dari ruangan ini.

Seusai dokter Park keluar, Jaehyun langsung mengecup dahi istrinya dengan lembut. “Kau dengar itu, Sayang? Hari ini kau sudah boleh pulang.”

Taeyong mengangguk, air mata haru menggenang di pelupuk matanya. Ia sudah tidak sabar kembali ke mansion dan bertemu dengan putra kecilnya. Taeyong merasa sangat rindu dengan Mark, karena sudah hampir satu minggu ia tidak bertemu dengan anak itu. Apalagi Jaehyun juga bercerita, kalau Mark terus mencari dan menanyakan di mana keberadaannya.

WITH YOU | Jaeyong [SEGERA TERBIT]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang