07

13.2K 1K 44
                                    

TAEYONG menggeliat kecil saat merasakan suatu pergerakan yang menyentuh tubuhnya. Perlahan kedua matanya terbuka, untuk melihat sesuatu yang sedang terjadi tersebut.

“Mark?”

Rasa terkejut tidak mampu Taeyong tampik, kala mengetahui bahwa sekarang Mark duduk di sampingnya, sambil memijat-mijat dirinya.

“Aduh, Bubu bangun. Malk mengganggu, ya?” tanya Mark dengan raut muka bersalah.

Kepala Taeyong menggeleng beberapa kali, lalu merubah posisi dirinya agar ikut duduk. “Apa yang sedang Mark lakukan, hm? Ini masih malam, seharusnya Mark tidur.”

“Eung, Malk kasihan melihat Bubu tadi disakiti oleh Daddy. Badannya Bubu pasti sakit? Makanya Malk pijat-pijat, supaya Bubu tidak sakit,” jelas anak itu.

Mendengar penuturan tersebut, mata Taeyong berkaca-kaca. Lantas ia membawa Mark ke dalam dekapannya. “Mark tidak perlu khawatir. Bubu baik-baik saja, Bubu tidak sakit.”

“Tapi tadi saat tidur, Bubu seperti orang ketakutan. Bubu juga menangis, seperti kalau Malk sedang dimarahi Daddy.”

Reflek Taeyong menyentuh pipinya sendiri. Dirasakannya bekas air mata yang sudah mengering di sana, artinya Taeyong benar-benar menangis saat tertidur tadi.

Otaknya pun mengingat, bahwa selama tidur tadi, ia bermimpi buruk. Itu adalah sebuah bentuk rasa traumatis, yang selalu muncul setiap malamnya sejak beberapa tahun silam.

“Bubu?” panggil Mark, ketika Taeyong melamun.

Tersadar dari lamunannya, Taeyong pun merebahkan Mark untuk kembali berbaring di ranjang.

“Mungkin Bubu tadi hanya mengigau,” jawab Taeyong tak jujur. “Sekarang Mark tidur lagi, ya?”

Bocah itu menurut apa yang Taeyong ucapkan. Selimut tebal kembali membentang menutupi seluruh badannya. Kemudian, Mark kembali tertidur dengan posisi mendusal di dada Taeyong.

***

PAGI harinya, Jaehyun menghampiri kamar Mark untuk melihat kondisi anak itu.

Saat masuk ke dalamnya, ia melihat Mark sedang dipakaikan baju oleh Taeyong. Pria mungil itu terlihat begitu telaten, dia nampak begitu sayang dengan Mark.

“Mark, segera ke meja makan.”

Suara berat Jaehyun barusan, berhasil membuat Mark dan Taeyong menoleh bersamaan ke arah pintu.

“Iya, Daddy. Sebentar, Malk sedang pakai baju,” jawab si anak.

Tidak menunggu lama. Hanya sekitar tiga puluh detik setelahnya, Mark sudah berpakaian lengkap. Rambutnya pun tersisir rapih, dengan poni menjuntai menutupi dahi.

“Bubu, ayo...”

Tangan kecil Mark terangkat ke udara, meminta agar Taeyong ikut turun ke bawah untuk sarapan bersama. Sebab tidak ada suruhan pergi oleh Jaehyun, Taeyong pun menurut.

Sesampainya di bawah, Mark segera duduk di kursi yang khusus disediakan untuknya. Ukurannya lebih kecil dan lebih tinggi dari kursi-kursi lain, sehingga memudahkan Mark untuk mengakses meja makan.

Sedangkan Jaehyun duduk di hadapan Mark. Lelaki itu sedari tadi terlihat cuek dan dingin. Bahkan kepada anaknya sendiri.

“Bubu, sini duduk di dekat Malk,” titah si bocah seraya tersenyum riang.

WITH YOU | Jaeyong [SEGERA TERBIT]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang