MOBIL yang Jaehyun kendarai tengah melaju dengan kecepatan tinggi. Mobil itu membelah jalanan kota yang mulai sepi. Tangan Jaehyun mencengkram setir dengan erat, matanya fokus ke jalanan, namun pikirannya dipenuhi kekhawatiran. Sementara itu, Johnny terus memantau layar tablet di tangannya, mencari petunjuk sekecil apapun tentang keberadaan Taeyong.
“Masih belum ada kabar?” tanya Jaehyun, suaranya terdengar tegang.
Johnny menggeleng, “Belum. Tapi tim kita sudah tersebar di seluruh kota, mereka pasti segera menemukan sesuatu.”
Tepat saat Johnny menyelesaikan kalimatnya, earpiece di telinganya berbunyi. Ia segera menekan tombol untuk menerima panggilan.
“Ya, bagaimana?” ujar Johnny.
Jaehyun melirik ke arah Johnny, ia berharap ada kabar baik. Bisa dilihat oleh Jaehyun, raut wajah Johnny berubah; alisnya terangkat dan matanya melebar.
“Kau yakin? Baiklah, kirimkan koordinatnya segera,” Johnny menjawab, lalu mengakhiri panggilan. Ia berpaling ke Jaehyun, “Mereka menemukannya!”
Jaehyun hampir kehilangan kendali, karena terkejut. “Di mana” tanyanya.
“Tim bodyguard menemukan jejak mobil hitam yang membawa Taeyong. Mobil itu terakhir kali terlihat menuju ke arah utara, ke daerah pinggiran kota,” jawab Johnny seraya sibuk mengetik sesuatu di tabletnya.
Mendengar penjelasan tersebut, tanpa pikir panjang Jaehyun langsung memutar setir, membuat mobilnya berputar 180 derajat di tengah jalanan. Ban berdecit keras saat mobil itu melesat ke arah yang berlawanan.
“Kirimkan koordinatnya ke GPS mobil,” perintah Jaehyun.
Johnny mengangguk, dengan cepat ia mentransfer data dari tabletnya ke sistem navigasi mobil. Dalam hitungan detik, sebuah rute muncul di layar dashboard.
“Jae,” panggil Johnny. “Kita tidak tahu siapa yang membawa Taeyong. Bisa jadi itu adalah orang yang berbahaya, kita harus tetap berhati-hati.”
Itu dia. Mereka tidak tahu, siapakah orang yang membawa Taeyong pergi. Bisa jadi, orang itu sengaja ingin mencelakai Taeyong. Rahang Jaehyun mengeras, ia tidak ingin kehilangan istrinya untuk yang ke dua kalinya.
Kecepatan laju mobil semakin tinggi, netra Jaehyun sesekali melirik layar navigasi yang menunjukkan rute lokasi tujuan.
“Belok kiri di persimpangan berikutnya,” instruksi Johnny.
Jaehyun mengangguk singkat, kakinya semakin dalam menginjak pedal gas. Mobil berbelok tajam, ban pun kembali berdecit ketika mereka memasuki jalan yang lebih sempit. Pemandangan kota mulai tergantikan oleh deretan rumah-rumah sederhana dan juga gudang-gudang tua.
“Kurasa, kita semakin dekat dengan pelabuhan,” gumam Jaehyun tatkala ia melihat kilau samar air laut di kejauhan sana.
Kepala Johnny mengangguk, “Menurut data dari tim, rumah itu seharusnya berada sekitar dua kilometer lagi ke arah utara.
Jantung Jaehyun berdegup semakin kencang. Setiap detik yang berlalu terasa seperti siksaan. Pikirannya dipenuhi bayang-bayang Taeyong. Apakah istrinya itu dalam keadaan baik-baik saja? Ataukah terluka? Berbagai skenario buruk berkelebat di benaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WITH YOU | Jaeyong [SEGERA TERBIT]✓
FanfictionPertemuan Jaehyun dengan seorang pria mungil berwajah cacat, yang berhasil membebaskan Jaehyun dari kesedihan mendalam.