“Siapa dia, Jae?” Yunho bertanya dengan suara setengah berbisik. Pria paruh baya itu kaget melihat fisik si pria mungil yang nampak mengerikan.
“Dia Taeyong—”
“APA?!” teriak Yunho dan Nara bersamaan.
Jaehyun mengernyitkan dahinya, namun setelahnya ia tertawa kecil. “Bukan, dia hanya memiliki nama yang sama dengan mendiang istriku. Dia pengasuh baru Mark, terkadang dia juga ikut mengerjakan pekerjaan pelayan.”
Yunho menghembuskan napasnya yang tadi seperti tertahan. “Astaga, paman kira...”
“Sudahlah, paman.” Jaehyun tidak ingin jika pembahasan mereka terhadap mendiang istrinya semakin jauh. Jaehyun tidak ingin merasakan lara yang lebih dalam.
“Lalu bagaimana penawaran perjodohan tadi, Jaehyun?”
“Eum, Tuan Yunho, sebaiknya jangan terlalu mendesak Jaehyun. Keputusan ini pasti memerlukan pertimbangan yang tidak sebentar,” Nara mengingatkan.
“Jaehyun, paman juga tidak sembarangan. Paman tidak mungkin menjodohkanmu dengan seseorang yang tidak jelas. Kau sendiri sudah mengenal Nara sejak lama, kau pasti tahu bagaimana sifat Nara. Paman yakin, Nara bisa menjadi pendamping hidup yang baik untukmu,” ucap Yunho panjang lebar.
Jaehyun mengurut pangkal hidungnya, ia merasa pening. “Baiklah, paman. Tapi aku butuh waktu untuk memikirkan semua ini.”
***
YUNHO beserta Nara, sudah meninggalkan kediaman Jaehyun sejak satu jam yang lalu. Namun, sang pemilik mansion masih duduk termenung di sofa. Otaknya terus memikirkan keinginan Yunho tadi, untuk menjodohkan Nara dengannya.
“Permisi, Jaehyun. Apakah kau ingin minum lagi? Aku akan mengambilkannya,” tanya Taeyong. Ia yang sedang bersih-bersih ruangan tengah, tak sengaja melihat gelas di hadapan Jaehyun sudah kosong.
Jaehyun menoleh, “Aku ingin kopi, tolong buatkan seperti biasa.”
“Baik, akan aku buatkan,” balas Taeyong sopan.
Tak butuh waktu lama bagi Taeyong untuk membuat kopi. Sekitar lima menit kemudian ia sudah kembali berada di ruang tengah. Tangan kanannya menyajikan secangkir kopi tersebut di meja.
“Silahkan dinikmati, aku harap kau menyukainya.” usai mengucap kalimat tersebut, Taeyong kembali berdiri dan hendak pergi dari ruangan ini. Namun suara Jaehyun telah terlebih dulu menginterupsi.
“Tunggu,” ujar Jaehyun.
“Ya?”
“Duduklah di sini sebentar. Ada yang ingin aku obrolkan.” Jaehyun menepuk sofa di sampingnya.
Menurut, Taeyong segera memposisikan dirinya di tempat yang Jaehyun minta. Ia agak merasa deg-degan, mengenai obrolan apa yang akan Jaehyun bicarakan.
Jaehyun menatap cangkir kopi di depannya, jemarinya mengetuk-ngetuk sisi porselen itu dengan gelisah. Ia mengangkat wajahnya, menatap Taeyong yang kini sudah berada di sampingnya.
“Taeyong, aku... aku ingin meminta pendapatmu,” kata pemilik mansion tersebut.
“Pendapat?” beo Taeyong.
KAMU SEDANG MEMBACA
WITH YOU | Jaeyong [SEGERA TERBIT]✓
FanfictionPertemuan Jaehyun dengan seorang pria mungil berwajah cacat, yang berhasil membebaskan Jaehyun dari kesedihan mendalam.