26

10.2K 754 90
                                    

FAJAR menyingsing di ufuk timur, membentangkan sinar mentari di mansion keluarga Jung.

Taeyong mengapung santai di kolam renang, netranya terpejam menikmati belaian air di kulitnya. Ia sudah boleh berenang, karena bekas jahitan operasi pengangkatan rahim yang ia jalani sekitar dua bulan yang lalu, telah sembuh sepenuhnya.

Pria mungil itu mengayunkan lengannya di air, rambut coklatnya yang basah nampak berkilau oleh sang mentari. Dirinya menyimpan kerinduan akan masa lalu, saat ia sering menghabiskan waktunya di kolam renang ini.

Di sampingnya, ada Jaehyun yang sedari tadi terus memperhatikan sang istri. Lelaki itu teringat, bagaimana dulu ketika Taeyong sedang mengandung Mark. Istrinya itu sering memintanya untuk menemani berenang. Taeyong yang berbadan dua, nampak begitu memesona dengan perut buncitnya. Lantas, Jaehyun pasti akan selalu memberi sentuhan lembut pada perut si pria mungil.

Perlahan, Taeyong membuka kedua matanya. Ia menangkap basah, sang suami yang sedang memandanginya. “Apa yang kau lihat?” tanyanya.

“Dirimu,” jawab Jaehyun cepat, lantas mengukir senyum manis.

Taeyong mendengus, kemudian ia berhenti berenang sejenak. Pria mungil itu berpegangan pada tepian kolam. Matanya menerawang, seolah tenggelam dalam sebuah kenangan. Melihat itu, Jaehyun lantas membelai pipi sang istri yang basah.

“Apa yang kau pikirkan?” tanya Jaehyun.

Si pria mungil tersenyum, matanya berkaca-kaca. “Aku jadi teringat, saat dulu aku sedang mengandung Mark. Ingat tidak? Kita sering berenang bersama di sini.”

Ah, rupanya Taeyong juga tengah memikirkan hal yang sama. Seperti apa yang sedang Jaehyun pikirkan.

Jaehyun mengangguk. “Tentu saja. Bagaimana aku bisa melupakannya?”

Kenangan itu seolah kembali hidup di hadapan Jaehyun. Taeyong dengan perut yang membuncit, bersandar nyaman di dada bidangnya.

“Ya, Mark selalu lebih aktif saat kita sedang berenang,” kata Taeyong.

Jaehyun tertawa kecil. “Aku ingat itu. Dia selalu menendang-nendang, seperti sudah tidak sabar ingin berenang sendiri.”

“Dan kau selalu panik setiap kali aku berkata kalau dia menendang,” Taeyong menambahkan, seraya terkekeh geli.

“Aku khawatir dia akan menyakitimu, Sayang,” kata Jaehyun, kemudian ia menarik lembut raga sang istri untuk mendekat ke arahnya.

Usai mendekat, Taeyong lantas menyandarkan kepalanya di bahu Jaehyun. “Kau begitu protektif. Kau bahkan selalu memastikan air kolam tidak terlalu dingin, kemudian kau juga membuatkanku jus buah setiap pagi.”

“Jus mangga,” sahut si lelaki berlesung pipi. “Kau selalu menginginkan jus mangga.”

“Dan es krim stroberi di malam hari,” lanjut Taeyong, pria mungil itu tersenyum kala mengingat keinginan-keinginan anehnya saat tengah mengandung.

Ketika Taeyong sedang hamil dulu, Jaehyun lah yang selalu membuatkannya jus buah, atau apapun makanan yang Taeyong minta. Padahal di sini mereka memiliki banyak pelayan, namun Jaehyun lebih memilih melakukannya sendiri, untuk sang istri.

WITH YOU | Jaeyong [SEGERA TERBIT]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang