DI HARI pertama Taeyong menumpang tinggal di mansion megah milik Jaehyun, pria mungil itu segera dihadapkan dengan tugas yang berat.
“Taeyong, bersihkan seluruh area kolam renang,” perintah Jaehyun tanpa basa-basi.
Area kolam renang tersebut bukanlah kolam renang biasa—luasnya hampir menyerupai danau buatan dengan dikelilingi oleh taman. Tugas itu seharusnya diserahkan pada beberapa orang, namun Jaehyun memilih untuk menguji Taeyong, melihat seberapa jauh pria itu dapat bertahan dalam tekanan.
Sejenak, Taeyong menatap lantai marmer yang mengkilap, perasaan cemasnya melilit lebih erat di dadanya. Jaehyun menatapnya dengan pandangan dingin dan mengancam, membuat Taeyong merasa kerdil di hadapan lelaki tampan itu. Taeyong tidak berani menatap Jaehyun langsung. Ia hanya mampu mengangguk patuh, hatinya berdetak lebih kencang setiap kali bertemu pandang dengan mata tajam Jaehyun yang mengintimidasi.
“Seluruh area mansion dipantau CCTV,” kata Jaehyun. “Jangan coba-coba melakukan hal yang tidak perlu.”
Taeyong hanya mampu menelan ludah, tubuhnya serasa mengecil di bawah tatapan Jaehyun. Setelah sejenak hening, suara Jaehyun terdengar kembali, kali ini lebih keras, seolah menuntut sebuah jawaban.
“Apakah kau mendengarnya?!”
“Ya... aku mendengar,” jawab Taeyong, suaranya gemetar.
Hanya deru napas keduanya yang terdengar selama beberapa detik. Rahang Jaehyun mengeras, ekspresinya berubah dingin seperti es.
“Lalu apa yang kau tunggu? Cepat bersihkan area kolam renang!”
Taeyong tersentak kaget, napasnya tercekik seketika. Dengan rasa gugup, ia segera bangkit dari posisinya dan berlari kecil ke arah pintu, namun langkahnya terhenti. Ia tiba-tiba menyadari sesuatu—sesuatu yang sangat penting. Di mana letak kolam renang? Taeyong belum pernah menjelajahi seluruh mansion ini; denahnya yang rumit membuatnya bingung.
Ia berbalik, berniat untuk bertanya, namun langkahnya terhenti saat mendapati Jaehyun sudah berdiri di belakangnya. Lelaki tinggi itu berdiri tegap, menghadap Taeyong dengan ekspresi yang sukar dibaca.
Kaki Taeyong bergetar saat tubuhnya tanpa sengaja menabrak dada bidang Jaehyun. Ia terhuyung ke belakang, hampir jatuh, namun berhasil menahan dirinya. Wajahnya memucat, dan tanpa sadar, ia menunduk lebih dalam, lantaran merasa sangat bersalah.
“Bisakah kau berhati-hati?”
“Maaf, aku tidak sengaja. Aku tidak tahu di mana letak kolam renangnya,” kata Taeyong penuh rasa bersalah, suaranya nyaris tak terdengar.
Jaehyun memutar bola matanya, merasa jengah dengan kebingungan Taeyong. Ia menghela napas panjang.
“Ikuti aku,” kata Jaehyun dengan nada yang datar, mengisyaratkan agar Taeyong mengikuti langkahnya.
Tanpa menunggu lagi, Jaehyun mulai melangkah, meninggalkan ruangan itu dengan langkah pasti. Sementara itu Taeyong mengikuti dari belakang, mencoba menyesuaikan langkahnya dengan lelaki yang jauh lebih tinggi darinya itu.
Lift yang mereka naiki bergerak, namun atmosfer di dalamnya begitu tegang, Taeyong merasa sulit bernapas. Setelah melewati beberapa lorong panjang dan berliku-liku, mereka akhirnya tiba di area kolam renang yang luas dan megah.
Jaehyun berhenti sejenak, membiarkan Taeyong mencerna pemandangan di depannya. Namun, ia tidak memberikan waktu yang lama.
“Apa lagi yang kau tunggu? Cepat bersihkan,” perintah Jaehyun.
Taeyong masih berdiri di tempatnya, matanya meneliti seluruh area kolam renang. Tapi, yang ia lihat justru membuatnya bingung—tempat itu sudah bersih, bahkan sangat bersih. Tidak ada satupun sudut yang nampak kotor ataupun berantakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
WITH YOU | Jaeyong [SEGERA TERBIT]✓
FanfictionPertemuan Jaehyun dengan seorang pria mungil berwajah cacat, yang berhasil membebaskan Jaehyun dari kesedihan mendalam.