|
SELAMAT MEMBACA!!
.
"Gak ada yang salah dengan status sosial, yang salah itu mindset orang lain."
- Ratu Maureen Garletta.
• bab enam •
Akibat Meng-salting.
|
Maureen menatap pintu kelas dengan lekat, menghembuskan napas pelan sebelum akhirnya memasuki ruang kelasnya.
Matanya sekilas melihat sebuah meja yang berada di deretan belakang, tempat Friss duduk. Sudah terhitung dua hari sejak kejadian itu Friss entah kenapa menjadi seperti sedang menjaga jarak dengannya.
"Lo berdua lagi ada masalah?" tanya Chella tiba-tiba.
"Enggak, gak ada kok."
"Tapi kenapa Friss kaya jaga jarak dari lo ya?"
"Perasaan lo aja kali."
"Loh, dih apaan bawa-bawa perasaan gue. Perasaan gue cuma buat Ge."
"Serah lo Chell."
"Ish, serius bego. lo ada masalah apa sama Friss?"
Belum sempat menjawab pertanyaan dari Chella, telinganya mendengar decitan dari ambang pintu. Friss yang terlihat baru saja datang dengan sedikit menundukkan kepala tanpa melihat ke arah mereka, lalu dengan cepat duduk di bangkunya.
"Tuh kan, lo biasanya nyapa Friss, tapi dua hari yang lalu lo gak pernah nyapa dia lagi. Ada apa sih sebenernya?"
"Gak ada apa-apa Chell." jawab Maureen sembari mengeluarkan sebuah novel dari dalam tasnya, dan mulai membacanya dengan tenang.
Chella bingung, ada apa dengan kedua temannya? Mengapa sikap mereka berdua sangat aneh?
Untuk menuntaskan perasaan bingungnya, ia harus bertanya kepada Friss. Dengan cepat kilat ia sudah berada di depan meja gadis itu, menatap Friss dengan tatapan meminta penjelasan.
"Kenapa Chell?" tanya Friss dengan mengerutkan keningnya bingung.
"Lo sama Maureen ada masalah apa?"
"Hah? Masalah?"
"Iya, udah dua hari kalian diem-dieman, lo juga gak makan bareng kita lagi. Ada masalah apa sih kalian?"
"Gak ada masalah kok."
"Tapi lo kenapa—
"Selamat pagi anak-anak."
Suara bariton Pak Fuad, guru Olahraga dari ambang pintu, membuat para murid langsung duduk di bangku mereka masing-masing.
"Pagi pak."
"Baik, sekarang kalian ganti baju dulu, waktunya 10 menit terus langsung saja ke lapangan buat pemanasan. Inget, jangan sampe ada yang telat."
KAMU SEDANG MEMBACA
KALOPSIA
Teen Fiction(FOLLOW DULU SEBELUM BACA) Seperti apa kehidupan remaja usia 17 tahun pada umumnya? Pastinya di tahun itu seorang remaja telah bisa memilih keputusan serta bertanggung jawab atas pendewasaan. Bagi orang awam mengatakannya mereka mulai mencari jati d...