|
SELAMAT MEMBACA!!
.
• bab sepuluh •
UKS, saksi bisu.
|
Suasana kantin saat ini sangat ramai membuat semua murid rela berdesak-desakan, bukan karena ingin jajan tetapi mereka ingin melihat perkelahian antara dua manusia yang sudah menjadi musuh bebuyutan sejak SMP.
"BANGUN BANGSAT!" seru Dary dengan seragam yang sudah terlepas dan hanya menyisakan kaos hitam polos di dalamnya.
Seorang laki-laki yang terlihat sudah babak belur tergeletak di lantai, terbatuk-batuk karena mendapat serangan dan sesekali terkekeh menanggapi seruan Dary tadi.
"Chill men, kenapa sih sensitif banget kalo gue nyebut nama itu?" tanya laki-laki itu dengan santai, memandang remeh ke arah Dary.
"BACOT LO ANJING!"
Dary menarik kerah laki-laki itu dengan kasar hingga sedikit terangkat, dengan cepat melayangkan bogeman mentah pada tulang pipi laki-laki itu dan lagi-lagi membuatnya tersungkur di lantai yang dingin.
Tak sampai disitu Dary mengayunkan kakinya menendang perut lawannya dengan kencang membuat laki-laki itu terbatuk-batuk, kemudian menekan kuat perut rata itu dengan sepatu kulit nya sebelum melangkahkan kaki hendak meninggalkan kantin.
"Cih, sok jagoan." dengan mengerahkan seluruh tenaganya, laki-laki itu berhasil bangkit lalu segera menarik bahu Dary dan langsung memberikan balasan dengan meninju tepat pada rahang serta tulang pipinya hingga membuat tubuh Dary sedikit oleng.
Dengan cepat Dary menendang kuat dada bidang lawannya, membuat laki-laki itu terpental dengan punggung yang terbentur ujung meja kantin. Tangannya kembali terkepal hendak melayangkan bogeman kembali, dengan satu tangannya yang mencengkram kerah laki-laki itu.
"DARY LIANO DIERJA IKUT SAYA KE RUANG BK SEKARANG!" perintah Bu Henny yang terkenal sangat killer, yang notabene sebagai guru BK yang paling ditakuti.
Menghela napas kasar Dary menurunkan kepalan tangannya yang berada mengambang di udara serta melepaskan cengkramannya pada kerah laki-laki itu, dengan langkah gontai ia menundukkan badan mengambil seragam yang tadi sengaja ia lepas sebelum memukuli orang itu dan langsung berjalan mengikuti guru tadi.
Sementara laki-laki yang tadi dibuat babak belur oleh Dary langsung ditolong oleh murid-murid yang lain untuk dibawa ke UKS.
"Gila, keren banget!" pekik Chella memuja kehebatan Dary dalam berkelahi.
"Stress lo, berantem gitu keren darimana nya coba?" tanya Maureen sembari berjalan menuju bakso langganannya, cacing-cacing di perutnya harus segera diberi makan.
"Reen, itu tuh kayak semacam aura lakik nya memancar banget pas berantem."
"Sekarang jadinya naksir sama kak Dary? Berarti Ge buat gue ya." goda Maureen
"Mulut siapa itu yang ngomong? Jangan ngadi-ngadi deh lo, Ge itu tetep di hati. Asekkk.."
"Gue heran kenapa Kak Dary lagi-lagi berantem sama orang yang sama?"
"Lo berdua tuh harusnya bersyukur banget sih bisa temenan sama gue yang notabene punya banyak sumber, jadi ya gue pasti tau tentang gosip-gosip anak di SMA Djuanda tercinta ini." puji Chella pada dirinya sendiri dengan sombong, membuat kedua temannya menatapnya jengah.
"Menurut informasi terpercaya sih mereka dulunya temenan pas SMP, terus gak tau kenapa pas awal masuk SMA."
"Emang masalah apa sih bisa sampe musuhan begitu?" tanya Friss
KAMU SEDANG MEMBACA
KALOPSIA
Teen Fiction(FOLLOW DULU SEBELUM BACA) Seperti apa kehidupan remaja usia 17 tahun pada umumnya? Pastinya di tahun itu seorang remaja telah bisa memilih keputusan serta bertanggung jawab atas pendewasaan. Bagi orang awam mengatakannya mereka mulai mencari jati d...