KALOPSIA | VII

23 5 0
                                    

|

SELAMAT MEMBACA!!

.

• bab tujuh •

Kerja kelompok.

|

"HAHAHAHAHA."

"Sumpah ekspresi lo konyol banget." ucap Friss diselingi dengan tertawa ringan.

Sedangkan Maureen sudah sedari tadi tertawa terpingkal-pingkal saat mengetahui kebodohan temannya itu, membuat Chella menatap sinis ke arah gadis itu. Bukannya berhenti, malahan tawa Maureen semakin menjadi.

"Udah Reen, jangan ketawa mulu. Pegel gue dengernya." ucap Chella dengan merendahkan suaranya, ingin sekali ia menyumpal mulut Maureen agar gadis itu menghentikan tawanya.

"Ya lo gila aja, masa saking gugupnya sampe salah ambil nampan. Gue tau lo salting, tapi jangan malu-maluin juga dong."

Sabar Chell sabar, gak boleh ngatain anak orang. Tapi dia kaya setan, gumam Chella dalam hati.

"Sstt udah udah."

Mereka memasuki kelas dan berjalan ke bangku Friss, Maureen serta Chella mengambil bangku yang berada di depan meja temannya itu lalu duduk dengan cepat.

"Tugas kelompok mau dikerjain kapan?" tanya Friss

"Hari ini aja gimana? Pulang sekolah langsung." usul Maureen dan langsung diangguki oleh kedua temannya.

"Mau ngerjain dimana emang?"

"Gak tau deh."

"Di rumah gue aja, aman kok gak ada pengganggu hari ini." Pengganggu yang dimaksud adalah Yogi, kakaknya.

"Boleh-boleh, emang kakak lo kemana?"

"Ada jadwal latihan futsal." Chella menganggukkan kepalanya mengerti.

Friss mengalihkan pandangannya pada Zee yang sedang memainkan ponselnya dalam diam.

"Lo juga ikut ya, Zee."

"Hm."

Hanya jawaban singkat itu yang Friss dapatkan, ia mulai sedikit lebih terbiasa dengan sifat teman sebangkunya itu. Ia harus bisa menyesuaikan diri dengan Zee, sebagai teman sebangku bukan?

"Lo pake supir kan Zee? Kalo gitu kita nebeng, boleh gak?" tanya Maureen

"Hm."

"Oke, nanti mau cari referensi di perpustakaan gak buat tambahan materi bikin makalahnya?"

"Boleh, nanti biar gue sama Zee aja yang cari." ucap Chella yang langsung dihadiahi tatapan tidak terima dari Zee.

"Oke, nanti istirahat kedua kalian ke perpustakaan ya."

"Beres."

Zee memutar bola matanya dan menghela napas pasrah, bagaimana jika ia menolak? Sudah pasti ia di keluarkan dari kelompok bukan? dan jika ia dikeluarkan, tidak akan mendapatkan nilai. Jadi apa boleh buat?

Melihat raut wajah pasrah Zee membuat Maureen tersenyum geli, mungkin untuk saat ini ia bisa berteman dengan gadis dingin yang irit berbicara karena tugas kelompok, apakah nantinya jika sudah selesai presentasi mereka masih bisa menjadi teman atau malah kembali menjadi asing?

"Oh iya Chell, gue sejak tiga hari yang lalu sering liat Ge sarapan di kantin." ucap Friss

"Serius?"

"Iya."

KALOPSIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang