KALOPSIA | IX

13 5 0
                                    

|

SELAMAT MEMBACA!!

.

• bab sembilan •

Sarapan bareng.

|

Friss baru saja keluar dari pintu rumahnya, kemudian menguncinya sebelum melangkahkan kakinya menuju halte.

Tangannya berselancar ria di layar ponselnya, membaca dengan seksama sebuah web. Tiba-tiba sebuah klakson motor dari arah belakangnya berbunyi dengan nyaring, membuatnya refleks menepi ke sisi jalanan dan langsung menoleh melihat si pengendara motor itu. Yang tak lain dan tak bukan adalah orang yang selalu mengitili nya sedari kecil.

"Astaga Bin, lo bikin orang jantungan aja." gerutu Friss

Abin sontak terkekeh melihat reaksi sahabatnya tadi, dengan cepat ia turun dari motor Supra nya dan mengambil sebuah helm lain lalu memakaikannya pada kepala Friss.

"Bareng ya?"

"Kan kita beda arah, lagian nanti lo telat."

"Gak apa-apa, gue masuk agak siangan dikit." jelas Abin membuat gadis itu memicingkan matanya mencurigai adanya kebohongan yang dibuat oleh laki-laki itu.

"Lo gak lagi nyoba bolos kan?"

"Ya elah, kagak.. seriusan."

"Beneran?"

"Iya bawel, udah buruan naik keburu siang nih." Abin menarik lengan Friss untuk mendekati motor nya, dengan cepat ia naik terlebih dahulu sebelum gadis itu menaiki jok belakangnya.

Setelah dirasa jok belakang sudah terisi, ia melihat spion dan mengarahkan pada wajah Friss.

"Pegangan."

"Lo modus ya?" tanya Friss dengan memicingkan mata.

"Dih siapa yang modus, barangkali aja nanti lo terbang kalo gak pegangan." ucap Abin dengan diselingi kekehan membuat Friss ingin sekali menonyor helm yang dikenakan oleh laki-laki itu.

"Jayus lo."

"Kita harus mengawali pagi itu dengan tertawa."

"Sotoy, dengan tersenyum kali."

"Lah udah ganti.."

"Astaga Abintara! Lo ngoceh mulu, kalo gak jalan-jalan nanti gue bisa telat."

"Oh iya lupa El, pegangan dulu dong." paksa Abin, dengan sangat terpaksa Friss menuruti kemauan laki-laki itu. Ingat ya dengan sangat terpaksa.

Motor Supra yang dikendarai oleh Abin melaju di jalanan ramai dan sesekali menunjukkan keahliannya dalam menyalip beberapa pengendara motor dan mobil.

Masih pagi udah kayak mau bawa anak orang ketemuan sama malaikat maut, emang kelakuan laki-laki bernama Abin itu selalu membuat Friss kehilangan rasa sabarnya.

Melalui kemampuan menyalip Abin yang diluar nalar, mereka akhirnya sampai di depan gerbang SMA Djuanda. Perlahan Friss turun dengan menatap nyalang ke arah Abin, darahnya naik seketika ketika naik motor bersama laki-laki itu.

"Lo mau nganterin gue ketemu malaikat maut ya?!" hardik Friss setelah melepaskan helm yang melindungi kepalanya, dan memberikannya pada Abin.

"Kan kata lo nanti telat, yaudah gue ngebut biar lo gak telat. Hebat kan gue?" ucap Abin dengan senyum sombong.

"Hebat mata lo!"

"Ya ampun, bukannya bilang makasih malah dimarahin gini." Dengan memasang mimik wajah yang dibuat-buat sedih.

KALOPSIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang