|
SELAMAT MEMBACA!!
.
• bab dua belas •
Kenapa harus aku.
|
Chella melangkahkan kakinya terburu-buru di lorong, tujuannya yaitu toilet. Perutnya seperti diaduk-aduk dan dipelintir, mulas. Atau istilah gampangnya kebelet boker.
Ia berjalan dengan cepat tanpa melihat ke arah sekitar yang lumayan ramai dengan beberapa murid berlarian, Chella mungkin saja bisa terjatuh karena tidak melihat sekitar jika saja tidak ada sebuah tangan yang menariknya cepat.
"Hati-hati."
Sontak Chella mendongakkan kepalanya, matanya membola terkejut.
"Makasih." ucap Chella dengan mata berbinar ketika melihat Genandra yang berada tepat di sampingnya.
"Iya sama-sama."
"Oh iya kotak makan tadi udah gue cuci, tapi masih di kelas. Gue ambil dulu ya?"
Perlahan Chella menganggukkan kepalanya, "Iya, tapi gue mau ke toilet dulu nih." jawab Chella dengan sekuat tenaga menahan rasa mulasnya.
"Gak apa-apa, biar nanti gue tungguin di depan toilet aja."
"Oke.."
Chella segera mempercepat langkahnya menuju toilet dan langsung masuk ke dalam salah satu bilik.
Cukup lama, sampai hampir 10 menit sudah ia berjuang dengan mengerahkan seluruh tenaganya untuk buang hajat. Setelah selesai membersihkan dirinya, ia berjalan menuju wastafel dan kaca, dapat ia lihat ada beberapa keringat menjalar di pelipisnya.
"Gara-gara nambah sambel tadi, dahlah."
Merapikan sedikit penampilannya, tiba-tiba saja ia teringat bahwa ia ada janjian dengan Genandra di depan toilet. Dengan segera ia membuka pintu toilet dan langsung menemukan laki-laki itu yang memunggunginya sedang bersandar pada tembok.
"Ge?"
Panggilannya itu mampu membuat Genandra menoleh seketika.
"Udah?" tanya Genandra
"E—e.. udah kok. Sorry ya lo jadi nunggu lama."
"Santai kali.. Oh iya ini," ucap Genandra sembari menyodorkan paper bag berisi kotak makan miliknya.
"Thanks ya buat sarapannya, enak banget masakan lo."
Mendengar pujian dari laki-laki itu, rasanya seperti ada banyak kupu-kupu berterbangan di dalam perutnya.
"Sama-sama."
"Gue pengen banget bisa masak kaya lo, walaupun keliatan sederhana tapi rasanya enak banget."
"Sebenernya gampang, asal lo tau basic nya nanti pasti bisa."
"Iya sih, tapi susah."
"Mau gue ajarin?" tawar Chella tanpa pikir panjang, membuat Genandra sedikit terkejut mendengar tawaran itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
KALOPSIA
Teen Fiction(FOLLOW DULU SEBELUM BACA) Seperti apa kehidupan remaja usia 17 tahun pada umumnya? Pastinya di tahun itu seorang remaja telah bisa memilih keputusan serta bertanggung jawab atas pendewasaan. Bagi orang awam mengatakannya mereka mulai mencari jati d...