42. Pisah? 👰

171 11 0
                                    


PART 42

Sudah diputuskan dengan tiga ketukan palu bahwa Navya akan tinggal dirumah Nash. Sebenarnya hal yang paling ditakutkan adalah bagaimana jika suatu hari nanti 'dia' datang. Ia hanya takut. Navya memang sudah dewasa tapi jika menghadapi masalah Navya memilih lari.

Ia merasa belum cukup dewasa untuk menghadapi masalah tersebut.

"Kamu udah makan?" Nash bertanya dimeja makan hanya ada mereka berdua dan para pelayan yang sudah menyiapkan makanan kemudian pergi.

Sedari tadi Navya hanya melamun, ia menggeleng ketika Nash bertanya.

"Makan!"

"Gak napsu Nash." Ujar Navya lemas. Sejak tadi pagi Navya muntah-muntah membuat Nash harus memperhatikan Navya.

Nash mendekati Navya mengangkat dagu ketika Navya hanya menatap dan memainkan makanan yang sudah tersedia.

"Oke, sekarang kamu mau apa?" Suara berat pelan dan lembut membuat Navya merinding, ia teringat pada Sarah. Apa Nash memperlakukannya seperti ini pada Sarah? Disaat Navya mengandung ia takut diperlakukan dengan baik. Justru ia malah curiga dengan Nash.

"Gak mau apa-apa." Nash menangkup wajah Navya, mencermati bentukan wajah Navya yang nyaris sempurna. Ia baru sadar bahwa Navya begitu cantik.

"Makan ya, kamu gak kasihan sama baby." Bujuk Nash, Navya melihat bahwa Nash sudah menyayangi anaknya.

"Aku kamu ke kamar El aja, nanti aku makan." Navya segera pergi tak memperdulikan entah kenapa jantungnya berdetak kencang, ia selalu berusaha berhati-hati supaya tidak terbuai dengan rayuan Nash.

Pernikahan? Siapa yang tidak tahu makna tersebut, memang terlihat mudah tapi ketika kita melakukannya maka harus siap dalam semua segi yang ditentukan. Navya merasa belum siap ketika akan ada anak dari rahimnya. Ia masih belum menerima semuanya terlalu sulit bagi Navya.

Dipikirannya pernikahan tidak termuat dalam daftar hidupnya,

Di kamar El yang berceloteh riang tak jelas, mungkin karena melihat Navya. Navya hanya tersenyum menanggapi celotehan dari El, bayi yang ia rindukan. Ia tidak tahu menganggap El sebagai anaknya atau adiknya. Kalau disuruh mengadopsi mungkin Navya akan menerima, tapi entah kenapa bayi yang ia kandung ia masih merasa semuanya mustahil.

El menepuk dada Navya,"Cu...cucu."

"Mama ambilkan susu dulu ya."

Seakan tahu jika Navya akan pergi El menangis sepertinya ia tidak ingin ditinggal

"Mmmm ... cu ... cucu." Bayi berumur tiga bulan itu masih tetap kekeh menepuk dada Navya.

Navya jadi bingung kan ia tidak punya asi malah kayak gini kan jadi malu.

El tetap merengek menepuk dada Navya,"Iya, iya Mama bukain dulu sayang. Sabar ya."

Dengan sedikit terpaksa Navya membuka crop blouse nya, menampilkan apa yang diinginkan El. El bertepuk gembira melihat hal yang disukainya. Ia segera melahap sumbernya.

Ketika hisapan El semakin keras, ia melepas puncuk dada Navya dan cemberut karena tidak ada asi ,"Cu ... cucu."

"Kan mama bilang ambil susu dulu. Mau ikut?" Tawar Navya dan menutup crop blouse nya. Dan menggendong El.

El menempelkan wajahnya kedada Navya, mendusel-dusel membuat Navya kegelian. Setelah susu formula dibuat Navya, El malah tertidur pulas.

"Astaga, imut banget sih." Navya mengecup berkali-kali wajah El membuat sang empu semakin mendusel-dusel dada Navya.

I Loathed Wedding  END✅🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang