36. Sesal👰

154 13 0
                                    

PART 36

Tiupan diwajah Navya membuat sang empu tidak bangun, menikmati dunia mimpi yang masih enak untuk dinikmati. Nash mencoba melepaskan pelukan dileher tapi Navya malah mengeratkan pelukannya. Tak menyangka tenaga Navya cukup besar.

Membiarkan, agar Navya memeluk sesuka hatinya. Sambil mata terpejam, Nash merasa sangat nyaman dengan pelukan hangat ini. Hal ini tak didapat dari dia ia yang selalu memberi kehangatan. Tapi entah bersama Navya membuatnya mudah terpesona.

"Enggh." Navya membuka mata perlahan dan mendapatkan seorang yang tampan guna mencuci mata di pagi hari eh salah disiang hari.

"AAAAA Hmmmpppttt."

"Kebiasaan, bisa diem gak sih?"

Setelah melihat Navya diam, dengan perlahan Nash melepaskan bekapan tangannya,

"5 kata"

"Maksudnya?" tanya Nash merasa bingung dengan keanehan Navya dipagi hari, aapakah memang sifat asli Navya memang selalu membingungkan?

"Biasanya Kakak selalu ngomong paling banyak tiga kata, tapi sekarang kakak kayaknya udah belajar untuk penghafalan lebih dari tiga kata." Cerocos Navya yang merasa bingung dengan tingkah aneh Nash.

Tuk

"Aww, kakak kok main sentil-sentil aja. Sakit tau!"

"Sebenarnya isi apa yang ada diotakmu itu."

"Entah"

"Tapi kok badanku kayak adem-adem gini ya."

Setelah melihat dirinya wajah Navya merah padam sampai ketelinga,

"Kak kok aku gak pakek baju sih. Ini pasti ulah kakak!" Tuduh Navya sambil menutupi dadanya dengan kedua tangannya dan selimut yang diembat sendiri.

"Ck, siapa yang kemarin minum pakek mabuk. Hm?" decak kesal Nash karena Navya selalu menuduh melulu.

"Sembarangan kakak pikir aku cewek apaan seenaknya nuduh orang."

"Huft."

Sabar Nash!

"Terserah lah aku mau ke kamar mandi."

"Mau ditemenin." Goda Nash, melihat wajah memerah isterinya itu membuatnya semakin gencar menggodanya lagi. Sungguh ia lebih menyukai Navya yang marah-marah dan kesal menurutnya itu adalah hiburan tersendiri.

***

Tak disangka tadi, hari ini adalah hari terakhir sudahlah jangan banyak berharap, pasti dia tidak membatalkannya karena dia masih berjanji dengan orang lain. Pikiran buruk sang gadis terus menyapa tanpa henti. Yah inilah akhir dari segala semuanya. Akan indah pada waktunya tapi kapan ? mungkin hari ini adalah hari kebebasan. Dimana Navya akan mencari kebahagiaan sendiri.

"Siapkan semuanya sekarang dan kirimkan ke alamat ini." Ujar Navya dengan tegas.

Tak menunggu waktu lama semuanya sudah selesai.

"Huft yah gue harus yakin,"

Keputusan Navya sudah bulat ia akan pergi daripada menetap tapi hati tak yakin. Setelah fakta terungkap entah kenapa Navya merasa menyesal dengan semua keputusan sebelum ia menyetujui untuk menikah.

Flashback on

Setelah Navya selesai mandi gantian Nash yang akan mandi, Navya sedang mengeringkan rambut dengan hairdryer dengan duduk dipinggir ranjang. Melihat ponsel bergetar ia penasaran dipikir ponselnya tapi melihat perbedaan warna dan merk ia yakin ponsel nya milik suaminya.

Dengan penasaran ia mengambil beruntung tak ada password alangkah betapa terkejutnya apa yang Navy abaca.

My Love

Ash sayang

Nanti jangan lupa datang keapartemenku

Aku menunggumu

Mari kita buat adik untuk El

Jawab dong sayang, oh ya aku tahu kamu lagi sibuk.

Dengan isteri pertamamu yang bodoh, mau aja dikasih perhatian sedikit.

Padahal semuanya hanya bohongan.

Aku saranin kamu cepet-cepet tingggalin dia aja.

Love u jangan lupa kesini honeyJ

Rentetan pesan dari kontak bernama My Love denagan penuh emoji cinta disertakan sungguh lebay. Tapi Navya yakin itu adalah Sarah, hatinya merasa sesak jadi Nash hanya baik padanya cuman ingin membuat Navya lebih sakit. Ia menscreenshootnya dan mengirim ke ponsel Navya dan segera menghapus jejak yang ia tinggalkan.

Sekarang ia tahu apa alasan dibalik baiknya seorang Nash, sungguh ia merasa dibohongi pertama kali berhubungan dengan laki-laki ia sudah dikecewakan hatinya sungguh sakit. Tak menyangka pasti Nash akan memiliki kebohongan lagi dan lagi.

Flashback off

Navya memejamkan matanya menikmati semilir angin dingin diapartemennya, ia sudah putuskan akan menjalankan hidupnya yang baru melupakan semua yang telah terjadi. Lembaran baru mulai ia buka.

***

Nash kaget dengan surat yang ia terima dari maid dirumahnya, sungguh ia tak menyangka ia berpikir akan merubah segalanya dari awal tapi mengapa tidak sesuai ekspektasinya ia merasa menyesal telah menyia-nyiakan isteri sebaik Navya. Yah walau agak gesrek tapi Navya masih ingin merawatnya melihat kalau kelakuannya dulu kasar pada Navya.

"Argghhhh, kenapa bisa kek gini!" Erang Nash marah dengan wajah memerah padam sampai ketelinga.

Nash segera menelpon detektif kepercayaannya.

"Temukan foto yang nanti saya kirim secepatnya !!!"

Tuut Tuuut Tuuut

Pyaaar

Nash membanting ponselnya yang hancur berkeping-keping, ia merasa bersalah dan hancur lebih dari ditinggal oleh Sarah karena pengkhianatan, sungguh mungkin Navya sudah muak dengan Nash. Ia mengingat betapa sakitnya ketika ia mengatakan Navya murahan,

"Kamu itu murahan, saya gak habis pikir sama Mom yang menjodohkan ku dengan mu."

"Wanita seperti dirimu gak pantes memiliki keturunan keluarga William."

"Kamu bisa tidur dibawah saya gak suka berbagi."

"Kalau kamu gak suka sama Sarah bisa bicaraiin baik-baik gak nyelakain anak aku. Dasar Bitch!!."

"Jadi wanita tuh bisa gak sih gak usah murahan!"

"Angkat kaki dari rumah ini gak usah kembali kalau perlu saya muak liat muka kamu."

"Saya merasa menyesal telah menikah dengan wanita seperti dirimu."

"Wanita miskin seperti kamu gak pernah pantas dikeluarga Willam."

Sekilas ingatan Nash berputar, sungguh ia seperti banci mengingat semua perkataan saat ia marah ia lampiaskan semuanya pada Navya, tapi ia hanya diam memandang Nash seperti sorot terluka. Pernah sekali Navya berbicara tapi itu hanya didepan semua orang. Supaya Navya tidak dianggap lemah.

***

Tak banyak yang ia inginkan cukup sudah kesedihan kini Navya berhak mencari kebahagiaannnya sendiri. Dirasa pilihan yang tepat walau tidak rela meninggalkan Indonesia sebagai tanah kelahirannya.

Tapi waktu, ia perlu waktu untuk memulai semua dari awal dan melupakan semuanya. Membuka lembaran baru kisah lembaran kosong yang akan ia tulis dengan berbagai kisah baru. Cukup untuk sakit hati yang ia dapat.

Menatap pemandangan indah untuk terakhir kalinya, menghirup udara yang akan dirindukannya nanti. Setelah itu ia masuk ke pesawat untuk meninggalkan semua kenangan. Inilah yang dinamakan hidup sesakit-sakitnya tapi kita harus menjalaninya karena life must go on. Gak akan berhenti di stuck-stuck itu aja.

Kita tetap akan berjalan kedepan menatap masa depan melangkah untuk maju walau terkadang kita harus mengabaikan sebuah kebahagiaan semu.

"Goodbye Indonesia." Lirihnya sambil tersenyum sendu.

I Loathed Wedding  END✅🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang