43. Just Pretend👰

152 11 0
                                    

PART 43

Just pretend

Pada akhirnya Navya yang mudah goyah, apakah karena ia hamil. Anaknya sangat sayang kepada ayahnya. Mungkin ini salah satu peruntungan Nash dengan kehamilan Navya. Ia harus membuat benteng pertahanan supaya suatu hari nanti jika 'dia' datang maka ia tidak akan terlalu sakit untuk menerima kenyatannya.

Perjodohan ini Navya juga tidak menginginkannya, ia hanya menuruti permintaan orang tuanya lebih tepatnya balas budi Navya balas budi ke orang tua karena sudah merawatnya dengan penuh kasih sayang, orang tua Navya balas budi ke keluarga Nash karena mereka telah membantu membangkitkan perusahaan orang tua Navya yang hampir bangkrut.

Ia tidak menyangka ia hanya menjadi pajangan, ia baru sadar jika ia tidak pernah berharga. Salah! Semua wanita berharga di mata lelaki yang tepat. Pertanyaannya sekarang apakah Nash adalah lelaki yang tepat untuknya, memulai kehidupan dari awal. Apakah hati yang rusak ini bisa dibenahi.

Ia hanya berusaha bertahan, supaya anaknya nanti bisa memiliki orang tua yang sempurna. Dan juga demi semua kehormatan keluarganya. Belum lama ini kasus bahwa Nash yang merupakan suami sah Navya mempunyai seorang madu. Beruntung kasus tersebut telah dijelaskan pada saat pertemuan pers.

Hoaks?

Nash menyanggahnya, membuat hati Navya ngilu. Sesak didada membuat dirinya harus bertahan. Ia hanya bisa diam, hormon kehamilannya membuat ia harus mengalami berperasaan sensitif. Biasanya ia selalu masa bodoh dengan apapun yang terjadi. Tapi itu dulu saat ia hanya sendirian. Sekarang sudah ada malaikat kecil yang harus ia jaga.

Asyik melamun Navya tak memperhatikan jika Nash sudah berada diranjangnya. Navya selalu acuh dengan perhatian Nash. Dan akan berubah manis seolah tidak terjadi apa-apa jika dihadapan keluarga.

"Jangan memikirkan hal yang tidak-tidak." Ucapan Nash membuat lamunan Navya buyar.

Navya segera pergi berbaring. Menutup mata agar hari ini cepat selesai. Ia lelah.

Nash menghela napas, ia bingung dengan tingkah Navya yang berbeda dihadapan keluarganya apa kesalahannya fatal? Dirasa Nash harus berjuang lebih untuk meyakinkan isterinya itu.

-

Hari esok telah tiba, Navya sudah menggendong El yang berceloteh riang.

"Ayo bilang Mama dulu."

"Mmm Ma ... Ma ." Navya mengecup pipi El dengan gemas membuat El tertawa riang.

"Wah Nono pinter ya." Masih saja kebiasaan Navya yang memanggil El dengan Nono, seakan baru mendapat hadiah besar El bertepuk tangan riang.

"El mandi dulu yuk sama Mama."

Kepala El menggeleng pertanda ia tak mau,"Loh kenapa?" mata El berkaca-kaca ia menenggelamkan wajahnya didada Navya. Tahu aja mana yang empuk ini si El.

Navya berjalan kedapur dengan menggendong El yang masih merajuk,

"Bi, tolong buatkan mangga muda dengan saus sambal gula jawa. Sama bubur buat El."

"Baik Nyonya."

"Ya ampun bi, gak usah panggil saya gitu. Panggil nama aja."

"Maaf Nyonya tapi saya tidak enak pada Tuan." Mendengar ketakutan sang maid membuat Navya terkekeh geli.

"Yaudah panggil nak Navya aja."

"Tap-"

"Gak ada protes ya bi." Sang maid tersenyum. Ia mengangguk kepalanya tanda patuh. Navya segera pergi.

"El, mandi dulu ya sama mama." Anak mana yang malas mandi kalau di pagi hari ya tentu El lah orangnya .

"Nanti kita kerumah Oma lho, kalau badannya bau nanti gak dikasih permen sama oma." Mendengar kata permen El mengangkat wajahnya dan menghadap Navya.

"Auuu."

"Lets go mandi." Usaha tidak menghianati hasil. Beruntung sekali Navya hari ini.

-

"Mmmm harumnya anak mama." Sebenarnya tadi ada maid yang sudah ditugaskan untuk memandikan El, tapi Navya menolak dan menyuruh mereka mengerjakan tugas lain.

El selalu tertawa dan berceloteh riang walau Navya tidak tahu bahasanya tetapi ia menanggapinya sebisa mungkin.

"Mmm Ma... Ma."

"Pinter," Navya mengecup berulang- ulang pipi bakpao itu. El tersenyum senang.

Setelah selesai mandi, tentunya dengan drama ciprat air ala El, hampir saja membuat Navya kuwalahan.

-

Navya menggunakan dress biru selutut, perutnya belum membuncit, tapi sekarang Navya mode malas untuk menggunakan celana panjang yang biasa ia gunakan untuk menjadi ciri khasnya. Didalam mobil dengan El dipangkuannya yang terdiam karena Navya memberikan mainan untuk anak kecil.

Sambil memandang jendela mobil ia melamun, tak menentu apa yang ia pikirkan. Mereka akan berkunjung ke rumah Navya, karena orang tua Navya menelpon mereka agar segera berkunjung. Navya hanya mengiyakan nya saja.

"Ya ampun anak mama sekarang sombong yah, gak pernah ngunjungin mamanya lagi." Navya hanya tersenyum malas.

"Wajahmu kenapa pucat, kamu sakit." Bagaimanapun Evi tetaplah ibu yang masih menganggap Navya anak kecil. Ia sungguh khawatir dibalik wajah gengsinya ia sebenarnya peduli pada Navya, hanya Navya yang sejalur dengannya.

"Navya hamil Ma." Nash segera mengambil alih El digendongan Navya.

"APPA!" Baskara menutup telinganya mendengar teriakan sok kaget dari Mama Evi.

Mama Evi mengguncang bahu Navya,"Ya ampun nak, kenapa gak kabarin mama. AAAAaaa mama seneng banget, bentar mama mau telepon besan sama kakakmu."

Navya hampir saja terkejut, tahu kan sekarang sifat Navya turun dari siapa? Baskara mengelus dadanya sabar karena omongan Evi benar, ia menelpon dan mengkabari berita baik ini.

Tak lama kemudian datanglah keluarga besar Nash dan Navya. Di rumah Evi sungguh sangat ramai, semua keluarga berkumpul membuat hati Navya menghangat. Ia tersenyum ketika diperlakukan dengan baik. Sungguh kehamilan Navya membuat semua orang yang berada disana gembira. Tak pernah terpikirkan dibenaknya ia akan bahagia seperti ini.

"Pokoknya Navya juga harus tinggal di rumah Mommy."

"Eh tidak bisa begitu dong jeng, Navya kan anak saya jadi ya harus tinggal disini."

Perdebatan wanita paruh baya itu membuat ssemua orang yang berada disana terkekeh.

"Sudah-sudah, bagaimana jika Navya seminggu tinggal di rumah Mama, seminggu lagi tinggal di rumah Mommy." Belum sempat mereka berprotes kedua wanita itu melanjutkan perdebatan untuk pesta barbeque nanti malam.

Astaga ibu-ibu ini tidak berhenti berdebat juga.

-

Navya memandang jendela sambil melamun, ia tak ikut pesta karena alasannya malas. Navya melihat banyak orang yang gembira dengan kehamilannya ia tak menyangka sang ibu yang selalu sinis dan menjadi teman debatnya juga bahagia. Mereka tampak bersuka ria dengan pesta tersebut.

Langkah kaki seseorang mulai mendekatinya dan memeluknya erat mengecup puncak kepala Navya tak lupa mengelus perut yang belum membuncit itu.

"Kenapa gak ikut?" Tanya Nash sembari mengeratkan pelukannya disaat Navya ingin berusaha melepaskannya.

"Lepas" Tegas Navya sambil berusaha melepaskan, tapi apalah daya Navya yang kalah dengan tangan besar itu.

"Aku mau tidur." Akhirnya Nash melepaskannya juga.

"Kamu aneh." Ungkap Nash.

"Apanya yang aneh, semuanya sudah jelas bukan?" Navya segera pergi tidur memasuki alam mimpinya sebelum itu ia mendengar kata-kata permintaan maaf yang tulus dari suaminya tapi ia berusaha acuh dan cuek.

Nash tak tahu mengapa isterinya seperti ini, apakah ini balasan yang tepat untuknya yang dahulu telah menyia-nyiakan Navya. Sungguh ia telah menyesal. Dikhianati oleh orang yang kita cintai membuat Nash memilih jalan lain untuk berdamai dengan isteri sahnya.

I Loathed Wedding  END✅🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang