Selamat Membaca
🌹🌹🌹
Tanpa terasa sudah sejam lamanya Baskara mendengar dengkuran halus dari putri kecilnya yang tertidur didekapannya. Evi yang mendengar semuanya dari balik pintu tersenyum haru ia mendekati suaminya itu tetap mempertahankan senyumannya. Baskara yang melihat senyuman itu seakan tertular ia juga ikut tersenyum.
Baskara yang sedari tadi memeluk putrinya itu beralih menggendong ala bridal style dan membawanya kekamar sang Putri bersama sang isteri dibelakangnya.
Ia menurunkan putri kesayangannya itu dengan pelan, menatap dengan lembut ia mengecup kening sang putri lama.
"Maafkan Papa belum bisa membahagiakan kamu nak." Setelah itu pergi menutup pintu perlahan tidak ingin menganggu kenyaman sang anak dan menghampiri sang isteri yang menunggunya dibalik pintu tanpa kata-kata Evi memeluk erat suaminya.
Baskara yang tidak siap sedikit terhuyung kebelakang dengan sigap ia segera menyeimbangkannya mengelus rambut Evi penuh dengan sayang sesekali mengecup puncak kepalanya.
Begitulah keluarga mereka dulu mereka hidup serba mewah tapi tidak mempedulikan kebahagian anaknya sekarang harta yang dititipkan itu telah diambil oleh Yang Maha Kuasa sekarang mereka hanya hidup sederhana tapi penuh dengan kasih sayang.
🌹🌹🌹
Saat pagi-pagi sekali Navya bangun dari tidurnya dan pergi ke rumah temannya yang tidak diketahui oleh orang tua mereka. Ia segera bersiap-siap mengambil barang yang cukup untuk dibawa pergi.
Ia mengendap-endap keluar dari jendela kamar dan segera pergi sebelum semuanya bangun, ia memang telah merencanakan pergi sejak tadi malam. Seperti maling ia benar- benar mengendap dan mengawasi kanan kiri apakah orang tuanya bangun setelah memastikan aman ia segera pergi dan memesan taksi.
Tak lama kemudian sampailah diapartemen Selvi.
Tok tok tok
"Sel hiks ... hiks." Setelah si empu membuka pintu ia segera menghambur ke pelukan Selvi. Selvi yang tidur cantiknya terganggu kaget mendapat pelukan dan tangisan dari sahabat.
"Hei ada apa? ..." ia bingung sebenarnya mau bertanya apa tapi setelah mengerti keadaan ia segera mengajak sahabatnya masuk dengan masih keadaan mendekap erat. Ia duduk di sofa dan menepuk-nepuk punggung sahabatnya.
Setelah tangisan mulai berhenti Selvi segera melepas pelukannya dan menatap wajah sembab, ingus kemana-mana, hidung memerah.
Walaupun dalam hati Selvi ingin sekali menertawakan sahabatnya sadar akan keadaan ia segera menanyakan hal yang membuat ia penasaran.
"Lo kenapa?" tanya Selvi lembut kain sutra.
"..."
"Baiklah kalo lo belum mau cerita gue ngerti kok." Tidak mendapat jawaban, ia segera diam untuk menunggu sahabatnya berbicara. Hal itu dilakukan sejak mereka kuliah bersama ia seakan-akan mengenal sahabatnya itu jika ia menangis ia akan menunggu selama beberapa saat sahabatnya mengeluarkan kata-kata.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Loathed Wedding END✅🔚
Romance🚫Pelagiat Menjauh🚫 {FOLLOW DAN VOTE AKUN INI SEBELUM MEMBACA UNTUK MENDAPATKAN INFORMASI UPDATE AN CERITA LAINNYA} Cerita ketiga Jan lupa. Jangan pelit VOTE Bijak bijaklah menjadi pembaca yang baik... Aku mau buat yang baru sedikit mature dan adu...