Lumayan panjang dari biasanya ya
Tarik napas tahan turunkan.
Pelan pelan bacanya.
Kalau ada bab baru rasanya pengen up terus. Walau belum ada yang baca tapi its okey. Namanya juga usaha, belajar buat.
Yuk promoin ke sosmed atau temen kalian. Semoga berkah ya. Makasih udah mau baca cerita ku yang gak jelas ini.
Sedih sih mau pisah tapi idenya cuman nyampe segini. Waktu itu kepikiran gak mau nikah kwkwkw
Pengennya ya bebas dan ingin ku rebahan. Hehehe
Dahlahhh😗🌹🌹🌹
Hari demi hari sudah Navya lalui, kandungannya sudah berjalan Sembilan bulan, selama mengidam Navya berusaha memenuhi kebutuhannya sendiri. Ia merasa Nash semakin menjauh, salah nya juga sih. Tapi kan gak ada yang meluk kalau tidur. Rencananya ia mau memesan makanan kesukaan Nash, eh tapi dia kan gak tau, jadi ia memesan banyak makanan. Jangan bilang Navya mau belajar memasak, terakhir kali ia memasak dapurnya Nash hancur.
Kapan-kapan aja kalau Navya inget mau masak. Ia menyuruh supirnya untuk mengantar ke kantor Nash. Tak sabar ia bertemu dengan teman lamanya. Mereka sangat sibuk sampai tak ingat kalau mereka mempunyai teman yang syantik bernama Navya.
Dengan perut buncitnya, aura kecantikan Navya bertambah ditambah dress selutut berwarna biru. Pinggangnya pegal-pegal tapi tak papa dia bisa kok kalau cuman jalan sebentar. Tenang wahai pembaca.
Tak lama kemudian ia sampai di kantor Nash, ia dengan senyuman yang mengembang berjalan dengan sapaan yang basa-basi tapi kok basi banget.
Terkadang mereka meringis ngeri melihat keaktifan Navya yang berjalan terlalu cepat. Ia masih ingat dengan jelas walau agak lupa tapi kalau tempat dua sahabatnya itu saling berdeketan jadi ya agak ingat lah.
Melihat keseriusan kedua sahabatnya, Navya ingin tertawa . for your information Selvi sudah melahirkan cuman karena ia sedang tidak mood keluar jadi ia tidak menjenguk anak sahabatnya memang laknat tuh anak.
"Ekhemm." Navya berdehem tapi tidak ditanggapi sama sekali.
"Ekehmmm hueekk hoekkk." Navya dengan senyuman mengembang menyaksikan Selvi dan Agam yang melongo.
"Tadaaa!" Navya yang sudah gesrek jika bertemu sahabatnya.
"Gak usah kaget, kali gue emang cantik." Mereka berdua terkejut melihat perut buncit Navya.
"Astagaanjing!"
"Et dah busett!"
Umpatan yang bikin merinding membuat Navya terkejut. "Astaga, kenapa kalian berdua ngumpat, gimana nanti sama anak gue. Jangan didengerin tante sama om yang akhlakless ini ya sayang." Navya seolah berbicara dengan mengelus perutnya.
"Gimana lo bisa hamil?" Pertanyaan dari Agam membuat Navya mendelik.
"Gue gak disuruh duduk dulu ini. Pegel woyyy!" seolah tersadar dari lamunan nya mereka menuntun Navya untuk duduk di sofa terdekat.
"Gue bukan nenek ya ampun, masa dituntun."
"Ngeri, sama perut lo." Agam mulai berbicara.
"Sabar-sabar orang sabar cogannya banyak." Navya sungguh bingung dengan mereka berdua.
"Gue kesini itu mau nanyain kabar kalian, dihubungin gak aktif, dichat gak dibalas. Atau jangan-jangan lo lupain gue?" Selidik Navya sambil menunding mereka bergantian.
"Eh sorry Nav, gue ganti nomor." Ingat Selvi, mendadak muka Navya masam.
"Gue juga hehe." Agam menggaruk hidungnya tak gatal.
"Dahlah anterin gue ke ruang suami gue." Navya beranjak dari duduknya susah payah, beruntung mereka berdua peka dan segera menggandeng Navya. Navya kan masih muda bukan nenek-nenek ngapain dituntun.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Loathed Wedding END✅🔚
Romance🚫Pelagiat Menjauh🚫 {FOLLOW DAN VOTE AKUN INI SEBELUM MEMBACA UNTUK MENDAPATKAN INFORMASI UPDATE AN CERITA LAINNYA} Cerita ketiga Jan lupa. Jangan pelit VOTE Bijak bijaklah menjadi pembaca yang baik... Aku mau buat yang baru sedikit mature dan adu...