" Akan tiba waktunya kebahagiaan mu dan di datang . Lalu aku melihatmu dari jauh dan berdoa untuk kebahagiaanmu . "
.
.
.
.
Author POV
2 hari berlalu dengan begitu cepat hari ini adalah hari kebahagiaan untuk Panji dan juga Ditha . Ditha yang sudah cantik menggunakan kebaya putihnya dan juga Panji yang sudah mengenakan jasnya tampak cantik dan tampan .
Dimas yang melihat keduanya tampak tersenyum bahagia dan juga sedih disisi lain .
" Hari ini aku melihat ada dua hal dalam pernikahan , kebahagiaan dan juga kesedihan saling bersanding entah apa yang akan terjadi nantinya ."
.
.
.
Panji sudah berada didepan bersama Dimas , Pak Janu sebagai saksi , papa dan mama Ditha tentunya . Tinggal calon pengantin yang belum keluar dari kamarnya .
Di satu sisi dia belum yakin dengan apa yang dia pilih tapi disisi lain mungkin ini adalah jalan hidupnya .
Tidak berapa lama Dimas selaku sang kakak menghampiri adiknya .
" Masih lama dek ?"
" Sebentar lagi mas "
" Lekas keluar , penghulu sudah menunggu ."
Tidak berapa lama keluar Ditha dengan sang perias .
Panji yang melihatnya hanya bisa diam dan menatapnya.
.
.
.
Sebelum dimulai ijab kabul, Panji yang tampak pucat hari ini mulai terasa agak sedikit pusing , iya pun sudah mengulang 3 kali ijab.
Dan akhirnya semua orang dibuat kaget dengan tumbangnya Panji di hari pernikahan nya .
Panji dilarikan ke rumah sakit terdekat dengan keadaan pingsan .
Sang dokter yang sudah tahu dengan keadaan Panji menyampaikan hal yang membuat mereka semua tercengang .
" Panji sudah tidak memiliki banyak waktu . "
" Saya mau bertemu dengannya dok , bolehkah ?"
Dokter mengizinkan Ditha masuk dan melihat keadaan Panji yang sedang kritis .
Banyak selang yang terpasang , dan dengan hati hati Ditha duduk disebelahnya.
" Kenapa kamu ga pernah cerita ke aku kalo kamu sakit Ji ? Kenapa ?"
Dengan bercucuran air mata , Ditha merasa sedih melihat keadaan Panji.
Panji yang merasa ada yg memegang lengannya mulai membuka kelopak matanya dan muncul lah Ditha .
" Ditha ..." Dengan suara parau nya Panji memanggil dan mengelus rambutnya dengan halus .
" Iya Ji .."
" Maafin gue .. gue ga cerita soal penyakit gue ke kalian semua ..
Gue ga mau kalian cemas ..
Ditha.. Aditya udah tau dari lama gue sakit ..
Sebelum bokap gue sakit , gue udah sakit dari awal SMA tapi selalu gue tutupi dari kalian semua ..."
" Panji ..." Dengan berlinang air mata , Ditha mendengarkan apa yg Panji sampaikan.
" Gue harap..lo dan Aditya bisa bersatu .. lo mau kan Ditha ?"
" Panji jangan bicara gitu . Yang penting , kamu sehat dulu . Baru kita bahas yg lain ya ."
Dengan perlahan Panji mulai menutup matanya dan dengan sekali tarikan nafas , dia pun menghembuskan nafasnya yg terakhir .
Ditha pun memanggil suster dan berteriak histeris .
" Suster..suster ...tolong calon suami saya .."
" Nona tenang dulu biar kami tangani ."
Ditha pun menangis dan tidak habis pikir dengan keadaan Panji .
.
.
.
.
Setelah wafatnya Panji , Ditha memutuskan untuk pindah berkuliah di Jogja bersama Putri .
Selepas itu Ditha ingin melupakan semua kenangannya bersama Panji di Semarang.
" Begitu banyak kenangan sama lo Ji , bahkan satu kost an gue itu banyak jejak kaki Lo "
.
.
.
To be Continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
Pesawat Kertas
RomanceBayangan seorang anak laki laki berumur 5 tahun membuat Dita Ayuningtyas tidak bisa mengingat dengan jelas siapa yang memberi nya sebuah pesawat kertas berwarna biru . "Apa aku bisa bertemu dengannya lagi ?" "Aku harap aku bisa mengembalikan ini " P...