Proposal Pameran

2 0 0
                                    

" Banyak hal yang membuat semua yang ingin kita lupakan malah hadir lagi dikehidupan kita lagi dan lagi , bahkan dalam keadaan dan situasi yang tidak di duga. "
.
.
.
.
.
.
Apartemen , pukul 20:00.

Setelah bernostalgia dengan Aditya dan juga Bayu, Dhita dengan segera menuju apartemennya pukul 20:00 . Mereka berpisah di gang depan apartemen Dhita dan Putri 30 menit lalu . Dhita masih ingat betul bagaimana 5 tahun lalu saat dia memilih untuk merantau di Jakarta bersama Putri sahabatnya . Tidak semudah yang dia bayangkan , ternyata untuk bertahan hidup sendiri di ibu kota tidak sama dengan ketika dia di Jepara .
Masih ada mas Dimas yang masih sering mondar mandir pulang meskipun dia sendiri dinas di luar kota .
Sedangkan untuk saat ini , dia hidup sendiri di apartemen yang dia sewa 4 tahun yang lalu.
Meskipun apartemennya luas , Dhita lebih banyak menghabiskan waktunya di kamar ketimbang di ruang depan .
Sesekali dia sibuk dengan beberapa gamenya di ruangan khusus , meskipun tidak begitu luas . Ada beberapa anime figure di dalam lemari kaca , poster anime dan meja gaming nya .
.
.
.
.
Di lain tempat Aditya yang sudah mengenakan piyama tidur bahan satin berwarna biru Dongker tengah sibuk membuat teh hangat di dapurnya .
Tidak berapa lama , muncul Bayu yang sibuk membawa nampan yang berisi mie instan untuknya dan juga Aditya.
" Udah kaya nyokap gue aja lo Bay , ga niat ngelamar jadi maid gue aja ketimbang kerja di perusahaan ."
" Sialan . Mana ada orang setampan gue jadi maid "
Aditya hanya tertawa melihatnya.
Bayu yang menyadari perubahan mood Aditya pun hanya tersenyum simpul.
Kayanya bener , dia masih suka sama Dhita.
.
.
.

Putri POV

Kayanya bener apa yang di bilang Dhita tadi , Bayu kaya grogi ketemu gue .
Bisa bisa nya ketemu lagi setelah bertahun tahun . Kayanya emang bener apa yang Dhita bilang .
.
.
.
.
.

" Mau sejauh apapun kita pergi kalo emang hati kita ada disini , kita ga bisa mengelak ".
.
.
.
Pagi pagi sekali Dhita sudah berada di dapur menggunakan apron putih bermotif kucing . Dia tengah sibuk membuat sarapannya yang berupa roti selai coklat .
Setelah selesai ditaruhnya di meja makan dengan segelas susu .
" Kayanya hari ini banyak banget yang harus gue urus ."
Handphonenya berdering menandakan ada panggilan masuk .
" Selamat pagi Bu Deasy ada yang bisa saya bantu ?"
" Pagi Dhita , maaf mengganggu , bisa nanti keruangan saya sebentar ada beberapa hal yang harus kita bicarakan. Nanti saja kalau kamu sudah sampai di kantor ok ."
" Ok bu saya berangkat sebentar lagi ."
" Iya . Saya tunggu di ruangan saya jam 9 ."
" Siap bu ."
Panggilan pun berakhir .
.
.
.
.
Sesampainya di kantor , Dhita langsung menuju ruang kerja Bu Deasy , Manager Marketing di perusahaannya .
Di ketuknya pintu kaca didepannya , tidak lama terdengar suara Bu Deasy mempersilahkan dirinya masuk .
" Pagi Dhita , silahkan duduk . Maaf pagi pagi tadi saya telfon kamu mendadak . "
"Iya Bu Deasy tidak apa apa , ada yang bisa saya bantu Bu ? "
" Jadi begini , langsung ke intinya saja . Bulan depan perusahaan akan mengadakan pameran di daerah Kemang , bisa tolong nanti kamu buat proposal untuk diajukan ke bagian Direksi Pemasaran ?"
" Ah ..tentu bisa Bu Deasy . Setelah ini saya akan langsung membuatnya ."
" Dan saya minta tolong nanti saya akan mengajukan kamu untuk menjadi Seksi acara disana  bersama saya dan juga Pak Ryan nanti nya , mohon kerjasamanya ."
" Baik Bu akan saya laksanakan ."
" Ok kamu boleh pergi ."
" Permisi Bu ."
Dhita menutup pintu kacanya dengan hati hati dan segera menuju ruangannya di lantai 10 .
Dhita bekerja di sebuah perusahaan besar yang bergerak di bidang otomotif.
Dia bekerja di departemen Pemasaran sebagai Marketing Officer bersama Putri sebagai Admin Marketing .
Sesampainya di meja kerjanya Dhita langsung membuat proposal yang diminta oleh Bu Deasy . Dengan cermat Dhita mengecek beberapa proposal yang dia buat sebelum diserahkan ke Direksi Pemasaran .
Putri yang kebetulan lewat di departemen Pemasaran mampir sembari membawa cup kopi Latte kesukaan sahabatnya .
" Sibuk banget Bu Marketing ."
Dhita yang masih sibuk mengecek beberapa dokumen hanya sesekali menengok .
" Dokumen ini harus gue selesaikan , buat di tanda tangani sama Direksi Pemasaran . "
" Oh . Katanya kalian bakalan ada pameran bulan depan ."
" Ho'oh . Bareng Ryan yang lo bilang kemaren ."
" Hah ? Serius ? Beruntung banget sih lo Dhita ."
" Apanya ? Dia orangnya gitu gitu perfeksionis harus sempurna tau."
" Iya iya. Ini kopi buat lo . Tadi gue sekalian ke Starbuck mampir beli roti dan kopi buat lo."
" Thanks ya Put . Kapan kapan gue traktir ."
" Janji harus di tepati ok ."
Dhita hanya membentuk jari telunjuk dan ibu jarinya membentuk huruf o.
.
.
.
.
.
To Be Continue

Pesawat KertasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang