Prolog

13.2K 375 8
                                    

"Abang!!"

"Bang Ali!!"

"Abang!!!"

"Apa sih lo pagi-pagi udah teriak-teriak didepan rumah gue?!"

Seorang gadis berponi melebarkan senyumannya ketika melihat sosok pemuda pujaan hatinya.

Dia adalah Aliandra Gunawan putra semata wayang Bapak Fajar Gunawan dan Ibu Rahma Gunawan.

Calon suaminya Aprillyana Jelita Arman, putri bungsu dari Bapak Niko Arman dan Ibu Zia Arman. Gadis cantik yang kerap disapa Prilly itu memiliki seorang Kakak laki-laki yang bernama Muhammad Fauzi Arman yang saat sedang menempuh pendidikan di luar negeri.

Prilly dan pria pujaannya Ali sudah bertetangga sejak mereka masih dalam kandungan. Kedua orang tua mereka merupakan sahabat sejak masih menempuh pendidikan di universitas yang sama.

Ibunda Ali dan Prilly sama-sama menimba ilmu di jurusan keguruan sedangkan Ayah mereka Niko dan Fajar memilih jurusan Ekonomi bisnis. Persahabatan mereka begitu awet sampai-sampai mereka memilih lokasi untuk pembangunan rumah mereka di daerah yang sama bahkan bersebelahan.

Zia dan Rahma sudah mengambil pensiun sejak putra satu-satunya dan putri bungsu mereka memasuki sekolah menengah atas. Kedua Ibu itu sepakat untuk lebih memfokuskan diri mereka pada putra dan putri mereka yang sudah beranjak remaja itu.

Zia sendiri begitu fokus pada putri bungsunya yang sejak kecil memang sudah menjadi pusat perhatian. Prilly lahir dengan kulit putih bersih wajahnya yang cantik semakin membuat orang-orang yang melihatnya jatuh cinta kecuali Ali, putra semata wayang Rahma dan Fajar.

Usia Ali berbeda satu tahun dengan Prilly meskipun mereka sekarang berada di kelas yang sama di sekolah itu karena sejak kecil Prilly selalu membuntuti laki-laki itu.

Segala yang berhubungan dengan Ali harus melibatkan Prilly termasuk urusan sekolah dan itu sudah berlangsung nyaris 17 tahun lebih. Sejak kecil Prilly memang selalu menempeli Ali.

Kembali ke masa sekarang, masa dimana Prilly selalu mendapat hardikan dari Abang Ali kesayangannya ini.

"Bang ke taman yok!"

"Males!"

Prilly mengerucutkan bibirnya menatap Ali dengan pandangan memelas. "Aduin Bunda nih!" Ancamnya yang membuat Ali menoleh menatapnya tajam.

Ali paling tidak bisa melawan jika Bundanya sudah memerintah bukan karena Ali takut melainkan karena rasa sayangnya yang begitu besar pada Ibunya yang membuat pria itu tidak bisa mengatakan tidak jika Ibunya sudah memberi perintah.

Dan itu selalu saja dimanfaatkan oleh gadis kecil didepannya ini. Sial!

"Ngapain sih ke taman pagi-pagi? Ini hari libur waktunya tidur. Udah sana pulang!" Usir Ali begitu tega yang tentu saja tidak memberi efek apapun pada Prilly.

Gadis itu sudah kebal dengan segala bentuk pengusiran dan kata kasar yang keluar dari mulut pria didepannya  ini. Prilly tidak tahu kenapa ia menjatuhkan hatinya pada pria berhati batu ini.

"Bunda! Abang Ali nggak mau ditemani---" Prilly membelalakkan matanya ketika tangan besar Ali tiba-tiba membekap mulutnya yang tentu saja nyaris menutupi matanya. Tangan Ali terlalu besar untuk wajahnya yang kecil.

"Udah diam! Gue ambil dompet dulu!" Prilly menghembuskan nafasnya ketika Ali melepaskan bekapan di mulutnya. Gadis itu meraup udara sebanyak-banyaknya untuk mengisi paru-parunya yang terasa meledak.

Ali hanya melirik sekilas sebelum menghilang ke dalam rumahnya. Sepeninggalan Ali, Prilly mendongak menatap langit.

"Langit bisakah kau membuat hati batu Abang Ali sedikit mencair? Aku ingin dia menyayangiku setelah semua perjuangan yang aku lakukan. Langit--"

"Ngomong sama siapa lo?!"

Prilly nyaris terjerembab saat tiba-tiba ia mendengar suara Ali yang begitu dekat dengan telinganya. Prilly refleks menoleh jantungnya seperti merosot ketika menyadari wajah Ali yang begitu dekat dengan wajahnya.

'Gila! Laki-laki ini memang luar biasa tampan!'

"Ngapain bengong? Katanya mau ke taman, ayok!" Entah sadar atau tidak tiba-tiba Ali meraih tangan Prilly lalu menggenggamnya erat.

Senyum Prilly mengembang lebar melihat tangan mungilnya yang terlihat begitu pas dalam genggaman Ali. Inilah yang membuat Prilly selalu gigih mengejar cinta pria ini, Ali memang jahat pria ini juga kasar tapi Ali juga memiliki sisi lain yang membuat Prilly selalu merasa dilindungi dan disayangi.

Jadi jangan minta Prilly untuk menyerah oke? Cukup doakan saja dia supaya ia bisa cepat menyatukan hatinya dengan hati Ali.

Amin..

****

Ketemu lagi di cerita baru akuu..
Yang mau beli pdf semua ready ya sayangku..

Silahkan chat ke wa 081321817808


My husband❤️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang