Bab 28

3.9K 306 8
                                    


Ketika guru-guru mereka akan berpamitan dengan sengaja Rahma memanggil Ali dan ketika putranya datang dengan begitu lugas Rahma mengatakan bahwa Ali dan Prilly sudah resmi menjadi pasangan, mereka sudah bertunangan dan akan menikah ketika kelulusan mereka tiba.

Semuanya terlihat terkejut tak terkecuali Ali dan Prilly. Mereka tak kemarin Ali yang mati-matian menyembunyikan status mereka tapi sekarang pria itu justru terlihat biasa saja malahan Prilly yang seperti cacing kepanasan. Prilly tidak menyangka jika Rahma akan mengumumkan pertunangan mereka di depan para guru juga para sahabatnya termasuk Reagan yang menatap Prilly dengan senyuman tipis.

Pria itu sudah tahu bahkan sejak pertunangan mereka dilaksanakan beberapa waktu lalu dan ia sudah bersiap menyerah jika Prilly benar-benar bahagia bersama Ali tapi melihat sikap Prilly yang berbalik dingin pada Ali, entah kenapa semangatnya kembali muncul. Reagan merasa jalannya untuk mendapatkan Prilly kembali terbuka.

Adrian dan Naura jelas terkejut mereka benar-benar tidak menyangka jika Ali dan Prilly sudah bertunangan. Prilly tidak pernah menceritakan apapun pada mereka.

'Lo berhutang penjelasan sama gue!'

Prilly menghela nafasnya saat matanya beradu dengan mata Naura, ia tahu setelah ini Naura tidak akan melepaskan dirinya.

"Jadi Ali dan Prilly sudah bertunangan?" Tanya salah seorang guru mereka.

Rahma mengangguk pelan. "Saya dan suami serta almarhum dan almarhumah orang tua Prilly kami sepakat untuk menjodohkan anak-anak kami."

Para guru Ali dan Prilly hanya mengangguk saja mereka jelas tidak ada hak untuk berkomentar apa-apa disini.

Ali menoleh menatap Prilly yang terlihat sekali keberatan dengan pengumuman yang Ibunya lakukan berbanding terbalik dengan dirinya entah kenapa ia merasa sangat-sangat berterima kasih karena sang Bunda secara terang-terangan mengumumkan status mereka.

Pandangan Ali beralih pada sosok pria bule yang sejak tadi terus memperhatikan tunangannya. Mereka diperhatikan Reagan mengalihkan pandangannya pada Ali, keduanya saling melayangkan tatapan tajam.

Reagan sama sekali tidak terlihat takut dengan tatapan tajam yang Ali berikan pria itu justru membalas tatapan tajam Ali dengan tatapan menantangnya.

Adrian dan Naura saling pandang namun mereka memilih diam membiarkan Ali dan Reagan saling tatap-tatapan.

Syukur-syukur mereka saling jatuh cinta.

Fajar dan Rahma mengantar para guru sampai ke pagar rumah Prilly sedangkan Prilly hanya berdiri di ambang pintu sebelum berbalik dan ingin kembali ke kamar orang tuanya. Prilly ingin merebahkan tubuhnya di sana, ia ingin menghirup aroma orang tuanya yang tertinggal di bantal.

Prilly sudah sangat merindukan Mami Papinya padahal mereka baru berpisah beberapa jam. Ah, beberapa jam sebelum selamanya. Prilly tersenyum pedih ketika menyadari bahwa mulai dari sekarang sampai akhir hayatnya nanti tidak ada lagi suara lembut sang Mami yang memanggil namanya.

Suara berat namun penuh kasih milik Papinya.

Sambil melangkah dengan tertatih Prilly memegang dadanya yang kembali berubah sesak. Sekarang ia sudah menjadi yatim piatu. Diusianya yang masih begitu belia dan masih sangat membutuhkan dukungan kedua orang tuanya tapi ia harus merasakan sakitnya kehilangan.

Prilly kehilangan dua dunianya sekaligus.

"Pril lo mau kemana?"

Prilly menoleh menatap Naura yang berjalan menghampiri dirinya. "Gue ke kamar ya. Mau istirahat." Prilly tersenyum kecil tanpa sadar jika wajahnya sudah bersimbah air mata.

Naura tidak mengatakan apapun ia hanya membiarkan sahabatnya berjalan dengan tertatih menuju kamar orang tuanya.

Menatap sendu punggung sahabatnya, Naura berharap Prilly akan segera menemukan kebahagiaannya, jika memang Prilly dan Ali sudah bertunangan Naura berharap Ali bisa membahagiakan sahabatnya.

"Kenapa Ra?"

Naura menoleh menatap Adrian dengan mata berkaca-kaca. Tanpa mengatakan apapun Adrian segera membawa Naura ke dalam dekapannya. Tangis Naura pecah dalam pelukan Adrian.

"Jangan nangis Ra, Prilly butuh kita. Kita harus selalu ada untuk Prilly. Yakin sahabat kita kuat, ia pasti bisa melewati cobaan ini. Sabar ya."

Dalam dekapan Adrian, Naura menganggukkan kepalanya.

***

Reagan sedang mengumpulkan botol-botol aqua dan minuman kalengan lainnya ketika Ali menghampirinya. Mereka sedang membersihkan area halaman rumah Prilly yang nanti malam akan dijadikan tempat untuk tahlilan pertama orang tua Prilly.

Sebenarnya orang-orang Fajar dan anak buah Niko sendiri sudah diperintahkan untuk membantu namun Reagan sendiri tak merasa keberatan untuk turut membantu.

"Gue mau ngomong sama lo!"

Reagan melemparkan botol bekas ditangannya lalu berdiri berhadapan langsung dengan Ali. "Apa?" Tanyanya tak bersahabat.

"Lo udah tahu Prilly tunangan gue kan?" Reagan menaikkan sebelah alisnya. "Terus urusan sama lo apa?"

"Jelas lo berurusan sama gue bangsat! Lo sadar tatapan lo pada Prilly mengganggu gue! Gue nggak suka lo natap tunangan gue dengan tatapan memuja seperti itu!" Ali ingin menghardik Reagan namun ia masih waras untuk tidak membuat keributan di tengah suasana duka yang menyelimuti kediaman Prilly.

Reagan tertawa tidak keras memang namun mampu membuat amarah Ali naik ke ubun-ubun. "Lo sadar nggak sih Li. Lo ngomong begitu seolah-olah lo sendiri memperlakukan Prilly dengan baik atau jangan-jangan lo lupa kalau selama ini justru lo sendiri yang nyakitin Ali dengan membela jalang sialan bernama Bella itu!" Ali nyaris melayangkan pukulannya pada wajah Reagan namun perkataan Reagan selanjutnya mampu membuat seluruh tubuhnya berubah kaku.

"Lo tahu wanita yang selama ini lo bela bahkan demi wanita itu lo tega ngelukain hati Prilly yang jelas-jelas udah cinta mata sama lo ternyata tak lebih dari perempuan murahan. Bella simpanan kepala sekolah lo tahu?"

"Nggak mungkin! Lo nggak punya hati jadi cowok! Brengsek lo!" Maki Ali dengan wajah merah padam.

"Lebih brengsek lo kalau lo lupa." Balas Reagan santai berbanding terbalik dengan Ali yang sudah siap menelannya hidup-hidup.

"Gue suka tidak tepatnya gue cinta sama Prilly meskipun dia tunangan lo tapi hal itu sama sekali nggak ngebuat gue melupakan cinta gue begitu saja terlebih setelah gue lihat jika calon suami Prilly tak lebih dari seorang pria dungu." Reagan dengan sengaja menabrak bahu Ali sebelum beranjak meninggalkan Ali dengan tangan terkepal.

Ali masih tidak percaya jika Bella adalah simpanan kepala sekolah seperti yang Reagan katakan. Brengsek!

*****

My husband❤️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang