AD X

13.5K 1.6K 82
                                    

Sinar mentari mengintip dari selah gorden berwarna monokrom di ruangan itu. Seorang gadis yang terkena pancarannya semakin menelusupkan tubuhnya karena netranya enggan bertemu dengan cahaya kekuningan yang akan menyilaukan matanya.

Tunggu. Kenapa rasanya aneh?

Perlahan tapi pasti, kelopak mata Nabila terangkat, dan objek yang pertama kali dilihatnya adalah wajah suaminya.

Seperti biasa, setiap bangun tidur pasti yang pertama kali dilihat nabila adalah wajah Sung-

"Sunghoon!"pekikan itu berhasil membangunkan orang yang dari tadi tidur dengan damai.

Nabila menjauh, melepaskan tangan lelaki itu dari pinggangnya. Yang membuatnya tambah shock lagi

Baju gue mana?!

Dieratkannya selimut tebal itu pada tubuhnya, wajahnya seketika panik.

"Kenapa?"tanya suara berat yang baru saja mengerjapkan matanya.

Mata Nabila ingin keluar tatkalan melihat tubuh Sunghoon yang tadinya dibalut selimut sekarang terpampang jelas kalau lelaki itu shirtless.

"K-kita ngapain?"tanya Nabila dengan was-was, gadis itu menelan ludahnya.

"Ha?"

"Gue... Lo..."nabila melirik tubuhnya yang dibalut selimut membuat lelaki didepannya paham.

"Gak ngapa-ngapain, tadi malem lo menggigil, jadi ya... gini"jawab Sunghoon santai.

"Tapi kenapa gak pake baju.."cicit gadis itu menundukkan kepalanya.

"Udah gue bilang lo menggigil, padahal ac sengaja gak gue idupin, tapi lo ngeluh dingin mulu"Sunghoon mengubah posisinya menjadi duduk, dia harap Nabila mengerti hubungan antara tidak memakai baju dengan kata-katanya barusan.

Sunghoon mendekat, meletakkan telapak tangannya pada dahi Nabila. Awalnya gadis itu sempat menjauh, namun Sunghoon menarik tangannya sehingga gadis itu kembali mendekat.

"Dan berkat gue suhu lo normal lagi"ujarnya merasa bangga dengan inisiatif yang telah ia lakukan.

"Tapi-"

Ting tong

"Bukan terimakasih malah protes"Sunghoon bangkit dari sana, beranjak keluar kamar tanpa berniat memakai bajunya.

Nabila menatap punggung lelaki itu, rasanya ia ingin menangis. Dia tau Sunghoon suaminya, tapi fakta bahwa mereka tidak saling mencintai, membuat dirinya merasa seperti seorang jalang sekarang.

Nabila menyibak selimutnya, memungut kaos yang terlempar dibawah sana, tak lupa gadis itu merapikan tempat tidur sebelum keluar dari kama.

Waktu yang sama, di tempat yang berbeda

"Sebentar!"kesal Sunghoon karena seseorang memencet bel rumahnya dengan berutal.

Ceklek

Dibukanya pintu perlahan, sampai netranya menangkap seorang wanita yang berdiri dengan elegan.

"Mama?"

"Anak ma-KAMU NGAPAIN?!"Margareta sontak berteriak, melihat anaknya membuka pintu tanpa memakai baju.

Bukan karena tidak sopan atau semacamnya. Dirumah dulu juga Sunghoon sering berkeliaran tanpa mengenakan baju, tetapi... Semoga saja ketakutannya tidak terjadi.

Dengan wajah panik Margareta mendorong Sunghoon yang menghalangi jalannya, wanita paruh baya itu masuk dengan tergesa membuat lantai marmer yang berhantukan dengan heels-nya menimbulkan gema.

"Nabila! Nabila dimana kamu?!"teriakan Margareta memenuhi seluruh ruangan, membuat Nabila yang masih menyusun tempat tidur terkejut langsung berlari keluar kamar.

"Tante Reta?"Nabila mendekati mertuanya. Tapi respon wanita itu justru membolak-balikkan tubuh Nabila, matanya bak alat scan yang memindai seluruh tubuh gadis itu.

"Kamu sama Sunghoon gak ngapa-ngapain kan?"tanya Margareta penuh selidik. Nabila yang terkejut menelan ludahnya, dia melirik Sunghoon sekilas.

"E-emang ngapain tante?"tanya gadis itu membuat Margareta menghela nafas lega.

"Syukurlah.."ucap wanita itu.

"Aku tadi mau mandi, denger suara bel ya aku samperin dulu"celetuk Sunghoon berdusta mendekat kearah keduanya. Lelaki itu tau apa yang sedang dipikirkan ibunya.

"Mama ngapain kesini?"tanyanya menaikkan satu alis.

"Emang mama gak boleh main kerumah kamu? Mama juga kangen sama menantu mama"Margareta tersenyum kearah Nabila, memeluk lengan gadis itu.

Aneh. Nabila merasa aneh dengan semua sikap dan tindakan mertuanya. Wanita paruh baya itu tidak menunjukkan bahwa dirinya membenci Nabila, bahkan bisa dibilang Margareta menyayangi Nabila. Tapi ntah mengapa wanita itu seperti menjaga hubungan Nabila dan Sunghoon agar tidak ada keseriusan antar keduanya.

Apakah semua ini dilakukannya agar Nabila bisa bertahan sampai semuanya selesai? Ntahlah.

"Kalian..."suara Margareta membuat Nabila dan Sunghoon menatap kearahnya.

"Pisah kamar kan?"





















Tbc...

A DESTINY || PARK SUNGHOONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang