5 years later
"Nabila!"
"H-ha?"
"Kamu kenapa?"tanya Chris bingung dengan perubahan Nabila yang tiba-tiba.
"Aku kenapa?"tanya Nabila.
"Dari tadi aku ngomong kamu diem aja, ada masalah?"tidak menjawab, Nabila menyodorkan ponselnya pada Chris.
Ya, lima tahun bukanlah waktu yang singkat untuk mereka bisa sedekat sekarang. Bahkan sanking tidak bisa pisahnya mereka berdua bekerja di tempat yang sama, di salah satu perusahaan yang berjalan di bidang pemasok barang-barang rumah tangga.
Nabila, setelah menyelesaikan pendidikannya ia sama sekali tidak berniat untuk pulang ke tanah kelahirannya. Selain tempat itu menyimpan banyak kenangan pahit, Nabila merasa dia tidak punya siapa-siapa lagi yang akan menunggu kepulangannya, jadi gadis itu memilih untuk melanjutkan hidupnya di negara yang sudah menampung persembunyiannya selama 5 tahun.
Dan yah, sepertinya menjalani profesi sebagai guru matematika bukan lagi keinginan Nabila, karena justru matematika akan mengingatkannya pada hal-hal dulu.
"Ini siapa?"tanya Chris dengan dahi mengerut.
"Aku juga gak tau. Liat deh, masa aku disuruh dateng ke cafe Lux, ngapain coba?"Nabila mendengus.
"Penipuan?"tebak Chris dibalas gelengan oleh sang empu.
"Gatau juga"Nabila mengambil kembali ponselnya, melihat angka yang berderet diatas pesan yang ia terima.
"Mau coba dateng?"tawar Chris.
"Gila, kalau aku diculik gimana?"
"Gak sendiri, aku bakal ikut tapi sembunyi"ujar Chris membuat Nabila berpikir sejenak lalu mengangguk. Jujur dia penasaran dengan nomor yang selalu mengiriminya pesan 3 hari belakangan itu.
.
.
.
"Aku tunggu di mobil, kamu masuk sana"suruh Chris. Nabila tak langsung turun, ia melepas heels-nya lalu mengambil flat shoes yang selalu ia tinggalkan di mobil Chris. Bahkan tidak hanya sepatu, tapi pakaian hingga tas juga ia hanger di jok belakang bercampur dengan baju-baju sang pemilik mobil. Karena untuk jaga-jaga, mengingat bos mereka serba dadakan.
"Telponnya jangan dimatiin"peringat Chris ketika Nabila memasukkan ponsel ke dalam sling bag-nya.
Gadis itu mengangguk "Aku turun ya"ucapnya membuka pintu mobil.
"Hati-hati"ucap Chris sedikit keras karenaNabila mulai menjauh dari pandangannya.
Langkah kaki elegan itu memasuki sebuah cafe dengan interior klasik, tak lupa gadis itu merapikan penampilannya.
Tringg
Suara lonceng cafe berbunyi tanda seseorang akan masuk.
Nabila duduk di salah satu kursi di sana, menunggu siapa yang akan datang menemuinya.
Tak berselang lama, lonceng cafe kembali berbunyi membuat Nabila mengalihkan atensi.
Damn
Tubuh Nabila mematung, nafasnya tercekat, jantungnya berpacu tak normal. Setelah 5 tahun lebih, mereka bertemu kembali.
"M-mama..?"kata itu keluar tanpa intruksi, seolah reflek mulut yang akan terucap ketika matanya melihat wajah itu.
Adella, wanita itu ada di depan matanya, ia datang bersama seorang gadis cantik.
KAMU SEDANG MEMBACA
A DESTINY || PARK SUNGHOON
Random[TERBIT] "Mama jual aku?" Itu adalah kata-kata terakhir Nabila sebelum dirinya sah menjadi istri seorang Park Sunghoon ⚠Mohon bijak dalam memilih bacaan⚠ Cerita ini hanya FIKSI! Alur, Latar, dan Tokoh tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan asli...