"Selamat ya rin, sorry gue lupa"ucap Sunghoon tak enak pada Karina.
"Santai, efek masih kaget masuk dunia bisnis, jadi gitu"kekeh gadis itu dibalas hal yang sama oleh Sunghoon.
"Oiya kenalin, ini Mark suami gue——baru beberapa menit yang lalu sih"Karina memperkenalkan lelaki di sampingnya.
"Mark"
"Sunghoon"
Keduanya berjabat tangan, saling bertukar senyum.
"Nabila kan?"Karina menunjuk Nabila yang sedari tadi berdiri di belakang Sunghoon, jika saja Karina tidak menyondongkan sedikit tubuhnya, mungkin gadis itu tidak akan terlihat.
"Iya"Nabila keluar dari persembunyiannya, tersenyum canggung ke arah Karina.
"Ngapain ngumpet ih"Karina tertawa melihat ekspresi malu-malu Nabila.
"Parah, cewek secantik ini gak diakui"sindir Karina melirik Sunghoon.
"Gak git-"
"Maaf ya Nabila.. Waktu itu gue gak tau"ucap Karina menyesal.
"Gapapa"ujar Nabila tetap dengan senyumannya "Oiya, selamat buat lo.."
"Ih makasi lohh"Karina menarik Nabila, mengajak gadis itu untuk cepika-cepiki dengannya. Memang untuk ukuran orang yang baru bertemua 2 kali, Karina terkesan sksd.
"Udah-udah, yang lain udah pada ngantri"Sunghoon menarik Nabila agar kembali berdiri di sampingnya, karena jika dibiarkan urusan perempuan akan panjang.
"Sekali lagi selamat ya Rin, bang"ucap Sunghoon sebelum pamit dari sana, tentu menggandeng tangan Nabila.
Baru saja keduanya turun, dari arah belakang sudah terdengar grasak-grusuk.
"Jihoon?"
.
"Jadi ini mantan yang dia galauin?"Nabila menununjuk Jihoon yang masih setia menekuk wajahnya di sebelah Ryujin.
"Padahal mantan-mantanan pas SD, dia aja lebay"Ryujin mendorong kening Jihoon dengan telunjuknya membuat sang empu mendengus.
"Dunia sesempit ini ya"gumam Nabila masih tak percaya.
Oh ya apakah kalian ingat Haruto adik Yoshi? Nabila tak menyangka ternyata remaja SMA itu yang menyadarkan dirinya saat menangisi kepergian Adella ditengah jalan beberapa waktu lalu, pantas saja wajah lelaki itu sangat familiar.
"Ayo balik Ryuu"rengek Jihoon menarik lengan Ryujin.
"Nanti ah, lo main dulu sana sama temen Nabila"Ryujin menunjuk Sunghoon yang memainkan ponselnya di sebelah nlNabila, jujur lelaki itu tak suka ketika Ryujin menyebutnya sebagai 'teman Nabila'.
Ya, Nabila mengenalkan Sunghoon pada Ryujin hanya sebatas 'teman', dan jangan tanyakan seperti apa kusutnya wajah lelaki itu saat mendengar Nabila menyebutnya 'teman'.
"Oy bro"sapaan itu membuat Sunghoon mengangkat wajahnya untuk melihat siapa orang yang memanggilnya.
Si kembar Jay-Jake lah orangnya. Dua orang lelaki yang berasal dari rahim sama itu tampak kompak menggunakan baju koko dan celana dengan warna sama.
"Hai Bil"sapa Jake menaikkan kedua alisnya, yang dibalas anggukan serta senyuman oleh Nabila.
"Bang Hee mana?"tanya Sunghoon celingukan.
"Katanya masih bimbingan, jadi belum bisa dateng"jawab Jake mengambil duduk disebelah Sunghoon.
"Udah libur gini masih bimbingan?"Nabila ikut nimbrung dalam pembicaraan mereka.
Jake mengangguk "Dospem-nya ngartis, jadi dia jarang bimbingan"jawab lelaki itu membuat Nabila mengangguk-anggukkan kepalanya.
Asik bercerita, mereka tidak memperhatikan 2 insan yang saling menatap, bahkan pandangan mereka tak lepas barang sedetikpun.
"Duduk woy, tar keguguran"Jake menarik tangan Jay agar duduk di sampingnya. Ya, sedari tadi lelaki berahang tegas itu hanya berdiri dengan pandangan lurus menatap seseorang.
"Bil.."
"Ya?"
"Lo mau bukti lain dunia ini sempit?"tanya Ryujin membuat Nabila mengernyit.
"Mana?"
"Dia"dengan pandangan lurus kedepan, Ryujin menunjuk salah seorang dari 3 lelaki yang menatap ke arahnya.
"Lo... Yang nolak gue kan?"
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
A DESTINY || PARK SUNGHOON
Random[TERBIT] "Mama jual aku?" Itu adalah kata-kata terakhir Nabila sebelum dirinya sah menjadi istri seorang Park Sunghoon ⚠Mohon bijak dalam memilih bacaan⚠ Cerita ini hanya FIKSI! Alur, Latar, dan Tokoh tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan asli...