AD XXXI

11.5K 1.5K 161
                                    

Jay masih memegangi kepalanya yang berdenyut, pukulan Sunghoon tak main-main, dia merasa ubun-ubunnya ingin pecah.

"Udah tau pawangnya galak, mulut lo enak bener kicau"celetuk Heeseung yang sedang memeluk kaleng roti. Sebenarnya isinya kripik, biar terlihat keren dimasukkan ke kaleng roti.

"Emang itu siapa sih? Lo berdua kenal?"tanya Jake pada Sunghoon dan Heeseung. Dia masih bingung, kenapa ada perempuan asing yang seenaknya masuk rumah Sunghoon dan memasuki kamar lelaki itu.

"Jangan-jangan.."Jake menatap Sunghoon penuh selidik.

"Mulut"peringat sang empu yang sedang ditatap.

"Jadi siapa elah. Gak ada yang mau jelasin nih?"

Sunghoon dan Heeseung bertatapan, lalu keduanya mengangguk.

"Sebenernya gue manggil lo pada ada yang mau gue omongin"ujar Sunghoon menegakkan duduknya.

"Gue.."Sunghoon menjelaskan semua kepada ketiga temannya. Sebenarnya hanya Jay dan Jake, karena Heeseung sudah tau cerita lelaki itu.

"Wah parah lo Hun.."Jake tidak percaya dengan semua penjelasan Sunghoon, dia kecewa.

"Sebocor-bocornya gue, gak mungkin gue nyebar rahasia yang kyk gini... Segitu gak percayanya lo sama gue?"

"Dari awal gue nganterin lo ke rumah ini sebenernya gue udah curiga ada yang gak beres, tapi-ah gila gak bisa ber word-word lagi gue"ujar Jake dramatis membuat ketiga orang di hadapannya menatap datar lelaki itu.

"Lebay lo bocah ep ep"celetuk Jay meraup wajah Jake dengan telapak tangannya.

"Tangan lo asin anjing!"kesal Jake menatap kembarannya.

"Udahlah, itukan privasi dia, gak semua rahasia juga kan kita harus tau?"ucap Jay, sebenarnya dia juga kecewa, tetapi lelaki itu memakluminya. Rahasia Sunghoon bukanlah sesuatu yang bisa dibuat mainan, dia tau alasan Sunghoon tidak memberi tau dirinya dan Jake dari awal, karena mulut mereka suka lepas kendali.

"Tapi bang Heeseung dikasi tau?"rajuk Jake menunjuk Heeseung.

"Kita sama-sama dari SMA Jake, bang Heeseung udah gue anggep kyk abang sendiri"jelas Sunghoon membuat Heeseung tersenyum bangga menepuk pundak lelaki itu.

"Bang Heeseung lo anggep sodara, lah gue?"

"Maap gue gak terima beban hidup"

"Setan"

"Jadi-"perkataan Jay terhenti tatkala melihat seseorang yang baru saja keluar kamar.

"Mau kemana?"tanya Sunghoon.

"Ke rumah sakit"jawab Nabila tanpa menoleh sedikit pun.

"Gausah, di sana udah ada om Juan sama tante Ana yang jagain mama buat seminggu"ucap Sunghoon membuat Nabila menatap ke arahnya, tapi selanjutnya gadis itu mendelik membalikkan tubuhnya. Melihat ekspresi Nabila yang seperti itu, mereka semuanya mengernyit.

"Kenapa?"Sunghoon bangkit, lelaki itu mendekati Nabila yang masih berdiri membelakanginya di ruang tamu.

Namun Nabila tidak menjawab, gadis itu membalikkan tubuh Sunghoon agar membelakanginya, lalu wajahnya bersembunyi di punggung lelaki itu, menuntun sang empu yang masih terkejut hingga dirinya berhasil kembali masuk kamar dan segera mengunci pintu. Empat orang kelaki yang menyaksikan tingkah random Nabila dibuat bingung 7 kepayang.

"Bil, kenapa?"tanya Sunghoon mengetok pintu kamar, namun tidak ada jawaban sampai tiba-tiba

"Temen lo tuh suruh pake baju!"teriak Nabila dari dalam kamar.

A DESTINY || PARK SUNGHOONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang