AD XXVIII

11.5K 1.4K 215
                                    

"Mau kemana?"tanya Sunghoon pada Nabila yang keluar kamar dengan keadaan rapi.

"Ada urusan"jawab Nabila acuh berjalan ke ruang tamu.

"Kemana?"

"Harus banget lo tau?"bukannya menjawab, Nabila kembali bertanya membuat Sunghoon diam.

Tin tin

Suara klakson diluar sana membuat senyum Nabila merekah, ya, Sunghoon melihatnya.

Tanpa pamit Nabila keluar rumah, kembali menutup pintu dengan kasar membuat Sunghoon memejamkan matanya mendengar suara hantaman keras tersebut.

Sunghoon merasa dirinya sekarang lemah jika berhadapan dengan Nabila. Sebenarnya bisa saja lelaki itu memaksa agar Nabila menurut, tetapi ntah mengapa dia tidak bisa melalukan hal seperti dulu.

Sedangkan di balik pintu, wajah Nabila terlihat sendu, hatinya mengucapkan kata maaf berkali-kali. Rasa bersalah itu ada, tapi rasa sakit tentu lebih besar hingga menguasai dirinya.

.

.

.

"Loh? Ini rumah kamu kan?"tanya Jeno dibalas anggukan oleh Nabila, gadis itu mengeluarkan kunci dari dalam tas-nya, mengajak Jeno untuk masuk.

"Aku kira kamu bener-bener pindah, terus rumah ini dijual"ucap Jeno mengikuti langkah Nabila, namun gadis itu hanya tersenyum.

"Duduk kak"Nabila menyibak kain putih yang menutupi sofa, mempersilahkan Jeno untuk duduk.

"Rumah kamu memang gak ada yang nempati? Mama kamu mana?"lagi-lagi Jeno bertanya.

"Mama aku kerja di luar kota belum tau kapan pulang, makanya selama ini aku tinggal sama tante aku"

Bohong

Tentu saja Jeno mengetahui Nabila berbohong. Karena Jeno, bukanlah Jeno yangNabila kenal, tapi Jeno yang Sunghoon kenal.

"Kak Jeno gak aku buatin minum gapapa kan? Soalnya di sini gak ada apa-apa"ujar Nabila melihat-lihat dapurnya.

"Santai aja, aku bukan tamu"balas Jeno membuat mereka berdua terkekeh.

"Na, sini coba"Jeno menepuk tempat disebelahnya. Nabila mendekat, duduk di sebelah lelaki itu.

"Apa?"

"Happy birthday"ucap Jeno tersenyum hingga matanya membentuk bulan sabit, sangat indah.

Nabila terkekeh "Aku hitung udah sepuluh kali kakak ngucapin"perkataan Nabila membuat Jeno tertawa.

"Kakak mau ngomong apa?"Nabila meredakan tawanya, kembali bertanya pada Jeno.

"Aku mau ngomong sesuatu, tapi jangan disela"ucap Jeno diangguki Nabila.

"Beneran ya?"

"Iya"

"Janji?"

"Iya ish"Jeno terkekeh karena berhasil menjahili gadis di hadapannya.

"Oke oke serius"ekspresi wajah Jeno berubah, mata lelaki itu mengunci manik yang ditatapnya.

"Na.."panggil Jano lembut, tangan lelaki itu menggenggam telapak tangan Nabila.

"Kak.."Nabila tak enak, dia berusaha melepaskan genggaman tangan Jeno darinya.

"Sebentar aja, aku mau ngomong"ucap Jeno kembali menggenggam tangan Nabila.

"Na, kau tau kenapa aku deketin kamu dari jaman maba?"tanya Jeno dibalas gelengan oleh Nabila.

"E-enggak"

"Karena pertama liat kamu aku punya interest, aku ngerasa kamu orang yang tepat"Jeno tersenyum, mengelus punggung tangan Nabila dengan ibu jarinya, ntah mengapa hal itu membuat Nabila risih.

"Na.. Aku memang bukan yang terbaik buat kamu, tapi aku bakal berusaha jadi yang terbaik untuk kamu"

"Aku gak bakal basa-basi karena aku gak pinter ngerangkai kata-kata, tapi Na.. Bisa gak aku jadi orang penting di hidup kamu?"wajah Jeno semakin serius membuat Nabila gugup setengah mati.

"M-maksud kak Jeno?"

"Be mine?"

Nabila tersentak, jujur dia terkejut dengan pengakuan Jeno yang tiba-tiba, tapi..

Oh ayolah, kenapa saat-saat seperti ini yang terlintas dipikiran Nabila adalah wajah Sunghoon?

Mereka diam beberapa saat, Nabila masih enggan membuka suaranya sedangkan Jeno masih menanti jawaban gadis itu.

"Kak.."

"Ya?"

"Kalau untuk hubungan gak jelas kyk pacaran aku gak bisa, aku bener-bener gak bisa"Nabila menggeleng, melepaskan tangannya dari genggaman Jeno.

Jeno yang mendengar itu memperlihatkan raut kecewa, jujur dia belum siap mendengar kalimat penolakan dari Nabila.

"Tapi.."Jeno yang menunduk kembali mengangkat wajahnya menatap manik indah di hadapannya.

"Kakak mau nunggu aku kan?"

























Kalian lebih suka Nabila sama Jeno atau sama mas suami?





Tbc...

A DESTINY || PARK SUNGHOONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang