AD XV

12.6K 1.7K 101
                                    

Sunghoon sudah membuka matanya dari 15 menit yang lalu, tapi lelaki itu tidak berniat beranjak dari tempat tidur.

Ingatannya menerawang kejadian dimana ia meminum cairan yang sangat dibenci oleh margareta. Bukannya apa, dia hanya membayangka nasibnya jika wanita paruh baya itu mengetahui apa yang dilakukannya.

Nabila? Ntahlah, Sunghoon tidak melihat perempuan itu. Mungkin sudah ke kampus, pikirnya.

Merasa puas dengan pikiran-pikirannya, Sunghoon bangkit dari tempat tidur sontak memegangi kepalanya yang serasa mau pecah.

Seketika rasa penyesalan itu datang, kenapa dirinya berani menyentuh minuman itu untuk pertama kalinya?

.

.

.

"Jay mana?"tanya Sunghoon pada lelaki berdarah Aussie yang baru saja menghampirinya di kantin fakultas.

"Kelas. Gak mau ketemu sama lo katanya"panggil saja Jake——lelaki itu mengambil tempat dihadapan Sunghoon.

Sunghoon mengernyit "Kenapa? Emang gue salah apa?"

"Kinipi? Iming gii silih ipi?"Jake membeo dengan kesal.

"Semalem gue dimarahin bunda karena bawa pulang Jay yang gak mau berenti nangis"wajah Jake berubah masam. Dia masih ingat perkataan bundanya yang mengatainya tidak becus menjaga kembarannya. Hey, disini yang abang siapa?

"Terus?"

"Terus terus——heh kampret! lo gak inget?"tanya Jake yang dibalas gelengan oleh Sunghoon.

"Lo tuh kemaren malem mabok tuan muda Sunghoon.."

"Gue inget kalau gue hangov, tapi gue gak inget ngapain aja"jelas Sunghoon membuat Jake mendelik.

"Dih, udah berbuat maksiat malah gak inget"tutur lelaki itu.
"Gue gak tau masalah lo sama si Jeno-Jeno itu apa, yang jelas lo ngatain tu cowok brengsek, bajingan, bangsat, anjing, pokoknya khatam deh kamus peranjing-babian"jelas Jake membuat Sunghoon yang sedang meneguk minumnya hampir tersedak.

"Udah puas ngumpat lo malah deket-deket Jay, terus meluk dia sambil manggil nama cewek yang gue gak inget siapa namanya. Sabila atau Aqila gitu lupa gue"berhasil, penjelasan Jake berhasil membuat Sunghoon tersedak.

"Eh jangan mati dulu anjir, skripsi masih lama"Jake menepuk-nepuk pundak Sunghoon dengan wajah panik.

"T-terus?"sebenarnya Sunghoon ragu meminta penjelasan Jake selanjutnya, tapi dia juga penasaran.

"Jay yang sama hangover-nya kyk lo malah nangis karena lo pegang-pegang. Lo tau sendiri kelebihan tu anak, tetep inget detail kejadian walaupun teler. Beda sama lo yang minta dijelasin?"sindir Jake melirik Sunghoon.

Sunghoon menelan ludahnya susah payah. Bukan, pikirannya bukan tentang Jay, tapi Nabila.

Gue gak ngapa-ngapain kan?

"W-waktu lo nganter gue, di rumah gue ada siapa?"

"Gada sih, kosong. Oiya——KOK LO GAK BILANG SIH PINDAH RUMAH?! MASA CUMA BANG HISUNG YANG DIKASMMPP"

"Brisik Jake"

Pelakunya bukan Sunghoon, tapi Heeseung yang baru saja datang membekap mulut brisik Jake.

Dengan santai lelaki duduk disamping Jake, membuka laptopnya yang sudah merangkap sebagai sang pacar.

"Gak bimbingan bang?"tanya Sunghoon, tidak memperdulikan Jake yang masih mengatur nafas akibat mulutnya dibekap cukup lama oleh Heeseung.

"Pembimbing gue makan gaji buta, seleb banget anjir, harus gitu gue kejer-kejer kyk tukang kredit"dengan wajah kesal Heeseung membenarkan letak kacamatanya.

"Lagian lo lahir kecepetan sih, bareng kita kan kane"celetuk Jake. Mungkin dia mengira kalau mau lahir, manusia reques dulu dengan Tuhan.

Diam beberapa saat. Jake bermain game di ponselnya, Heeseung fokus dengan pacarnya, sedangkan Sunghoon hanya diam sesekali memandang Heeseung, ia ingin bertanya namun ragu.

"Lo pasti mau nanya kan?"ucap Heeseung tanpa mengalihkan atensinya.

Ntah mengapa lelaki itu terlihat keren. Matanya fokus memperhatikan setiap kata yang muncul di layar laptop, tangannya sibuk mengetik, tetapi mulutnya membicarakan hal di luar fokusnya.

"Bang, kemaren-"

"Bangun tidur masih pake baju kan?"tanya Heeseung.

"M-masih"

"Berarti aman, gak nyenggol"ujar lelaki itu.

"Lo gak bilang ke-"

"Engga, santai.."kata-kata Heeseung membuat Sunghoon bernafas lega.

Memang, yang mengetahui pernikahannya dengan Nabila hanya Heeseung. Bagaimana dengan si kembar Jay-Jake?
Memberitahu mereka sama saja dengan memberi pengumuman di alun-alun kota.

































Jujur berita baru-baru ini buat aku takut, sempet mikir mau unpublish work ini, tapi terlanjur sayang... Alur juga udah aku pikirin sampai end

Menurut kalian aku harus apain work iniT_T

A DESTINY || PARK SUNGHOONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang