8. Curhat

867 183 32
                                        

⫷รคภ๏รђเภเςђเг๏⫸
「Sτสrτ」
▶ ●────────亗









Kringg!

Shinichiro menoleh ke arah pintu yang terbuka, ia kira Wakasa yang datang ternyata Kokonoi. Pria dengan mata kucing itu tersenyum kecil ke arahnya dan di balas senyuman ramah juga oleh Shinichiro.

Kringg!

Kembali melihat ke arah pintu dan benar saja kali ini Wakasa yang datang dengan membawa sang anak-Tanya. Tanya tampak tersenyum kecil dan melambai ke arahnya, gadis kecil itu tampak di gendong oleh sang ayah.

"Kau gila ya membawa anakmu, ini sudah malam" Shinichiro lantas mengambil Tanya, di ciumnya pipi gadis kecil itu. Sementara Wakasa yang di marahi hanya mengangkat bahunya.

"Tanya susah tidur jadi ku ajak keliling tadi siapa tahu dia bisa tidur cepat, eh nggak ngantuk-ngantuk dia" Wakasa duduk di kursi. Terlihat sangat lega, bagaimana tidak ia sedari tadi mencoba menidurkan sang anak dengan berbagai macam cara tetapi Tanya tak mau terlelap.

"Jadi kau bawa dia kesini? Kenapa nggak tinggalin di rumah aja? Istri mu mana?" Shinichiro mengelus pelan kepala Tanya, mata bulan milik Tanya masih terang. Tak menunjukkan tanda-tanda bahwa gadis kecil itu akan terlelap sebentar lagi.

"Udah tidur, nggak tega aku mau banguninnya. Lagipula cuman ngurus anak sendiri nggak perlu lah sampai bangunin dia, dia juga udah capek jagain Tanya seharian sekarang giliran aku" Shinichiro mengangguk kecil, ia tersenyum kecut kala menyadari boneka yang anak Wakasa pegang.

"Sejak kapan Tanya-chan suka boneka Annabel?" Shinichiro melirik Wakasa yang kini hanya tertawa kecil.

"Kau harus liat kamar anak ku sih, boleh lah di jadiin tempat buat uji nyali" Wakasa tertawa saja jika mengingat kamar sang anak. Yang di hias sedemikian rupa oleh sang istri sehingga Wakasa sendiri tak berani memasuki kamar sang anak.

"Aku mau curhat sih sebenarnya, Tanya kutitip ke Izana ya?" Wakasa mengangguk saja. Yah selama anaknya tak menangis sih dia iya-iya saja.

Shinichiro akhirnya berjalan ke arah gerombolan geng Izana yang sedang nongkrong di depan bengkelnya.

"Izana"

Yang punya nama menoleh, lantas mengerutkan dahi kala Shinichiro menyodorkan seorang anak kecil ke arahnya. Menyadari wajah bertanya-tanya adiknya Shinichiro langsung menjelaskan.

"Jaga Tanya-chan sebentar ya, aku ada perlu dengan Wakasa" Izana lantas mengangguk, mengambil Tanya. Netra keduanya bertemu dan Izana mencoba tersenyum.

"Tanya-chan, halo" ia melambaikan tangannya yang di balas senyum kecil oleh Tanya. Izana dapat melihat boneka yang di pegang oleh gadis kecil itu. Ia tersenyum kecil dan menunjuk ke arah Ran.

"Lihat deh, bonekanya Tanya-chan mirip sama kakak yang itu"

Mari tinggalkan anak-anak Tenjiku yang sedang tertawa terpingkal-pingkal karena kata-kata Izana.

Shinichiro mendudukkan dirinya di sebelah Wakasa, hening menyelimuti kedua pria dewasa itu. Shinichiro menghela nafasnya pelan, ia lalu mengusap wajahnya kasar.

Epoch [SANO SHINICHIRO] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang