4.

939 187 19
                                    

⫷รคภ๏รђเภเςђเг๏⫸
「Sτสrτ」
▶ ●────────亗








(name) mengisi dengan cepat kertas ulangannya. Kembali mengingat kejadian tempo lalu. Sesaat setelah pelukan nya dan Shinichiro terlepas, pria itu menawarkan agar (name) menghabiskan waktu dengan menemani nya di bengkel saja.

Bahkan Shinichiro berkata jika gadis itu ingin membolos lagi (name) boleh ke bengkelnya. Agak sesat sih memang tapi nggak apa-apa, (name) suka.

(name) kini sedang duduk manis di kelas, mengerjakan ulangan harian bahasa Inggris. Jika mata pelajaran lain (name) mungkin tak pintar-pintar amat tetapi dalam bahasa Inggris jangan ragukan (name).

Gadis itu malah curiga, dia ini asli orang Jepang atau orang Inggris sih? Soalnya bahasa asing nya lebih bagus nilainya dari pada bahasa ibunya.

"Tinggal yang ini nih" (name) mengisi satu jawaban yang masih kosong. Memeriksa kembali kertas ulangan nya. Tak memperdulikan sekelilingnya. Ia kini bahkan duduk berjauhan dengan sang adik. Masih perang dingin dengan si bungsu.

"Yosh, nih" meletakkan kertas lembar jawaban nya di atas meja guru. Gadis itu mengambil tasnya dan berlari keluar kelas. Ia ingin ke bengkel Shinichiro!

"kak (name) mau ke mana?" gadis itu menoleh, melihat ke arah satu-satunya orang yang akan memanggilnya dengan sopan--Kakuchou.

"Hehe, mau ke tempat pacarku" jawabnya. (name) lekas memanjat dinding dan berlari dengan cepat. Meninggalkan para anggota Tenjiku yang mematung mendengar jawaban gadis bar-bar itu.

"Muchou!" Mochi memanggil temannya, pria jangkung yang awalnya tercengang itu lalu melirik. Wajahnya yang biasanya datar dan dingin kini tampak seperti orang bodoh-bodoh.

"Kau yakin nggak mau meriksa (name)? Dia sakit?" tanya nya. Muchou yang di tanyai seperti itu lantas menggeleng kecil. Otaknya masih sibuk memproses tentang 'pacar' yang (name) miliki.

"Seharusnya kita lebih mempertanyakan tentang orang yang mau 'dipacari' sama (name), bukan mempertanyakan (name) nya" Rindou buka suara. "Siapa tahu dia di manfaatkan sama itu cowok, terus (name) nggak sadar kalau dia di manfaatkan"

"Ah, nggak mungkin. Biarpun barbar tapi (name) itu pintar, dia pandai membaca situasi. Aku yakin (name) nggak sebodoh itu sampai bisa di manfaatkan" Izana mengibaskan tangannya. Ia membantah mentah-mentah pendapat Rindou.

"Dari pada penasaran kenapa nggak kalian ikutin aja si barbar itu?" Shion akhirnya buka suara.

"Mau diikutin juga kayaknya susah deh, biarpun perempuan dan badannya kecil tapi (name) larinya laju banget" Ran sedikit mengintip ke arah jalanan yang tadi di lalui (name). Bahkan gang yang bentuknya agak panjang itu sudah kosong.

"Tanya aja langsung ke (name) nya, ribet lu pada"

*⑅*❀⑅*❀⑅*❀⑅*❀⑅*❀⑅*⳾

"HAI PACAR! SAYA DATANG" (name) mendobrak dengan kasar pintu toko milik Shinichiro, hingga bel nya berbunyi sumbang. Tanpa rasa bersalah ia berjalan dengan senyum lebar ke arah Shinichiro. Sementara pria itu nampak agak kesal.

"(name)-chan, lain kali kalau datang jangan heboh begitu ya..lihat nih kepala ku kejedot" Shinichiro menunjuk ke arah kepalanya yang agak benjol. Karena dobrakkan pintu (name), Shinichiro yang agak kaget nggak sengaja kejedot. Sementara si pelaku meringis kecil, ia lalu berjalan cepat ke arah Shinichiro dan mengusap pelan kepala lelaki itu.

Epoch [SANO SHINICHIRO] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang