3. Bertemu

1K 202 19
                                    

⫷รคภ๏รђเภเςђเг๏⫸
「Sτสrτ」
▶ ●────────亗







(name) merengut kesal, menatap adiknya dengan sengit. Sementara adiknya--Kanato hanya menyengir saja, tak berani menatap kakak kembarnya yang terlihat murka. Biar di kata dirinya laki-laki tetapi tetap saja, kalau lawannya kakak sendiri Kanato mana berani.

"Jadi, Kanato. Ceritanya kan aku nyontek ke kau, nab kenapa nilai ku tujuh puluh sementara punya mu seratus?" (name) melotot. Yang paling muda masih jelalatan menatap ke arah sekelilingnya asalkan tidak menatap kakaknya.

"Ya, itu kak. Tadi Yuno bandingin jawabannya sama jawabanku---"

Brak

(name) menendang meja dengan keras hingga menyebabkan Kanato terlonjak pelan, ia menyatukan jari-jari tangannya--berdoa agar amarah kakaknya cepat mereda. Astaga, jika bukan di tempat umum ia pasti sudah menangis.

"--jadi jawaban yang salah aku benerin"

Kanato menelan salivanya kasar. Ia melirik ke arah Yuno meminta bantuan tetapi temannya itu lantas membuang muka dan menggeleng heboh. Yuno saja takut pada (name), mau sok-sokan ngebela Kanato pula.

"Lalu? Kalau kau ganti jawaban seharusnya kau bilang ke aku kan?" nada suara (name) semakin dingin saja, para murid lainnya hanya menonton saja. Tak ada yang berani melerai. Mulai terdengar pula bisikkan yang merendahkan (name).

"Ya--ya-- kakak usaha sendiri dong" jawabnya, suara Kanato mengecil. Ia takut kakaknya akan semakin marah. Tetapi (name) hanya menghela nafasnya pelan. Ia merobek kertasnya dan membuang nya sembarangan lalu berjalan ke luar kelas.

(name) merasa dirinya terlalu malas hanya untuk mengomel. Ia berjalan menjauh dari kelasnya sambil berfikir tempat mana yang bagus untuk di jadikan tempat membolos, hingga akhirnya ia mengingat bahwa gedung olahraga lama yang sudah tak terpakai adalah tempat yang bagus untuknya saat ini.

"Yo (name)! Kenapa mukamu masam gitu?" Muchou yang juga berniat ke arah gedung olahraga lama secara kebetulan berpapasan dengan (name), muka gadis itu nampak di tekuk dengan alis yang menukik tajam.

"Bukan urusanmu! Tiang listrik!" Muchou memutar matanya malas. Mulai merangkul (name), tangannya bergerak mencubit pelan pipi gadis itu.

"Berantem lagi sama Kanato? Jangan gitulah (name), kasian adekmu" Muchou menceramahi gadis itu. Sebagai sepupu dari si kembar yang sudah kenyang melihat pertengkaran kedua beradik itu dari kecil hingga besar Muchou kadangkala merasa kasihan terhadap Kanato.

(name) terlalu kejam kepada sang adik hanya karena mentang-mentang dia yang lahir terlebih dahulu.

"Diam ya Muchou! Sebelum kau yang ku pukul" (name) menghempaskan tangan kekar Muchou, ia berjalan cepat ke arah gedung lama. Memilih menaiki tangga satu persatu ke arah rooftop.

Brak

Menendang pintu yang sudah reyot itu hingga engselnya terlepas. Dapat dilihat nya anak-anak Tenjiku yang sedang merokok dan minum-minum di sana.

"Heh! Bukannya kalian pakai gudang lama ya?" (name) duduk bersila di dekat Kakuchou, mengambil satu kaleng cola yang belum terbuka dan meneguknya dengan rakus.

Anak-anak Tenjiku nggak mempermasalahkannya karena memang sudah biasa. Siapa sih di sekolah ini yang nggak kenal sama (name)? Gadis bar-bar yang kekuatannya nggak masuk akal.

Epoch [SANO SHINICHIRO] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang