19. Rindu

738 145 3
                                    

⫷รคภ๏รђเภเςђเг๏⫸
「Sτสrτ」
▶ ●────────亗








Hari ini hari pertama ujian kelulusan, (name) dan Kanato masuk ke dalam ruangan ujian yang sama. Untungnya kursi mereka juga nggak jauh-jauh banget jadi baik (name) dan Kanato nggak gugup. Soalnya masih punya orang yang di kenal di dalam ruang ujian itu.

"Isi yang betul ya kak, yang teliti" (name) yang sedari awal masuk udah bengong ngelihat ke luar jendela itu cuman berdehem kecil aja. Masih sibuk ngingat pelajaran yang dia pelajari kemarin.

Rasanya nggak semangat banget. Dia juga nggak ketemuan sama Shinichiro udah hampir seminggu soalnya dia fokus belajar. Mamanya juga ngewanti-wanti dia katanya jangan mentang-mentang setelah lulus sekolah dia udah punya plan jadi dia mau santai-santai aja. Yuri nggak mau ngelihat hasil yang jelek.

Lamunan (name) buyar sewaktu pengawas masuk ke dalam kelasnya. Dia mulai duduk tegap dan udah siap buat ngisi kertas polos itu.

"Waktunya dua jam, kerjakan dengan teliti ya. Di mulai dari sekarang"

⋆┈┈. ゚ ❃ ུ ❀ ུ ❁ ུ ❃ ུ ❀ ུ

Sementara Shinichiro yang ada di bengkel sibuk main sama Tanya dan Kenzo. Anaknya Wakasa dan Benkei itu di bawa sama bapaknya jalan-jalan ke bengkel Shinichiro.

"Kawaii ada urusan sama beberapa kelompok yakuza rekan bisnis papa nya yang dulu, jadi ya Kenzo ku bawa lari dulu. Bisa bahaya kalau sampai mereka ngelihat bentukan anakku" Shinichiro dan Wakasa yang mendengar itu lantas menatap kasihan kepada Benkei.

"Susah juga ya jadi Kenzo-kun, masih kecil aja hidupnya udah nggak tenang" Wakasa memperhatikan anak kecil yang badannya lebih kecil dari Tanya itu. Biarpun masih kecil dan masih belum punya dosa besar tapi karena garis keturunannya Kenzo jadi punya banyak musuh yang selalu mengincar dia. Nasib terlahir dari keluarga terkenal ya begini.

"Eh, Tanya dan Kenzo beda berapa bulan ya? Setahun kan?" Shinichiro mengalihkan pembicaraan begitu melihat senyum kecut Benkei.

"Nggak sampai setahun, kalau nggak salah beda sepuluh atau sebelas bulan aja gitu. Soalnya kalau nggak salah Tanya sembilan bulan di dalam perut, Kawaii udah dua bulan hamil, iya nggak sih?" Wakasa yang kini paling hapal tentang kejadian masa lalu mulai menerka.

"Iya, pokoknya nggak sampai setahun bedanya"

"Tapi badannya agak besaran Tanya ya, Kenzo bentuk tubuhnya nurun dari Kawaii nih. Kecil" ketiga orang dewasa itu masih memperhatikan kedua anak kecil yang sibuk main itu--mereka mainnya puzzle, punya Tanya. Entahlah Shinichiro dan Benkei nggak paham sama anaknya Wakasa yang semua mainannya bukan mainan untuk anak umur tiga tahun:)

Kemarin boneka Annable sekarang puzzle. Besok-besok apa lagi?

"Ngomong-ngomong Shin, rencananya nanti kalau udah nikah mau punya anak berapa?" Shinichiro menoleh ke arah Wakasa. Anak ya? Dia belum ngomong sejauh ini sih sama (name).

"Aku kepinginnya anak yang sepasang aja sih, satu laki-laki sama satu perempuan udah gitu aja. Tapi lihat deh nanti, punya anak juga kan harus minta persetujuan sama (name) nya juga. Kan yang hamil disini dia" Wakasa dan Benkei yang mendengar itu mengangguk kecil. Sebagai orang yang lebih berpengalaman dari Shinichiro mereka paham, hamil itu nggak mudah.

Manjanya, ngeselinnya, morning sicknessnya, NGIDAM nya. Itu semua berat tuh.

"Tapi, ya Shin. (name)-chan kan ada keturunan kembarnya, katanya orang kalau hamil kembar itu susah loh Shin" Shinichiro yang baru pertama kali mendengar fakta itu menoleh kaget ke arah Wakasa.

Epoch [SANO SHINICHIRO] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang