⫷รคภ๏รђเภเςђเг๏⫸
「Sτสrτ」
▶ ●────────亗(name) mengambil jaketnya yang ada di balik pintu, ia mulai menuruni tangga dan menyapa ringan sang Ibu. Yuri yang melihat sang anak turun tangga dengan memakai jaket pun lantas mengernyit. Loh, ini anaknya mau kemana? Badannya juga belum sehat banget udah mau keluyuran aja.
"Mau kemana kak? Malam-malam begini, kan kamu masih sakit juga" Yuri menghampiri anaknya yang sedang memasang sepatu. Memperhatikan si sulung yang kini tersenyum kecil ke arah nya.
"Mau ke minimarket dulu, Ma. Mau beli pembalut soalnya pembalut ku udah habis. Tapi kalau Mama masih punya pembalut aku nggak jadi beli nih" (name) menatap Ibunya yang kini memasang pose berfikir. Wanita itu lantas menggeleng kecil.
"Nggak ada nak, kayaknya punya Mama juga udah habis deh" Yuri mengangguk singkat. Seingatnya pembalut nya sudah habis bertepatan dengan hari terakhirnya datang bulan kemarin.
"Beli dua bal aja ya sekalian, tunggu Mama ambilin uangnya dulu" Yuri berjalan masuk ke dalam kamarnya. Ia kembali dengan cepat sambil membawa dompet nya.
"Ini uangnya, beli dua bal sekalian ya kak. oh iya kak kamu nggak mau pergi sama Kanato? Mama bangunin deh dia. Badanmu masih agak panas kan? Nanti cepat baliknya ya!" (name) senyum saja, menanggapi pertanyaan Yuri. dia kadang bingung sama Mamanya ini topik pembicaraannya kok bisa melompat-melompat? Dia kan jadi pusing mau jawab yang mana dulu.
"Nggak apa-apa Ma, Kanato kayaknya capek banget deh itu nggak tega aku mau banguninnya. Aku juga cuman mau beli pembalut aja pasti cepat kok baliknya" Yuri mengangguk singkat saja. Ia lalu mengantar sang anak sampai ke depan gerbang rumah mereka.
"Hati-hati ya kak! Jangan singgah kemana-mana lagi!" (name) balik badan dan mengacungkan jempolnya. Yuri entah kenapa merasa tak tenang, ia mengelus dadanya yang terasa aneh.
"Duh, kenapa ya? Kok rasanya gelisah?"
⋆┈┈. ゚ ❃ ུ ❀ ུ ❁ ུ ❃ ུ ❀ ུ
Kakuchou berjalan cepat memasuki markas Tenjiku, ia lantas berjalan ke arah ruangan yang sudah pasti terdapat Izana di dalamnya. Mengetuk pintu dengan sopan, hingga saat suara Izana terdengar mengizinkan nya untuk masuk Kakuchou lantas membuka pintu.
"Izana ada laporan dari anak buahku, katanya mereka melihat Mito ada di dekat rumah (name)." Izana yang awalnya sibuk berlatih dengan menggunakan samsak tinju lantas berhenti. Ia menyugar kebelakang rambutnya yang lepek karena keringat.
"Ngapain dia di sana?" Izana mengelap keringat yang membasahi tubuhnya menggunakan handuk. Kakuchou menggeleng saja menanggapi nya.
Drrtt...
Drrtt...Kakuchou membuka ponselnya yang bergetar, lantas mengernyitkan dahi kala membaca pesan tersebut. Dan ekspresi Kakuchou tak luput dari perhatian Izana.
"Kenapa?" Izana masih setia memperhatikan Kakuchou yang kini mengantongi ponselnya.
"Laporan terbaru dari anak buahku, katanya (name) sedang keluar rumah dan Mito mengikutinya dari belakang"
Izana menggeram kecil mendengarnya, ia yakin Mito pasti akan berbuat yang tidak-tidak pada (name). Izana lantas mengambil bajunya dan berjalan cepat ke arah motornya.
"Kakuchou ikut aku, entah kenapa aku yakin jalang itu akan berbuat yang tidak-tidak pada (name)" Kakuchou mengangguk, ia lantas duduk di jok belakang motor Izana. Menuntun boss nya itu ke alamat yang dikirimi oleh anak buahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Epoch [SANO SHINICHIRO]
Storie breviShinichiro, pria yang selalu di tolak oleh wanita. Berkali-kali Shinichiro menyatakan perasaan kepada wanita yang disukainya tetapi ia selalu di tolak. Tetapi, saat kebalikan menghampirinya Shinichiro tak tahu harus berbuat apa. Sebuah periode dala...