12. Sakit

853 161 12
                                    

⫷รคภ๏รђเภเςђเг๏⫸
「Sτสrτ」
▶ ●────────亗













Hana memasuki rumahnya dengan tergesa-gesa, ia lantas mengunci pintu dan menutup jendela. Wajahnya terlihat panik, ia lalu memasuki kamarnya di mana ada Mito di sana yang sedang mengelap lantai.

"Astaga Mito, sudah kubilang untuk tidak melakukan hal seperti ini. Biarkan saja" Hana membantu Mito untuk berdiri, ia lalu mendudukkan wanita itu di atas kasur. Hana mengatur nafasnya, ia lantas ikut duduk di sebelah Mito.

"Kau jangan keluar, anggota Tenjiku ada di mana-mana dan mereka sedang mencari mu" Mito menegang mendengar penuturan temannya. Ia lantas berjalan pelan ke arah jendela dan mengintip ke arah luar. Terlihat ada beberapa berandal dengan seragam berwarna merah yang sedang berbicara di luar sana.

Di sana juga ada salah satu pendiri Tenjiku, Madarame Shion. Sedang memerintah anak buahnya. Mito lantas menutup jendela, berhenti untuk mengintip sebelum ketahuan. Ia lalu menatap ke arah Hana yang kini menatapnya cemas.

"Jangan keluar rumah, Mito. Kalau kau butuh apa-apa katakan saja padaku" Hana menggenggam tangan sang teman. Ia benar-benar khawatir dengan keadaan Mito.

Sementara wanita itu hanya menghela nafasnya pelan. Sangat sulit jika hidupmu berurusan dengan Kurokawa Izana. Mito ingat, jika dulu selingkuhannya bukanlah orang kaya ia pasti sudah lama mati. Beruntung selingkuhannya kala itu amat sangat kaya hingga saat Mito berkata bahwa ia ingin keluar negeri untuk liburan berdua si selingkuhan sama sekali tak curiga.

Tak tahu saja ia bahwa itu alibi Mito agar dia bisa terbebas dari hukuman Izana.

"Terima kasih Hana, sungguh aku tak paham lagi bagaimana caraku untuk membalas budi padamu"

Mereka berpelukan, Mito tersenyum getir. Ia memeluk Hana dengan erat.

"Aku sangat beruntung karena memiliki sahabat seperti mu Hana. Terima kasih"

⋆┈┈. ゚ ❃ ུ ❀ ུ ❁ ུ ❃ ུ ❀ ུ

Sesuai kesepakatan nya bersama Shinichiro semalam Yuri menelepon pihak sekolah dan berkata kepada wali kelas sang anak bahwa anaknya hari ini tak masuk sekolah karena sakit. Yuri tak bohong kok, pagi-pagi saat ia memasuki kamar anak gadisnya suhu tubuh (name) tinggi.

Yuri menghela nafas pelan. Ia meletakkan kompresan di dahi (name). Mengelus pelan puncak kepala sang anak.

Hingga bunyi bel menginterupsi kegiatan nya, Yuri lantas turun ke bawah dan membuka pintu. Begitu dilihat nya Shinichiro yang datang berkunjung lantas di persilahkannya pria itu untuk masuk.

"Bagaimana keadaan (name) nya, Nyonya Hyakuzawa?" Shinichiro bertanya, ia penasaran dan sangat khawatir dengan keadaan sang gadis.

"(name) nya sakit, badannya panas" Shinichiro lantas menghela nafas pelan mendengar jawaban Yuri. Ia menoleh ke arah wanita itu kala merasakan tepukan di pundaknya.

"Oh iya calon mantu, jangan panggil Nyonya. Panggil Mama aja ya" Shinichiro tertawa kecil, lantas mengangguk mengiyakan permintaan Yuri.

"Siap, Ma" Yuri tertawa pelan.

"Langsung masuk aja gih ke kamar (name) sana, Mama mau minta jadwal ketemuan dulu sama dokter keluarga" Shinichiro mengangguk, ia berjalan cepat menuju kamar (name). Begitu membuka pintu hal pertama yang ia lihat adalah (name) yang seluruh tubuhnya tertutup selimut.

Ia lantas mendekat dan duduk dengan perlahan di sudut kasur (name). Mengelus surai kelam (name). Jujur saja, melihat (name) yang tertidur dengan keadaan menggigil begini Shinichiro tak tega. Ia rasanya rindu akan gombalan receh yang selalu gadis itu lontarkan.

Epoch [SANO SHINICHIRO] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang